Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013
68
874 perkara dan sisa perkara tahun 2013 berjumlah 146 perkara.
Perkara banding yang berhasil diputus oleh PTTUN selama tahun 2013 berjumlah 805 perkara. Sehingga sisa perkara
pada akhir tahun 2013 berjumlah 215 perkara 21,08. Data tersebut juga menggambarkan bahwa rasio penyelesaian perkara
pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara tahun 2013 sebesar 78,92 .
Dari data perkara yang diputus oleh PTUN selama tahun 2013 1.704 perkara dan perkara banding yang diterima oleh PTTUN
pada tahun yang sama sebanyak 874 perkara, menggambarkan bahwa terdapat 51,29 yang melakukan upaya hukum banding
terhadap putusan pengadilan tata usaha negara.
Perkara Gugatan
Perkara gugatansengketa tata usaha negara tertentu yang menjadi wewenang Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebagai
peradilan tingkat pertama sepanjang tahun 2013 berjumlah 118 perkara. Jumlah tersebut terdiri dari perkara masuk tahun 2013
berjumlah 87 perkara dan sisa perkara tahun 2012 berjumlah 146 perkara.
Perkara gugatan yang berhasil diputus oleh PTTUN selama tahun 2013 berjumlah 96 perkara. Sehingga sisa perkara pada akhir
tahun 2013 berjumlah 22 perkara 18,64. Data tersebut juga menggambarkan bahwa rasio penyelesaian perkara gugatan
pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara tahun 2013 sebesar 81,36.
e. Peradilan Pajak
Selama tahun 2013, Pengadilan Pajak menangani 17.914 perkara, yang terdiri dari sisa tahun 2012 berjumlah 9.515 perkara dan perkara
yang masuk tahun 2013 berjumlah 8.399 perkara. Jumlah perkara yang diterima tahun 2013 ini meningkat 14,24 dari tahun 2012 yang
berjumlah 7.352 perkara. Klasiikasi jenis perkara yang ditangani Pengadilan Pajak sepanjang
tahun 2013 ini adalah gugatan 1.773 perkara dan banding 14.295 perkara.
Dari jumlah perkara yang ditangani sepanjang tahun 2013 ini. Pengadilan Pajak berhasil memutus 7.376 perkara. Sehingga sisa
perkara akhir tahun 2013 berjumlah 10.538 perkara 58,83. Dengan
Bagian 1 : Manajemen Perkara
69 demikian rasio penyelesaian perkara pada pengadilan pajak pada
tahun 2013 sebesar 41,17. Nilai rasio ini meningkat 0,39 dari tahun sebelumnya yang berjumlah 40,78 .
Terhadap putusan pengadilan pajak tersebut, diajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung RI sebanyak 1.025 perkara
atau 13,95.
IV. KONTRIBUSI KEUANGAN PERKARA TERHADAP KEUANGAN NEGARA
Keuangan Perkara yang dikelola Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya meliputi Biaya Proses Penyelesaian Perkara selanjutnya disebut
biaya proses dan Hak Kepaniteraan yang merupakan jenis penerimaan negara bukan pajak PNBP yang bersumber dari komponen biaya perkara. Hak
kepaniteraan ini disetor ke kas negara sehingga merupakan kontribusi lembaga peradilan terhadap keuangan negara. Selain hak kepaniteraan. uang yang
disetor ke negara oleh pengadilan adalah denda dan uang pengganti dari tindak pidana tertentu.
Biaya proses adalah biaya yang digunakan untuk proses penyelesaian perkara perdata. perkara perdata agama. perkara perdata khusus. perkara tata usaha
negara. perkara pajak dan hak uji materiil pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya yang dibebankan kepada pihak atau para pihak yang
berperkara. Dasar hukum biaya proses ini adalah Pasal 81A ayat 5 UU No. 3 Tahun 2009 tentang perubahan ke dua atas Undang-Undang No. 14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung RI dan petunjuk teknisnya melalui Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2013 tanggal 10 April
2012 tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya..
Sedangkan hak kepaniteraan sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya merupakan jenis PNBP yang berasal dari
biaya perkara.
1. Kontribusi dari Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Mahkamah
Agung RI dan Peradilan yang Berada di Bawahnya menentukan bahwa jenis PNBP pada Mahkamah Agung RI dan badan peradilan di bawahnya
terdiri dari 5 lima jenis, yaitu: