126
6. Jenis-Jenis Bahan Ajar Jenis bahan ajar dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokan.
Koesnandar 2008,
jenis bahan
ajar berdasarkan subjeknya terdiri dari dua jenis
antara lain: a bahan ajar yang sengaja dirancang
untuk belajar,
seperti buku,
handouts, LKS dan modul; b bahan ajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar, misalnya kliping,
koran, film, iklan atau berita. Koesnandar juga menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya, maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas tiga
kelompok yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas 2008: 11 mengelompokkan bahan ajar menjadi empat kategori, yaitu bahan
ajar cetak printed antara lain handout, buku,
modul, lembar
kegiatan siswa, brosur, leaflet,
wallchart, fotogambar,
dan modelmaket.
Bahan ajar dengar audio antara lain kaset, radio, piringan
hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar audio visual seperti video compact disk, dan film. Bahan ajar multimedia interaktif
interactive teaching material seperti CAI Computer Assisted Instruction, compact disk CD multimedia pembelajaran interaktif dan bahan ajar
berbasis web web based learning material. Menurut jenisnya, bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam 4 jenis
yakni bahan cetak material printed seperti handout, modul, buku, lembar kerjasiswa, brosur, fotogambar dan model. Bahan ajar dengar seperti
kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio. Bahan ajar pandang
127 dengan seperti video compact disk dan film. Bahan ajar interaktif seperti
compactdisk interakti
7. Keberadaan bahan ajar dalam pembelajaran
Bahan ajar memiliki posisi yang sangat penting dalam pembelajaran, yaitu sebagai representasi wakil dari penjelasan guru di depan kelas. Di sisi
lain, bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penyusunan
bahan ajar hendaklah berpedoman pada standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, dan standar kompetensi lulusan SKL. Bahan ajar
yang disusun tanpa berpedoman pada KI, KD, dan SKL, tentu tidak akan memberikan banyak manfaat kepada peserta didik.
8. Prinsip dan Prosedur Penyusunan Bahan Ajar
Ada tiga prinsip yang diperlukan dalam penyusunan bahan ajar. Ketiga prinsip itu adalah relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Relevansi artinya
keterkaitan atau berhubungan erat. Konsistensi maksudnya ketaatasasan atau keajegan
– tetap. Kecukupan maksudnya secara kuantitatif materi tersebut memadai untuk dipelajari.
Prinsip relevansi atau keterkaitanberhubungan erat, maksudnya adalah materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan oleh guru adalah menghafalkan fakta, maka materi yang harus disajikan adalah
berupa fakta-fakta. Sebaliknya, jika kompetensi dasar menuntut kemampuan dalam melakukan sesuatu, maka materi pelajarannya adalah
prosedur atau cara melakukan sesuatu. Begitulah seterusnya. Prinsip konsistensi adalah ketaatasasan dalam penyusunan bahan ajar.
Misalnya, kompetensi dasar meminta kemampuan siswa untuk menguasai tiga macam konsep, materi yang disajikan juga tiga macam. Umpamanya
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa adalah menyusun paragraf deduktif, materinya sekurang-kurangnya pengertian paragraf deduktif, cara