menguji validitas dan reliabilitas soal sebelum diberikan kepada subjek sebagai tes diagnostik di salah satu kelas IX kelas yang
digunakan bukan merupakan kelas subjek 4
14 Maret
2015 -
Melakukan wawancara dengan ibu subjek mengenai keseharian subjek di rumah.
- Melakukan wawancara dengan subjek mengenai kesulitannya
belajar matematika. 5
27 Maret
2015 -
Melakukan uji coba tes diagnostik di kelas IX B untuk menguji validitas dan reliabilitas soal-soal yang akan diberikan kepada
subjek sebagai tes diagnostik. 6
4 April 2015 -
Tes diagnostik dengan materi faktorisasi bentuk aljabar untuk mengetahui letak kesulitan belajar matematika subjek pada materi
ini. 7
11 April
2015 -
Pembelajaran remedial pertemuan pertama 8
12 April
2015 -
Tes remedial pertama subjek 9
18 April
2015 -
Pembelajaran remedial kedua dilakukan kembali karena subjek masih melakukan kesalahan-kesalahan pada tes remedial yang
telah dilakukan setelah pembelajaran remedial pertama. 10
19 April
2015 -
Tes remedial kedua 11
26 April
2015 -
Wawancara mengenai hasil tes diagnostik dengan subjek -
Wawancara mengenai hasil tes remedial pertama dengan subjek 12
28 April
2015 -
Review singkat materi faktorisasi bentuk aljabar 30 menit. -
Tes evaluasi belajar yang mencakup semua materi faktorisasi bentuk aljabar.
G. Penyajian Data Penelitian
1. Wawancara Penelaahan Status
Peneliti melakukan wawancara penelaahan status dengan guru mapel matematika subjek untuk menentukan siswa yang akan dijadikan
subjek penelitian. Hasilnya yaitu, berdasarkan informasi yang diberikan dan kesepakan dengan guru mapel matematika subjek dipilihlah salah
seorang siswi kelas IX yaitu Lia bukan nama yang sebenarnya untuk menjadi subjek penelitian pada penelitian ini. hasil wawancara
penelaahan status dapat dilihat pada lampiran
2. Wawancara dengan Pihak-Pihak yang Terkait dengan Subjek
Setelah pemilihan subjek penelitian, peneliti menemui pihak-pihak yang terkait dengan subjek yang sekiranya dapat memberikan informasi
yang mendalam mengenai subjek baik di sekolah, di rumah maupun dalam pergaulannya. Peneliti menemui wali kelas dan guru mata pelajaran
matematika subjek untuk diwawancarai seputar keseharian subjek di sekolah maupun di rumah. Peneliti juga melakukan wawancara dengan
orangtua subjek ibu dan subjek sendiri.
a. Wawancara dengan Wali Kelas Subjek
Wawancara ini dilakukan pada hari Jumat, 13 Maret 2015 pukul 10.00
– selesai. Dari wawancara yang telah dilakukan dengan wali kelas subjek, peneliti dapat mengetahui dengan pasti kebenaran
bahwa subjek adalah seorang siswa yang cerdas di sekolahnya. Wali kelas subjek mengatakan bahwa subjek adalah siswa yang cerdas dan
selalu mendapatkan ranking yang baik di kelasnya. Namun subjek mempunyai satu kelemahan yang sering dikeluhkan oleh sebagian
besar guru yang mengajar subjek yaitu bahwa subjek adalah siswa yang cerewet di kelas. Akibatnya seringkali hal ini membuat proses
pembelajaran menjadi terganggu sehingga guru harus memberikan teguran kepada subjek. hasil wawancara dengan wali kelas subjek
dapat dilihat pada lampiran
b. Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Matematika Subjek
Pada hari yang sama yaitu Jumat, 13 Maret 2015, setelah peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas subjek, peneliti
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika subjek. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika subjek tidak
jauh berbeda dengan hasil wawancara dengan wali kelas subjek yang mengatakan bahwa subjek adalah salah satu siswa yang cerdas di
kelas. Subjek juga memiliki prestasi yang baik dibidang matematika. guru mata pelajaran matematika subjek juga mengatakan bahwa subjek
secara keseluruhan tidak mengalami kesulitan belajar dibidang matematika. Namun, subjek masih sering melakukan kesalahan-
kesalahan dalam mengerjakan soal-soal dan dari pengamatan guru mata pelajaran subjek hal ini terjadi karena subjek kurang teliti serta
kurang memahami dengan baik materi tertentu. hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika subjek dapat dilihat pada
lampiran
c. Wawancara dengan Ibu Subjek
Wawancara dengan ibu subjek dilakukan pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 pukul 19.00 sampai selesai. Hasil wawancara yang
dilakukan dengan ibu subjek yaitu subjek lahir dari keluarga yang sederhana. Subjek dapat bersekolah karena beasiswa yang diterima
dari gereja. Subjek merupakan anak yang cerdas. Menurut ibu subjek,
subjek selalu mendapatkan prestasi yang baik meskipun tidak selalu mendapatkan ranking 1. Nilai-nilai subjek juga memuaskan. Namun,
karena subjek adalah anak terakhir subjek sedikit manja dan malas. Subjek tidak pernah mengikuti bimbingan belajar atau semacamnya.
