Komunikasi Efektif Keterampilan Berkomunikasi
dengan etika, integritas selalu dirujuk pada kejujuran, kepercayaan, atau ketepatan dari tindakan seseorang dan dikontraskan dengan
kemunafikan atau bermuka dua. Yaumi 2014:66 juga menjelaskan bahwa integritas adalah integrasi antara etika dan moralitas, semakin
terintegrasi, semakin tinggi level integritas yang ada. Dengan demikian, integritas dapat menghasilkan sifat keteladanan seperti
kejujuran, etika, dan moral. Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada salah satu sifat
keteladanan dalam integritas yaitu kejujuran. Dalam proses pembelajaran, kejujuran siswa sangat perlu untuk diperhatikan,
misalnya saat sedang mengikuti kegiatan belajar-mengajar ataupun saat ujian sedang berlangsung. Sehingga sekolah perlu membuat suatu
program guna untuk menumbuhkan kejujuran siswa. Makna jujur menurut Dharma, Cepi, dan Johar 2011:16, jujur
merupakan sebuah karakter yang kami anggap dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Jujur dalam kamus Bahasa Indonesia dimaknai dengan lurus hati, tidak curang. Dalam pandangan umum, kata jujur sering
dimaknai “adanya kesamaan antara realitas kenyataan dengan ucapan’’, dengan kata lain “apa adanya”. Jujur sebagai sebuah nilai
merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan dalam bentuk perasaan, kata-kata, dan perbuatan bahwa realitas yang ada tidak
dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keuntungan dirinya. Kata jujur identik dengan “benar” yang laan katanya adalah “bohong”. Makna jujur lebih jauh dikorelasikan
dengan kebaikan kemaslahatan. Kemaslahatan memiliki makna kepentingan orang banyak, bukan kepentingan diri sendiri atau
kelompoknya, tetapi semua orang yang terlibat. Yunus 2012:67 mengemukakan bahwa jujur merupakan
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Menurut Mustari 2014:11, jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain. Dalam suatu
percakapan pernyataan dapat betul-betul benar dan akan menjadi tidak jujur jika niatan dari pernyataan itu adalah untuk membohongi
pendengarnya. Sebaliknya, kepalsuan dapat dikatakan secara jujur jika sang pembicara sebetulnya mempercayainya menjadi benar,
mengasumsikan sang pembicara menolak atau menekan bukti. Sebaliknya, kebohongan dapat didefinisikan semata-mata sebagai
perilaku yang dilakukan dengan niatan untuk mengelabui atau memanipulasi kebenaran. Sedangkan menurut Pupuh, Suryana, dan
Fenny 2013:107, jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI