yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran serta
bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.
F. Kerangka Berpikir
Dalam bukunya Kunandar 2008:125, kurikulum 2006 atau KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Kurikulum 2006 dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah atau madrasah di
bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Depag Kabupaten atau Kota untuk Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan atau
Kantor Depag untuk Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus. Keuntungan yang dapat diraih guru dengan kurikulum 2006 atau
KTSP ini adalah keleluasaan memilih bahan ajar dan peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya. Berdasarkan uraian di atas, maka berdasarkan kurikulum 2006 guru
dapat menggunakan atau melaksanakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Selain itu, dalam salah satu prinsip pengembangan kurikulum
2006 atau KTSP yaitu dijelaskan bahwa relevan dengan kebutuhan kehidupan, maka dalam pengembangan kurikulum 2006 dibutuhkan
adanya pendekatan pembelajaran kontekstual, di mana pembelajaran kontekstual tersebut memungkinkan siswa untuk terus kreatif dalam
mengembangkan kemampuannya. Di dalam pembelajaran kontekstual sumber belajar siswa tidaklah hanya terpacu pada buku, namun siswa
dapat mengkaitkannya dalam kehidupannya sehari-hari atau dalam konteks dunia nyata.
Menurut Blanchard, Berns, dan Erickson Kokom, 2011:6 pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja. Sementara
itu Hull’s dan Sounders Kokom, 2011:6 menjelaskan di dalam pembelajaran kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna
antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata. Siswa menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan, dan
keterhubungan. Pembelajaran kontekstual menghendaki kerja dalam sebuah tim, baik di kelas, laboratorium, tempat kerja, maupun bank.
Pembelajaran kontekstual menuntut guru mendesain lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh prinsip atau tujuh
pilar, yaitu: konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dengan pembelajaran