ibu subjek tidak terlalu mengetahui mengenai kemungkinan bahwa subjek mengalami kesulitan belajar karena yang ibunya tahu subjek
adalah siwa yang berprestasi dan nilai di rapornya selalu bagus. Menurut ibu subjek, subjek tidak mempunya waktu khusus untuk
belajar setiap harinya. Subjek hanya akan belajar jika subjek memiliki PR atau jika besok akan ada ulangan harian. Terkadang, jika ada
ulangan harian pun subjek hanya belajar sebentar saja. Subjek hanya akan terlihat belajar sungguh-sungguh saat subjek akan menghadapi
ujian mid atau akhir semester. Meskipun nilai di rapornya bagus, subjek sering memperlihatkan hasil ulangan hariannya yang terkadang
mendapat nilai yang tidak baik. Subjek memiliki kebiasaan bermain HP saat sedang belajar. Subjek tidak bisa lepas dari Hpnya. Namun,
subjek memiliki lingkungan pergaulan yang baik. Kebanyakan waktu subjek selain di rumah dan di sekolah dihabiskan di gereja. hasil
wawancara dengan ibu subjek dapat dilihat pada lampiran
d. Wawancara dengan Subjek
Pada hari yang sama yaitu Sabtu, 14 Maret 2015, setelah peneliti melakukan wawancara dengan ibu subjek, peneliti melakukan
wawancara dengan subjek. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui letak kesulitan yang subjek alami pada mata pelajaran
matematika secara lebih spesifik materi matematika mana yang menjadi letak kesulitan subjek. Hasil wawancara dengan subjek
sebagian besar sesuai dengan hasil wawancara dengan wali kelas, guru mata pelajaran matematika dan ibu subjek. Pertanyaan mengenai
kesulitan belajar matematika yang subjek alami, subjek menjawab bahwa subjek mengalami kesulitan belajar paling banyak yaitu pada
materi aljabar. Banyak konsep-konsep yang belum benar-benar dipahami oleh subjek. Oleh karena itu subjek bersedia menjadi subjek
penelitian agar subjek tidak lagi mengalami kesulitan belajar matematika pada materi aljabar ini sebagai bekal menghadapi UN dan
bekal untuk SMA nantinya. hasil wawancara dengan subjek dapat dilihat pada lampiran
3. Ujicoba Tes Diagnostik
Pada hari Jumat, 27 Maret 2015 pukul 11.30 – 13.00, peneliti
melakukan ujicoba tes diagnostik. Berdasarkan kesepakatan dengan guru mata pelajaran matematika subjek, peneliti memilih kelas IX B. Kelas ini
merupakan kelas yang berbeda dengan kelas subjek. Ujicoba tes diagnostik ini berupa 20 soal pilihan ganda mengenai faktorisasi bentuk
aljabar dengan tingkat kesulitan sedang ke rendah yang diberikan kepada 20 siswa. Ujicoba tes diagnostik ini dilakukan untuk menguji validitas
setiap butir soal yang nantinya akan diberikan kepada subjek sebagai tes diagnostik dalam bentuk uraian. Setelah dikoreksi, dilakukan pengujian
validitas. Dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson, dari 20 soal terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, 8, 10, dan 15.
Soal-soal yang tidak valid tidak akan digunakan sebagai soal tes diagnostik. Dari 20 soal tersisa 16 soal yang valid. Agar mudah dalam
perhitungan, peneliti hanya menggunakan 15 soal saja untuk tes diagnostik. Kemudian dari 15 soal tersebut diuji reliabilitasnya yang
menghasilkan nilai reliabilitas 0,427 yaitu sedang. Soal-soal ini diberikan kepada subjek dalam bentuk uraian. soal ujicoba tes diagnostik dapat
dilihat pada lampiran
4. Tes Diagnostik
Pada hari Sabtu, 4 April 2015 pukul 15.00 – 16.30, peneliti
melakukan tes diagnostik di tempat kediaman subjek. Tes diagnostik tersebut berisi 15 soal essai mengenai faktorisasi bentuk aljabar yang
diambil dari soal uji coba tes diagnostik yang telah dinyatakan valid. Subjek harus mengerjakan 15 soal tersebut dalam waktu 1,5 jam dengan
sifat buku tertutup. Dari 15 soal yang diberikan subjek melakukan kesalahan pada nomor 2, 6, 7, 8, 9, 10, 12, pada nomor 13 masih kurang
sempurna kurang sederhana dan pada nomor 15 hasilnya sudah benar namun tidak ada proses secara matematika subjek hanya menggunakan
logika. soal tes diagnostik dapat dilihat pada lampiran
5. Wawancara Diagnostik dengan Subjek