Audit Kinerja dan Audit Integritas

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 106 22 Diklat Pengadaan Barang dan Jasa Sistem Elektronik 1 orang Pusdiklat Balitbang Diklat Kumdil MA RI Peningkatan Kompetensi SDM dalam Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Sistem Elektronik 23 Diklat Kepemimpinan TK.III 2 orang Pusdiklat Balitbang Diklat Kumdil MA RI Peningkatan kompetensi Kepemimpinan 24 Bimtek Sistem Informasi Keuangan dan Perencanaan 2 orang Biro Keuangan BUA MA RI Peningkatan kompetensi Sistem Informasi Keuangan dan Perencanaan 25 Bimtek Penyusunan DUK dan Rekonsiliasi Data 1 orang Biro Kepegawaian BUA MA RI Peningkatan kompetensi Penyusunan DUK dan Rekonsiliasi Data 26 Sosialisasi Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama MA RI dengan pemberi Hibah Luar Negeri PHLN 2 orang Biro Perencanaan dan Organisasi BUA MA RI Pengenalan Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama MA RI dengan pemberi Hibah Luar Negeri PHLN 27 Bimtek Kebijakan Penganggaran 2 orang Dirjen Anggaran - Kementerian Keuangan RI. Peningkatan kompetensi Kebijakan Penganggaran 28 Bimtek Kegiatan Penyusunan Pedoman Pola Karir Tenaga Teknis Peradilan Agama 1 orang Dirjen Peradilan Agama MA RI Penyusunan Pedoman Karir Tenaga Teknis Peradilan Agama 29 Diklat Sertifikasi Hakim Lingkungan Hidup Gelombang II 1 orang Pusdiklat Balitbang Diklat Kumdil MA RI Peningkatan kompetensi Hakim Lingkungan Hidup 30 Sosialisasi PMK Nomor 244 PMK.062012 2 orang Direktorat BMN Kementerian Keuangan RI. Pengenalan PMK Nomor 244 PMK.062012 31 Program Pelatihan Sertifikasi SDM Profesional CHRP 2 orang Badan Urusan Administrasi MA RI Pelatihan SDM profesional bersertifikat 32 Bimtek SKP 9 orang Badan Urusan Administrasi MA RI Peningkatan kompetensi SKP

E. Evaluasi dan Penyempurnaan Peraturan dan Kebijakan

Pada tahun 2013 Badan Pengawasan telah merumuskan rancangan regulasi dan melakukan evaluasi terhadap aturan yang berkaitan dengan pengawasan rancangan peraturan tersebut yang meliputi: 1. Rancangan penegakan disiplin hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung. Bagian 3 : Pengawasan Internal 107 Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim Yang Berada di Bawah Mahkamah Agung, maka SK KMA Nomor 071KMASKV2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja Dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim Dan Pegawai Negeri Pada Mahkamah Agung RIdan Badan Peradilan Yang Berada di Bawahnya tidak berlaku lagi untuk Hakim. Untuk itu diperlukan peraturan baru guna mewujudkan peningkatan kinerja, integritas dan disiplin hakim. 2. Rancangan perubahan terhadap SK KMA Nomor 076KMASK VI2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan. Penyempurnaan SK KMA Nomor 076KMASKVI2009 pada intinya mengenai masa kadaluarsa pengaduan dan susunan tim pemeriksa yang berkaitan dengan pelanggaran Hakim, non Hakim, Pegawai Negeri Sipil PNS, dan penyesuaian dasar hukum penetapan hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan terbaru. 3. Rancangan perubahan atas SK KMA Nomor 216KMASKXII2011 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan melalui Layanan Pesan Singkat SMS. Penyempurnaan SK KMA Nomor 216 Tahun 2011 dimaksudkan untuk menampung dan mempermudah penyampaian pengaduan berkaitan dengan whistleblower justice collabulator melalui aplikasi sistem web Badan Pengawasan dengan alamat http:bawas.mahkamahagung. go.id portalwhistleblowing-systemwbs-login. Whistleblowing System justice collabulator system adalah aplikasi yang disediakan oleh Badan Pengawasan bagi Pelapor yang merupakan aparatur Mahkamah Agung RIdan badan peradilan di bawahnya yang memiliki informasi dan ingin melaporkan suatu perbuatan berindikasi pelanggaran yang terjadi di lingkungan Mahkamah Agung RI dan badan peradilan dibawahnya. Dalam pengisian aplikasi whistleblowing justice collaborator system dikenal istilah 4W+1H yang terdiri dari: What : Perbuatan berindikasi pelanggaran yang diketahui Where : Dimana pelanggaran dilakukan When : Kapan pelanggaran dilakukan Who : Siapa saja yang terlibat dalam pelanggaran How : Bagaimana pelanggaran dilakukan modus, cara, dsb. Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 108 Aplikasi whistleblowing system akan merahasiakan identitas pribadi Pelapor sebagai whistleblower karena Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI hanya fokus pada informasi yang dilaporkan.

