80 pendiriannya; e Manusia modern lebih banyak berorientasi ke masa kini dan
masa mendatang yang merupakan suatu “sequence”; f Manusia modern senantiasa harus menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yakin
bahwa potensi tersebut akan dapat dikembangkan; g Manusia modern adalah manusia yang peka perencanaan; h Manusia modern tidak pasrah pada nasib;
i Manusia modern percara kepada keampuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, di dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia; j Manusia modern
menyadari dan menghormati hak-hak, kewajiban-kewajiban serta kehormatan pihak lain. Dari pemikiran di atas para ahli belum mampu menunjukkan bahwa
masyarakat yang tengah memodernisasi dirinya memeerlukan manusia modern.Bila ini dapat ditunjukkan, maka perlu mengetahui selanjutnya mengenai
sejauh mana kemodernan individu itu diperlukan, dan apa akibat kemodernan individu itu terhadap masyarakat.
2 Karakteristik Masyarakat Modern
Selo Soemardjan dalam Pujiwati Sajogyo, 1985, menyatakan beberapa ciri masyarakat modern adalah: a Hubungan antara manusia terutama didasarkan
atas kepentingan-kepentingan pribadi; b Hubungan dengan masyarakat- masyarakat lain dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh-
mempengaruhi, kecuali mungkin penjagaan rahasia penemuan-penemuan baru; c Kepercayaan kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat; d Masyarakat tergolong-golong menurut bermacam-macam profesi serta keahlian
yang masing-masing dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga pendidikan, ketrampilan dan kejuruan; e Tingkat pendidikan formal adalah tinggi
dan merata; f Hukum yang berlaku pada pokoknya hukum tertulis yang sangat kompleks; g Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasaran yang
didasarkan atas penggunaan uang dan alat-alat pembaharuan lain.
5. Faktor Pendorong dan Penghambat terjadinya Modernisasi 1 Faktor Pendorong terjadinya Modernisasi
Pada dasarnya modernisasi menyangkut perkembangan persepsi, nilai dan mentalitas, pengembangan organisasi dan manajemen, pengembangan
masyarakat dan lingkungan alam, serta pengembangan teknologi dan peralatan
81 yang fungsional dan dinamis. Modernisasi merupakan persoalan yang harus
dihadapi masyarakat, oleh karena prosesnya meliputi bidang yang sangat luas, bahkan menyentuh nilai-nilai kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya
sudah tentu ada sebagian msyarakat yang menerima dan menolaknya dan hal ini sangat bergantung pada sikap dan nilai, kemampuan menunjukkan manfaat
unsur-unsur baru serta kesepakatannya dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Penerimaan dan penolakan tersebut sudah tentu dilandasi oleh sikap dan
nilai-nilai tertentu, yang dapat dikategorikan ke dalam faktor-faktor pendorong dan penghambat modernisasi.
Adapun faktor-faktor yang mendorong modernisasi dalam suatu megara atau masyarakat adalah: a Keterbatasan kondisi dan potensi suatu masyarakat
dalam menghadapi masalah dan tantangan zaman yang semakin rumit dan berat mendorong
setiap bangsa
menjalankan modernisasi
sebagai upaya
meningkatkan kulaitas hidupnya, kekuatan, dan dinamikanya melalui akulturasi, dan adaptasi kepandaian serta kemampuan bangsa lain yang berhasil maju; b
Sikap sekelompok masyarakat sebagai “elit baru” yang berperan sebagai agen perubahan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat ; c pemerintah juga
memegang peranan penting dalam menyediakan persyaratan sosial, politik dan ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan modernisasi.
2Faktor Penghambat Modernisasi
Setiap usaha untuk memasukkan unsur-unsur baru dalam suatu masyarakat pasti akan mengalami reaksi dari berbagai golongan masyarakat yang merasa
dirugikan. Kekuatan menentang oleh menentang oleh masyarakat itu mempunyai pengaruh negatif, atau menghambat terhadap kemungkinan berhasilnya proses
modernisasi. Untuk keberhasilan modernisasi, faktor-faktor penghambat tersebut perlu diidetifikasi, sehingga proses pelembagaan menjadi lancar.
Menurut Kuntjaraningrat 1983 beberapa sifat kelemahan dalam mentalitas yang bersumber pada kehidupan penuh keragu-raguan dan kehidupan tanpa
pedoman dan tanpa orientasi yang tegas adalah: 1 Sifat mentalitas yang meremehkan mutu. Sifat mentalitas ini muncul antara lain disebabkan oleh
sistem pendidikan kita yang tidak disertai dengan perlengkapan sewajarnya dari prasarana-prasarana pendidikan; 2 Sifat mentalitas yang suka menerabas.