Meningkatkan publikasi putusan pengadilan pada Direktori Putusan

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 10 Fokus knowledge management diarahkan pada dua hal pokok: a. Komunikasi Data Direktori Putusan. Targetnya adalah bagaimana pengadilan dapat mengelola dokumen elektronik perkara dengan efektif, memiliki prosedur yang mendukung elektronisasi dokumen perkara serta dapat melakukan transaksi pemberitahuan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali yang disertai dengan pengiriman dokumen elektronik yang ditetapkan oleh SEMA 14 Tahun 2010 menggunakan itur komunikasi data direktori putusan. b. Monitoring Penerimaan Berkas Perkara KasasiPK di Mahkamah Agung RI Targetnya adalah bagaimana pengadilan dapat menggunakan itur cetak barcode pada surat pengantar kasasipeninjauan kembali dan amplop berkas perkara. Melalui itur ini Mahkamah Agung RI dapat melakukan pengagendaan berkas secara elektronik dan disaat yang sama pengadilan akan mendapatkan informasi penerimaan pisik berkas perkara di Mahkamah Agung RI. Proses knowledge management ini menujukan hasil yang positif dengan salah satu indikator meningkatnya jumlah pengadilan yang sudah berpartisipasi mengupload putusannya di Direktori Putusan seperti telah disebutkan di atas. Indikator keberhasilan lainnya adalah jumlah berkas perkara yang diajukan menggunakan itur komunikasi data pada tahun 2013 Gambar 1 : Pembinaan Panitera MA Melalui Video Conference kepada Peserta Sosialisasi e-Dokumen di Medan Bagian 1 : Manajemen Perkara 11 mencapai 3.599 berkas. Jumlah ini meningkat 88,73 dari tahun 2012 yang hanya mencapai 1.907 berkas. Sementara di tahun 2011 jumlah e-dokumen yang dikirim menggunakan itur komunikasi data berjumlah 1.552 berkas.

E. Melakukan Sistem Koreksi Berkas Bersama

Koreksi bersama adalah inisiatif lainnya dari business process reengineering di Mahkamah Agung RI. Sesuai namanya, koreksi bersama, adalah melakukan koreksi draft putusan secara bersama-sama dalam satu forum. Dalam forum tersebut hadir para pelaku yang terlibat dalam proses minutasi berkas, yaitu: hakim agung, panitera pengganti, panitera muda, dan operator. Cara ini berbeda dari sistem koreksi konvensional yang melakukan proses koreksi secara bergiliran pada waktu dan tempat yang berbeda sehingga memakan waktu yang cukup lama. Dalam prakteknya, forum koreksi bersama ini terdiri dari berbagai kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari sejumlah hakim agung, panitera pengganti, dan operator. Setiap kelompok dibekali satu layar proyektor dan melalui proyektor tersebut ditampilkan draft putusan yang telah disusun oleh operator. Para Hakim Agung yang berkedudukan sebagai P1 dan P3 dalam perkara yang ditampilkan tersebut mencermati dengan seksama. Jika ada kekeliruan pengetikan atau kerancuan redaksi, pada saat itu juga langsung dilakukan perbaikan. Apabila proses koreksi sudah selesai, draft putusan langsung dicetak dan ditandatangani. Efektiitas pendekatan koreksi bersama ini telah dibuktikan dalam kegiatan koreksi bersama yang digelar Kamar TUN, 11-13 November 2013. Selama tiga hari kegiatan ini telah berhasil dilakukan koreksi dan penandatanganan 300-an salinan putusan. Jumlah ini melampaui capaian sistem koreksi konvensional dalam satu bulan. Pelembagaan sistem koreksi bersama ini akan dilakukan di tahun mendatang. Graik 3 Perkembangan Partisipasi Pengadilan dalam Publikasi Putusan Graik 2 Perkembangan Pengiriman e-Dokumen via Direktori Putusan