Pengertian Integritas Pribadi Kejujuran

keuntungan dirinya. Kata jujur identik dengan “benar” yang laan katanya adalah “bohong”. Makna jujur lebih jauh dikorelasikan dengan kebaikan kemaslahatan. Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat. Yunus 2012:67 mengemukakan bahwa jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Menurut Mustari 2014:11, jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain. Dalam suatu percakapan pernyataan dapat betul-betul benar dan akan menjadi tidak jujur jika niatan dari pernyataan itu adalah untuk membohongi pendengarnya. Sebaliknya, kepalsuan dapat dikatakan secara jujur jika sang pembicara sebetulnya mempercayainya menjadi benar, mengasumsikan sang pembicara menolak atau menekan bukti. Sebaliknya, kebohongan dapat didefinisikan semata-mata sebagai perilaku yang dilakukan dengan niatan untuk mengelabui atau memanipulasi kebenaran. Sedangkan menurut Pupuh, Suryana, dan Fenny 2013:107, jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Komponen-komponen Karakter yang Baik

Filosofi Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan tingkah laku yang benar, tingkah laku yang benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Dalam buku Lickona, 2008:74 terdapat komponen-komponen karakter yang baik yaitu: yang pertama pengetahuan moral yang terdiri dari kesadaran moral, mengetahui nilai-nilai moral, pengambilan perspektif, penalaran moral, pengambilan keputusan, dan pengetahuan diri; yang kedua perasaan moral yang terdiri dari hati nurani, penghargaan diri, empati, menyukai kebaikan, kontrol diri, dan kerendahan hati; yang ketiga aksi moral yang terdiri dari kompetensi, kemauan, dan kebiasaan. a. Pengetahuan Moral 1 Kesadaran moral Kesadaran moral adalah kendala untuk bisa mendapatkan informasi. Dalam membuat penilaian moral, sering kali kita tidak bisa memutuskan mana yang benar sampai kita mengetahui keadaan yang sesungguhnya. 2 Mengetahui nilai-nilai moral Nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kemerdekaan, bertanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas kasih, kedermawaan, dan keberanian adalah faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik. Jika disatukan, seluruh faktor ini akan menjadi warisan moral yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melek etis menuntut adanya pengetahuan terhadap semua nilai ini. 3 Pengambilan perspektif Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka akan berpikir, bereaksi, dan merasa. Ini adalah prasyarat bagi pertimabangan moral: kita tidak dapat menghormati orang dengan baik dan bertindak dengan adil terhadap mereka jika kita tidak memahami mereka. 4 Penalaran moral Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang bermoral dan mengapa kita harus bermoral. Penalaran moral telah menjadi fokus sebagian besar riset psikologi perkembangan moral abad ini. 5 Pengambilan keputusan Keterampilan pengambilan keputusan reflektif adalah kemampuan memikirkan langkah yang mungkin akan diambil seseorang yang sedang menghadapi persoalan moral. 6 Pengetahuan diri Memahami diri sendiri merupakan pengatahuan moral yang paling sulit untuk dikuasai, tapi penting bagi pengembangan karakter. Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan kelemahan karakter kita dan mengetahui cara untuk memperbaiki kelemahan tersebut. b. Perasaan Moral 1 Hati nurani Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun kita dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan kita merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. 2 Penghargaan diri Apabila kita memiliki penghargaan diri yang sehat, kita akan dapat menghargai diri sendiri. Dan, jika kita menghargai diri sendiri, maka kita akan menghormati diri sendiri. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi kita untuk merusak tubuh atau pikiran kita atau membiarkan orang lain merusaknya. 3 Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. Empati memungkinkan kita keluar dari kulit kita dan masuk ke kulit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabupaten Bantul.

0 0 232

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 169

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi akuntansi dengan motivasi belajar dan kecerdasan emosional siswa

0 0 158