Pembahasan Hasil Analisis Data

I. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Berdasarkan hasil analisis tes diagnostik pada Tabel 1, dari 15 soal tes diagnostik 6 soal dijawab dengan benar nomor 1, 3, 4, 5, 11, dan 14, 1 soal dijawab dengan benar namun belum sampai ke bentuk yang paling sederhana nomor 13, 1 soal dalam bentuk soal cerita aritmetika dijawab dengan benar hasil akhirnya saja namun tidak ada cara penyelesaiannya dalam bentuk aljabar nomor 15, dan 7 soal dijawab dengan salah kurang tepat nomor 2, 6, 7, 8, 9, 10, dan 12. Soal-soal yang dijawab dengan kurang tepat adalah soal-soal mengenai penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk aljabar, perkalian bentuk aljabar, pemfaktoran bentuk aljabar, dan operasi pecahan dalam bentuk aljabar, sehingga dilaksanakanlah pembelajaran remedial sesuai dengan sub-materi pada nomor-nomor soal yang salah ditambah dengan sub-materi penggunaan sifat operasi aljabar dalam aritmetika karena subjek masih belum memahami proses penyelesaian soal aritmetika dalam bentuk aljabar. 2. Berdasarkan hasil wawancara diagnostik yang dilakukan dengan subjek mengenai mengenai tes diagnostik pada soal-soal yang kurang tepat, ada beberapa kesalahan yang subjek lakukan saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Kesalahan yang subjek lakukan berdasarkan hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik yang dilakukan dan sesuai dengan 4 kategori kesalahan yang telah dijelaskan pada BAB II yaitu: a. Kesalahan dalam memahami soal yang mengakibatkan subjek melakukan kesalahan data, kesalahan menginterpretasikan bahasa dan kesalahan konsep yang berguna untuk menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil analisis tes diagnostik kesalahan ini terjadi pada nomor 2 mengenai pengurangan aljabar. Sedangkan berdasarkan hasil analisis wawancara diagnostik kesalahan ini terjadi pada soal nomor 2 mengenai pengurangan aljabar, nomor 7 mengenai pemfaktoran aljabar, serta nomor 9 dan nomor 10 mengenai operasi pecahan bentuk aljabar. b. Kesalahan dalam penyusunan rencana menyelesaikan soal yang mengakibatkan subjek melakukan kesalahan menggunakan definisi dan teorema, kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan maupun kesalahan strategi menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil analisis tes diagnostik kesalahan ini terjadi pada soal nomor 7, 8, dan 12 mengenai pemfaktoran aljabar, serta nomor 15 mengenai penggunaan sifat operasi aljabar dalam aritmetika subjek telah menjawab dengan benar hasil akhirnya namun tidak ada proses penyelesaiannya secara aljabar subjek hanya menggunakan logika. Sedangkan berdasarkan hasil analisis wawancara diagnostik kesalahan ini terjadi pada soal nomor 8 dan 12 mengenai pemfaktoran aljabar, serta nomor 15 mengenai penggunaan sifat operasi aljabar dalam aritmetika. c. Kesalahan pelaksanaan rencana dalam menyelesaikan soal yang mengakibatkan subjek melakukan kesalahan teknis dan kesalahan hitung dalam pengerjaan soal. Berdasarkan hasil analisis tes diagnostik kesalahan ini terjadi pada nomor 6 mengenai perkalian aljabar, serta nomor 9 dan 10 mengenai operasi pecahan dalam bentuk aljabar. Sedangkan berdasarkan hasil analisis wawancara diagnostik kesalahan ini terjadi pada soal nomor 8 mengenai pemfaktoran aljabar. d. Kesalahan pemeriksaan kembali. Subjek tidak memeriksa kembali hasil penyelesaian soal-soal yang dikerjakan. Berdasarkan hasil analisis tes diagnostik, tidak ada yang masuk ke dalam kategori kesalahan ini dari 15 soal tes diagnostik yang diberikan. Sedangkan berdasarkan hasil analisis wawancara diagnostik kesalahan ini terjadi pada nomor 6 mengenai perkalian aljabar, serta nomor 13 mengenai penggunaan sifat operasi aljabar dalam aritmetika. 