diungkapkan dalam bahasa-bahasa matematika. Tujuan belajar matematika sendiri adalah mendorong siswa untuk menjadi pemecah masalah berdasarkan
proses berpikir yang kritis, logis dan rasional. Dengan demikian, maka proses pembelajaran matematika menekankan
pada keterlibatan siswa secara aktif, dengan melakukan berbagai eksplorasi yang bersifat dinamis dan melibatkan disiplin ilmu yang terkait dan
menghindari proses pembelajaran yang kaku, otoriter dan menutup diri pada kegiatan menghafal.
C. Kesulitan Belajar Matematika
1. Hakekat Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah hambatan atau gangguan yang dialami oleh siswa yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kesulitan belajar pada
dasarnya merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Ciri-ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain :
a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya. b.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. c.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. d.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
e. Menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos,
datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak tertib dalam
kegiatan belajar mengajar, mengasingkan diri, tidak mau bekerja sama dan sebagainya.
2. Klasifikasi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar meliputi kesulitan belajar ringan sampai pada kesulitan belajar berat. Kesulitan belajar ini mempengaruhi salah satu atau
lebih dalam penerimaan, pengolahan, dan penggunaan informasi yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini Martini : 2014 :
a. Kemampuan berbahasa lisan yang mencakup : mendengar, berbicara,
dan memahami pembicaraan. b.
Kemampuan membaca yang mencakup encoding, pengetahuan tentang fonetik, pemahaman dan pengenalan arti kata.
c. Kemampuan menulis, yang mencakup mengeja, menulis, dan
mengarang. d.
Kemampuan matematika, yang mencakup berhitung dan pemecahan masalah.
3. Kesulitan Belajar Matematika
Kesulitan belajar matematika adalah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pada bidang matematika. Menurut John Dewey melalui Cooney
1975 : 204, siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah 1 siswa yang tidak dapat menjawab soal dengan tepat , 2 siswa yang tidak dapat
menggunakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah mereka pelajari untuk menyelesaikan soal, atau 3 siswa yang melakukan
kesalahan yang sama berulang-ulang. Oleh karena itu, analisis kesalahan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
kesulitan belajar yang dialami siswa. Analisis kesalahan dilakukan dengan cara yaitu mengkategorikan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan
soal menurut kategori-kategori kesalahan untuk dicari faktor penyebab kesulitan. Berikut ini adalah kategori-kategori kesalahan menurut para
ahli: a.
Hadar, dkk 1987 mengemukakan kategori kesalahan sebagai berikut:
1 Kesalahan Data
Kategori ini
meliputi kesalahan-kesalahan
yang dapat
dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui dengan data yang dikutip oleh siswa, yaitu sebagai berikut :
a Menambahkan data yang tidak ada hubungannya dengan
soal. b
Mengabaikan data penting yang diberikan c
Menguraikan syarat-syarat dalam pembuktian, perhitungan yang sebenarnya tidak dibutuhkan masalah.
d Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teksnya.
e Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain
yang tidak sesuai.
f Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain.
g Salah menyalin soal.
2 Kesalahan Menginterpretasikan Bahasa
a Mengubah bahasa sehari-hari kedalam bentuk persamaan
matematika dengan arti yang berbeda. b
Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya berbeda.
c Salah mengartikan grafik.
3 Kesalahan Menggunakan Logika untuk Menarik Kesimpulan
Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan didalam menarik kesimpulan dari suatu bentuk informasi yang diberikan atau dari
kesimpulan sebelumnya, yaitu : a
Dari pernyataan bentuk implikasi , siswa menarik kesimpulan sebagai berikut :
Bila q diketahui terjadi, maka pasti p terjadi
Bila p diketahui salah, maka q pasti juga salah
b Mengambil kesimpulan yang tidak benar, misalnya
memberikan q sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang betul.
4 Kesalahan Menggunakan Definisi dan Teorema
Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip, atauran, teorema, atau definisi pokok yang khas. Kesalahan yang termasuk
dalam kategori ini adalah :
a Menerapkan suatu teorema pada suatu kondisi yang tidak
sesuai. b
Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus, atau teorema.
5 Penyelesaian yang tidak Diperiksa Kembali
Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh siswa benar, akan tetapi hasil akhir yang diberikan bukan penyelesaian
dari soal tersebut. 6
Kesalahan Teknis Kesalahan yang termasuk dalam kategori ini adalah :
a Kesalahan perhitungan, contoh : 6 4 = 22
b Kesalahan-kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol
aljabar dasar, misalnya menulis a – 2.b + 5 sebagai
pengganti dari a – 2b + 5.
b. Menurut Polya dalam Aqiilah : 2012 : 16, kesalahan dalam
mengerjakan soal dapat terjadi pada aspek : 1
Pemahaman soal, apakah peserta didik dapat memahami soal dilihat dari bagaimana peserta didik menuangkan dari bahasa
matematika yang ada pada soal. 2
Penyusunan rencana, dilihat dari peserta didik yang menuliskan rumus apa saja yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal
tersebut. 3
Pelaksanaan rencana, dilihat dari sistematika pengerjaan soalnya.
4 Pemeriksaan kembali, apakah peserta didik memeriksa kembali
hasil pekerjaannya sebelum dikumpulkan. c.
Menurut Watson dalam Isnani Hastuti dkk : 3, kesalahan dalam mengerjakan soal terjadi pada aspek :
1 Kesalahan konsep adalah kesalahan menentukan prinsip atau
rumus untuk menjawab soal. 2
Kesalahan menggunakan data: tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai, kesalahan memasukkan data ke simbol, dan
menambah data yang tidak diperlukan dalam menjawab suatu soal.
3 Kesalahan hitung, kesalahan hitung merupakan kesalahan dalam
menghitung, seperti menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi.
4 Kesalahan strategi, kesalahan strategi yang dimaksud adalah
kesalahan dalam mengambil langkah penyelesaian soal sehingga menimbulkan kesulitan bagi siswa sendiri dan tidak bermanfaat
dalam penyelesaian soal. 5
Soal tidak direspon, siswa tidak memberikan jawaban dari soal yang diberikan.
Dari ketiga pendapat ahli di atas yakni Hadar dkk, Polya dan Watson dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang siswa lakukan dalam
mengerjakan soal dapat dikategorikan menjadi beberapa aspek, yaitu :
a. Kesalahan dalam memahami soal yang mengakibatkan siswa akan
mengalami kesalahan data, kesalahan menginterpretasikan bahasa dan kesalahan konsep yang berguna untuk menyelesaikan soal.
b. Kesalahan dalam penyusunan rencana menyelesaikan soal yang
mengakibatkan siswa akan mengalami kesalahan menggunakan definisi dan teorema, kesalahan menggunakan logika untuk menarik
kesimpulan maupun kesalahan strategi menyelesaikan soal. c.
Kesalahan pelaksanaan rencana dalam menyelesaikan soal yang mengakibatkan siswa akan mengalami kesalahan teknis dan
kesalahan hitung dalam pengerjaan soal. d.
Kesalahan pemeriksaan kembali dan soal tidak direspon. Siswa tidak memeriksa kembali hasil penyelesaian soal-soal yang dikerjakan dan
bahkan ada soal yang tidak dikerjakan oleh siswa.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remedial Entang : 1984