90
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6
POTENSI KERAGAMAN BUDAYA DAN PEWARISAN BUDAYA INDONESIA
Susvi Tantoro, S.Sos, M.A
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi modul Potensi Keragaman Budaya dan Pewarisan Budaya ini peserta diklat diharapkan:
1. Mampu menjelaskan potensi keragaman budaya dengan baik 2. Mampu menjelaskan pewarisan budaya dengan benar
3. Mampu menjelaskan contoh dan bentuk keragaman budaya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi dalam kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan:
1. Menjelaskan konsep keragaman budaya
2. Menjelaskan konsep pewarisan budaya
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pewarisan budaya
4. Mengidentifikasi contoh-contoh pewarisan budaya
5. Menganalisis keragaman budaya dan pewarisan budaya Indonesia
C. Uraian Materi
1. Konsep Keanekaragaman Budaya
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang selalu berhubungan. Manusia dengan kemampuan akal dan budinya telah mengembangkan berbagai macam
sistem tindakan demi keperluan hidupnya. Berbagai macam sistem tindakan itulah yang akhirnya memunculkan keanekaragaman budaya, dan ini merupakan
obyek kajian serta analisa yang penting bagi ahli antropologi khususnya yang mendalami tentang ilmu etnografi.
Di daerah-daerah perbatasan antar negara, antar-suku bangsa, antaretnik, antarras, dan antargeografis adalah tempat hidup dan tumbuh suatu budaya.
Disinilah muncul situasi dan kondisi masyarakat yang memiliki keragaman budaya. Penggunaan istilah metaphors metafora, istilah yang digunakan di AS
91 untuk menggambarkan kebudayaan campuran mixed culture bagi suku bangsa
yang berbatasan dengan AS. Namun, kemudian pengertian metafora itu meluas. Di AS sendiri selalu digunakan istilah cultural diversity atau keragaman budaya
Jason Lin, 2001 Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan konsep metafora dalam
Liliweri, 2003:16, yakni: 1. Metafora Melting Pot
Merupakan konsep tertua dari metafora. Metafora ini mengibaratkan AS sebagai wadah besar tempat peleburan logam, sebuah kontainer yang memiliki
temperatur yang sangat tinggi, yang di dalamnya dapat dijadikan tempat untuk memasak daging atau meleburkan logam. Konsep ini menggambarkan situasi
awal tatkala para imigran yang berasal dari banyak kebudayaan datang ke AS untuk mencari pekerjaan. Para imigran itu akhirnya berbaur bersama-sama
dengan orang-orang dari kebudayaan lain-yang telah tiba lebih dahulu-dalam satu kebudayaan besar sehingga terbentuklah sebuah kebudayaan yang kuat
dan perkasa, melebihi kebudayaan mereka. Kenyataan ini memang bukan merupakan suatu masalah karena salah satu sifat kebudayaan adalah berubah.
Namun, para pendatang itu masih memelihara keunikan kebudayaannya untuk membedakan keturunan mereka dengan orang lain.
2. Metafora Tributaries Adalah sebuah metafora yang menggambarkan aliran sungai yang airnya
merupakan campuran dari aliran sungai-sungai kecil lain. Aliran sungai itu menuju ke arah yang sama, ke sebuah muara. Konsep ini menggambarkan
budaya AS ibarat sebuah muara sungai yang merupakan lintasan dari sejumlah budaya yang terus mengalir. Ibarat aliran sungai, alran itu terus bergerak ke
muara, namun sumber-sumber air dari anak sungai itu tidak akan hilang, bahkan tetap dipelihara ekosistemnya.
3. Metafora Tapestry Adalah dekorasi pakaian yang terbentuk dari helai-helai benang. Konsep ini
kemudian diambil untuk menggambarkan kebudayaan AS sebagai kebudayaan dekoratif, jadi kebudayaan AS itu ibarat selembar kain yang dijahit dari helai-helai
benang yang beraneka ragam warna.