3. Berdasarkan hasil analisis dengan pihak-pihak yang terkait mengenai kemungkinan faktor eksternal penyebab subjek mengalami kesulitan belajar matematika, ada beberapa faktor eksternal yang ditemukan dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain: a. Subjek terlalu banyak berbicara sendiri di kelas cerewet saat pelajaran sedang berlangsung sehingga Subjek tidak dapat memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru dan akibatnya subjek tidak dapat menangkap materi yang diajarkan dengan baik. b. Guru mapel matematika subjek yang mengetahui bahwa subjek mungkin mengalami kesulitan belajar subjek mengatakan kepada guru mapel matematikanya bahwa subjek mengalami kesulitan pada materi yang berhubungan dengan variabel, namun guru mapel matematika subjek tidak melakukan tindak lanjut untuk membantu mengatasi kesulitan yang subjek alami. Guru mapel matematika subjek hanya mengatakan agar subjek belajar lebih giat lagi tanpa melakukan tindakan lain yang seharusnya dilakukan oleh guru saat siswanya diketahui mengalami kesulitan belajar. c. Subjek memilliki sifat pemalas sehingga subjek tidak memiliki waktu khusus untuk belajar. Subjek malas untuk mempelajari lebih lagi mengenai materi yang menjadi kesulitannya. Subjek cenderung membiarkannya, padahal subjek sendiri menyadari bahwa subjek mengalami kesulitan. d. Selain pemalas subjek juga memiliki sifat manja dan dari keterangan yang ibu subjek berikan, ibu subjek juga memanjakan subjek dan cenderung membiarkan kemalasan subjek. e. Subjek memiliki pemikiran yang salah mengenai pentingnya materi aljabar yang menjadi letak kesulitannya. 4. Berdasarkan hasil analisis tes remedial pertama, dari 10 soal tes remedial yang diberikan materi : perkalian, pembagian dan perpangkatan bentuk aljabar, pecahan dalam bentuk aljabar, operasi pecahan dalam bentuk aljabar, faktorisasi bentuk aljabar, dan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan aljabar, masih terdapat 2 soal yang salah yaitu pada soal nomor 6 dan 7 mengenai operasi pecahan dalam bentuk aljabar. Kesalahan yang subjek lakukan sama seperti kesalahan yang subjek lakukan pada tes diagnostik dengan materi yang sama yaitu operasi pecahan dalam bentuk aljabar. Subjek melakukan kesalahan konsep “pencoretan” dalam proses penyelesaian soal sehingga hasil akhirnya pun keliru. Oleh karena itu, peneliti melakukan pembelajaran remedial kembali dan memberikan tes remedial kedua khusus mengenai materi operasi pecahan dalam bentuk aljabar, agar subjek benar-benar memahami dan tidak lagi mengalami kesulitan pada materi ini. 5. Berdasarkan hasil analisis tes remedial kedua, dari 5 soal tes remedial yang diberikan yaitu mengenai operasi pecahan dalam bentuk aljabar, tidak ada lagi kesalahan yang subjek lakukan. Subjek dapat menjawab kelima soal yang diberikan dengan tepat sehingga peneliti mengasumsikan bahwa subjek telah memahami materi tersebut dan tidak perlu melakukan pembelajaran remedial kembali. 6. Dari hasil tes remedial yang kedua, peneliti dapat mengetahui bahwa pembelajaran remedial yang peneliti lakukan berhasil dengan baik. Pada pembelajaran remedial pertama, masih ada kekurangan yang perlu peneliti koreksi ulang, karena subjek masih melakukan kesalahan yang sama dengan tes diagnostik dan materinya pun sama, sehingga peneliti mencari cara untuk memperbaikinya dengan mengadakan pembelajaran remedial yang kedua dan memastikan metode pembelajaran yang tepat agar subjek dapat mengerti dan memahami materi yang masih menjadi kesulitan bagi subjek yaitu mengenai operasi pecahan dalam bentuk aljabar dan hasilnya pun sangat memuaskan yaitu subjek dapat menjawab semua soal mengenai operasi pecahan dalam bentuk aljabar dengan benar dan tidak lagi melakukan kesalahan serupa. 7. Sebagai langkah akhir penelitian ini, peneliti memberikan evaluasi kepada subjek berupa 20 soal tes evaluasi dengan materi faktorisasi bentuk aljabar secara keseluruhan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana proses pembelajaran remedial ini berhasil. Sebelum tes evaluasi diberikan, peneliti memberikan review singkat mengenai hal-hal yang penting pada materi faktorisasi bentuk aljabar. Setelah tes dilaksanakan dan hasil jawaban subjek dikoreksi, dari 20 soal yang diberikan, hanya ada 1 nomor soal yang kurang tepat yaitu pada soal nomor 6 mengenai perkalian aljabar. Berikut ini adalah jawaban yang subjek berikan pada soal nomor 6: 2x + 3x – 4 = 2x 2 – 8 + 3x – 12 = 2x 2 + 3x – 20 Berdasarkan jawaban yang subjek berikan pada soal nomor 6, kesalahan tersebut dapat terjadi kemungkinan karena subjek kurang teliti saat mengalikan “2x dan –4” yang seharusnya menghasilkan –8x namun subjek hanya menjawab dengan 8 saja sehingga mempengaruhi hasil akhirnya. Hal ini bukanlah suatu masalah yang besar, karena pada soal- soal yang lain subjek telah menjawab dengan benar, sehingga peneliti hanya memberikan peringatan kepada subjek untuk lebih teliti lagi dalam proses penyelesaian soal hasil tes evaluasi dapat dilihat di lampiran.

J. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti masih merasa kurang dalam menganalisis data-data yang telah peneliti peroleh dalam proses penelitian yang berkaitan dengan diagnosis dan remediasi ini. Peneliti masih kurang dalam menentukan faktor-faktor penyebab lain subjek mengalami kesulitan belajar pada materi faktorisasi bentuk aljabar baik faktor internal eksternal secara lebih spesifik lagi. 2. Peneliti hanya menemukan kemungkinan faktor-faktor penyebab tidak langsung subjek mengalami kesulitan belajar matematika, namun tidak menindaklanjutinya untuk membantu mengatasinya karena peneliti hanya terfokus kepada faktor penyebab langsung subjek mengalami kesulitan belajar matematika dan cara mengatasinya. 3. Ada beberapa wawancara dengan pihak-pihak yang terkait yang hanya peneliti catat saja hasil wawancaranya karena keterbatasan media, yaitu

Dokumen yang terkait

Diagnosis kesulitan belajar metematika siswa dan solusinya dengan pembelajaran remedial: penelitian deskriptif analisis di MAN 7 Jakarta

5 33 133

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP PADA MATERI BIOTEKNOLOGI.

3 15 28

PEMBELAJARAN REMEDIAL BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM PEMBELAJARAN REMEDIAL BERDASARKAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA SISWA KELAS VIII SMP N 2 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 201

0 0 15

Penggunaan aplikasi instagram dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII A di SMP Pantekosta Magelang mengenai materi matematika tentang faktorisasi bentuk aljabar.

0 4 192

Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan diagnosis dan pengajaran remedial : studi kasus siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

0 0 247

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul.

0 4 144

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA POCKET BOOK REALISTIK DENGAN MATERI OPERASI DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR.

2 7 89

Pengaruh pengajaran remedial dalam membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada pokok bahasan faktorisasi bentuk aljabar di kalangan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Depok tahun akademik 2008/2009 - USD Repository

0 0 121

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul - USD Repository

0 0 142

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MENYELESAIKAN SOAL PADA POKOK BAHASAN BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 20102011

0 2 179