E. Survei Pengguna Layanan Pengadilan 2013

Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI bekerjasama dengan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan PSHK telah menyelenggarakan survei kepuasan pengguna layanan pengadilan. Survei ini dimaksudkan untuk memantau sejauhmana pelaksanaan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI SK KMA Nomor 026KMASKII2012 tentang Standar Pelayanan Peradilan. Kerjasama ini merupakan wujud komitmen Mahkamah Agung RI dalam meningkatkan pelayanan publik di pengadilan, sejalan dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dan Reformasi Birokrasi Peradilan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010- 2025. Survey ini juga merupakan bagian dari strategi monitoring dan evaluasi pelayanan publik, sekaligus untuk memetakan situasi pelayanan publik pengadilan dan memberikan rekomendasi perbaikan. Dalam pelaksanaannya, pendekatan yang dipilih dalam survei ini adalah mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan pengadilan. Survei kepuasan ini dilakukan pada empat jenis layanan pengadilan, meliputi Pelayanan Administrasi Pengadilan, Pelayanan Bantuan Hukum, Pelayanan Informasi, dan Pelayanan Sidang Tilang. Aspek pelayanan dalam survei ini terdiri atas: • Pengalaman experience : pengalaman yang dirasakan oleh individu terhadap suatu hal; • Pengharapan expectation : harapan dari individu terhadap suatu hal; dan • Kepuasan satisfaction : kepuasan terhadap suatu hal. Setiap aspek diukur berdasarkan skala 1-5 sebagai berikut. • Skala Likert; digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan. Skala itu menggunakan 5 items pilihan jawaban yang dimulai dari angka 1 sangat tidak puas sampai dengan angka 5 sangat puas. Berikut pembagian skala itu. Bagian 3 : Pengawasan Internal 109 Tabel 3-9 : Score Kepuasan Skala Likert Score Kepuasan Nilai Kepuasan 1 Sangat Tidak Puas 2 Tidak Puas 3 Kurang Puas 4 Puas 5 Sangat Puas • Skala performance; digunakan untuk mengukur performance dalam suatu aspek. Ada 5 pilihan skala dimulai dari angka 1 sangat tidak baik sampai dengan 5 sangat baik. Tabel 3-10 : Skala Performance Score Kinerja Nilai Kinerja 1 Sangat Tidak Baik 2 Tidak Baik 3 Kurang Baik 4 Baik 5 Sangat Baik • Skala experience; menggambarkan pilihan experience berupa lamanya waktu, jumlah uang yang harus dibayarkan, dan lain sebagainya. Berdasarkan skala tersebut, survei dilakukan terhadap 1.585 responden pengguna layanan peradilan di empat wilayah pengawasan pengadilan. Jumlah itu terbagi dalam empat wilayah pengawasan sebagai berikut. Tabel 3-11 : Wilayah Survei Pengawasan Wilayah I : Peradilan di Pulau Sumatra Wilayah II : Peradilan di Pulau Jawa dan Bali Wilayah III : Peradilan di Pulau Kalimantan dan Sulawesi Wilayah IV : Peradilan di Pulau Ambon, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur Teknik pengumpulan data dilakukan secara random sampling dengan kenetralan data sebanyak 68 responden per wilayah pengawasan dengan tingkat kepercayaan 95. Selain pendekatan kuantitatif, juga dilakukan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi sehingga memperoleh Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 110 informasi kualitatif. Informasi kuantitatif dan kualitatif dianalisis dengan melakukan cross analysis terhadap informasi yang dihimpun. Analisis kuantitatif menghasilkan dua hal. Pertama, gambaran kinerja kepuasan empat lingkungan peradilan di tiap wilayah. Kedua, dengan melakukan analisis regresi terhadap faktor-faktor dekomposisi, berhasil ditemukan faktor yang paling signiikan untuk perbaikan dan peningkatan kepuasan layanan peradilan. Berdasarkan hasil survei jenis pelayanan yang memiliki kinerja kepuasan terendah adalah layanan sidang tilang. Pada layanan sidang tilang, tingkat kepuasan mencapai 29 dengan tingkat ketidakpuasan, yaitu mencapai 22. Jenis pelayanan dengan nilai kepuasan tertinggi adalah pelayanan administrasi pengadilan dengan kepuasan responden sebanyak 63 dan ketidakpuasan sebanyak 7. Pada jenis layanan informasi mendapatkan kepuasan responden sebanyak 50 dengan ketidakpuasan 10 sedangkan pada jenis layanan bantuan hukum mendapatkan kepuasan responden sebanyak 49 dengan ketidakpuasan 14 yang digambarkan dalam graik sebagai berikut: Graik 3-1 : Kepuasan Responden per Jenis Layanan Berdasarkan hasil survei dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kepuasan responden terhadap pengadilan masih perlu ditingkatkan karena belum mencapai kepuasan di atas 80. Selain itu, dari keempat jenis layanan, layanan administrasi pengadilan memiliki angka ketidakpuasan di bawah 10. Data di atas memperlihatkan banyak responden bersikap netral. Hal itu menandakan bahwa fungsi-fungsi pelayanan pengadilan masih berjalan, walaupun kualitas dalam memberikan kepuasan kepada pengguna layanan pengadilan masih perlu ditingkatkan.