Pengertian Masalah Sosial Uraian Materi

63 yang dianggap suatu pelanggaran dan penyimpangan terhadap nilai, norma dan standar sosial tertentu.

3. Perspektif dalam Studi Masalah Sosial

Dengan mengetahui perspektif atau sudut pandang dalam studi masalah sosial, pada akhirnya akan mempengaruhi seseorang dalam melihat masalah sosial serta cara-cara dan pendekatan yang dipakai, guna memecahkan masalah. Untuk itulah di sini akan dibahas enam perspektif dalam mempelajari masalah sosial menurut Julian dalam Soetomo 1995:6, yaitu perspektif : a. Patologi sosial Perspektif ini berpikiran dari asumsi bahwa masyarakat merupakan suatu organisme yang memiliki seperangkat kebutuhanfungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal tetap langgeng. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat berkembang keadaan yang bersifat patologis sakit. Pendapat lain mengatakan bahwa masalah sosial timbul dari kegagalan masyarakat dalam menyesuaikan dengan berbagai tuntutan yang selalu berkembang, serta kegagalan dalam melakukan penyesuaian antar bagian dari masyarakat. Untuk itu masyarakat yang sehat mampu mewujudkan socialadjusment, sedang masyarakat yang sakit terjadi suatu kondisi socialmal-adjusment. Dalam kehidupan sehari-hari, mal-adjusment dapat dilihat pada level individu maupun kelompokmasyarakat dan keduanya bisa saling mempengaruhi. Pada level individu, apabila individu sebagai anggota masyarakat gagal dalam menyesuaikan diri dengan situasi dan tuntutan perkembangan lingkungannya. Sedang pada level kelompokmasyarakat, apabila tidak ada penyesuaian antar unsur dalam sistem sosial. Individu sebagai anggota masyarakat yang mengalami kondisi mal- adjusment dapat mendorong terjadinya kehidupan bermasyarakat yang kurang sehat. Begitupun suatu kehidupan masyarakat yang cenderung mencerminkan kondisi mal-adjusment sangat berpeluang tumbuhnya kondisi 64 serupa pada para anggotanya. Contoh masalah lansia, pengangguran, ketegangan-ketegangan keluarga, dan sebagainya. b. Disorganisasi sosial Perspektif ini lebih melihat dari sisi struktur dan fungsi yang organized dan disorganized. Masyarakat yang organized ditandai adanya keserasian hubungan antar elemen yang berbeda dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataan, tidak ada masyarakat yang dalam kondisi organized dan disorganized sepenuhnya. Dalam perkembangannya, perspektif ini memandang masalah sosial dalam konteks perubahan sistem. Kehidupan masyarakat bersifat dinamis dan senantiasa berkembang, sehingga kadang berada pada situasi perubahan yang membingungkan. Dalam kondisi itu pola-pola tingkah laku dan kepercayaan yang baru belum terbentuk sedang pola lama sudah ketinggalan. Hubungan antar kelompok mengalami ketegangan dan apabila prosesnya sampai kondisi hubungan antar kelompok terpecah, maka terjadilah disorganisasi sosial. Contohnya kehidupan penghuni liar di kolong jembatan. Mereka sewaktu- waktu terkena gusur dan ketika hal itu terjadi mereka kehilangan norma- norma kelompok yang telah jalan menuju harapan baru yang tidak pasti. Jadi suatu kekuatan dinamik yang dapat menumbuhkan disorganisasi sosial dapat menjadi penyebab disorganisasi individu. Masyarakat yang disorganize pada umumnya juga terdiri dari individu-individu yang cenderung bersifat disorganize. c. Perilaku menyimpang Bahwa masalah sosial diidentifikasi adanya perilaku menyimpang dan tolok ukur untuk melakukannya adalah pranata sosial yang di dalamnya terkandung nilai, norma, dan aturan-aturan sosial. Perilaku yang dapat dikategorikan dalam penyimpangan, yaitu :  Hal yang terlalu jauh berbeda dengan keadaan normal atau rata-rata.  Melakukan diskriminasi antara ciri-ciri masyarakat yang mendorong stabilitas dengan faktor-faktor yang mengganggu stabilitas.