Faktor Pendorong dan Penghambat terjadinya Modernisasi 1 Faktor Pendorong terjadinya Modernisasi
81 yang fungsional dan dinamis. Modernisasi merupakan persoalan yang harus
dihadapi masyarakat, oleh karena prosesnya meliputi bidang yang sangat luas, bahkan menyentuh nilai-nilai kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya
sudah tentu ada sebagian msyarakat yang menerima dan menolaknya dan hal ini sangat bergantung pada sikap dan nilai, kemampuan menunjukkan manfaat
unsur-unsur baru serta kesepakatannya dengan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Penerimaan dan penolakan tersebut sudah tentu dilandasi oleh sikap dan
nilai-nilai tertentu, yang dapat dikategorikan ke dalam faktor-faktor pendorong dan penghambat modernisasi.
Adapun faktor-faktor yang mendorong modernisasi dalam suatu megara atau masyarakat adalah: a Keterbatasan kondisi dan potensi suatu masyarakat
dalam menghadapi masalah dan tantangan zaman yang semakin rumit dan berat mendorong
setiap bangsa
menjalankan modernisasi
sebagai upaya
meningkatkan kulaitas hidupnya, kekuatan, dan dinamikanya melalui akulturasi, dan adaptasi kepandaian serta kemampuan bangsa lain yang berhasil maju; b
Sikap sekelompok masyarakat sebagai “elit baru” yang berperan sebagai agen perubahan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat ; c pemerintah juga
memegang peranan penting dalam menyediakan persyaratan sosial, politik dan ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan modernisasi.
2Faktor Penghambat Modernisasi
Setiap usaha untuk memasukkan unsur-unsur baru dalam suatu masyarakat pasti akan mengalami reaksi dari berbagai golongan masyarakat yang merasa
dirugikan. Kekuatan menentang oleh menentang oleh masyarakat itu mempunyai pengaruh negatif, atau menghambat terhadap kemungkinan berhasilnya proses
modernisasi. Untuk keberhasilan modernisasi, faktor-faktor penghambat tersebut perlu diidetifikasi, sehingga proses pelembagaan menjadi lancar.
Menurut Kuntjaraningrat 1983 beberapa sifat kelemahan dalam mentalitas yang bersumber pada kehidupan penuh keragu-raguan dan kehidupan tanpa
pedoman dan tanpa orientasi yang tegas adalah: 1 Sifat mentalitas yang meremehkan mutu. Sifat mentalitas ini muncul antara lain disebabkan oleh
sistem pendidikan kita yang tidak disertai dengan perlengkapan sewajarnya dari prasarana-prasarana pendidikan; 2 Sifat mentalitas yang suka menerabas.
82 Mentalitas menerabas itu pada dasarnya dapat disamakan dengan “mentalitas
mencari jalan paling gampang”. Hal ini disebabkan karena sebelum seorang ahli, yang terpadai sekalipun, mendapat kemantapan dalam suatu tahap tertentu dari
keahliannya, ia sudah disedot ke atas untuk tugas-tugas yang baru; 3 Sifat tak percaya kepada diri sendiri. Sifat ini rupanya merupakan konsekuensi dari
serangkaian kegagalan, terutama dalam bidang usaha pembangunan yang dialami oleh bangsa Indonesia; 4 Sifat tak berdisiplin murni. Mungkin sifat itu
disebabkan karena dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak-anak Indonesia secara tradisional, anak-anak dibiarkan berkeliaran, mencari irama hidupnya
sendiri tanpa disiplin dan irama pembagian waktu sehari-hari yang ketat ; 5 Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tanggungjawab yang kokoh. Sifat ini
dapat dikembalikan pada nilai-nilai budaya tradisional yang terlampau banya berorientasi vertikal, sehingga tanggungjawab terhadap kewajiban hanya kuat
apabila ada pengawasan yang keras dari atas.