Bagian 1 : Manajemen Perkara
69 demikian rasio penyelesaian perkara pada pengadilan pajak pada
tahun 2013 sebesar 41,17. Nilai rasio ini meningkat 0,39 dari tahun sebelumnya yang berjumlah 40,78 .
Terhadap putusan pengadilan pajak tersebut, diajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung RI sebanyak 1.025 perkara
atau 13,95.
IV. KONTRIBUSI KEUANGAN PERKARA TERHADAP KEUANGAN NEGARA
Keuangan Perkara yang dikelola Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya meliputi Biaya Proses Penyelesaian Perkara selanjutnya disebut
biaya proses dan Hak Kepaniteraan yang merupakan jenis penerimaan negara bukan pajak PNBP yang bersumber dari komponen biaya perkara. Hak
kepaniteraan ini disetor ke kas negara sehingga merupakan kontribusi lembaga peradilan terhadap keuangan negara. Selain hak kepaniteraan. uang yang
disetor ke negara oleh pengadilan adalah denda dan uang pengganti dari tindak pidana tertentu.
Biaya proses adalah biaya yang digunakan untuk proses penyelesaian perkara perdata. perkara perdata agama. perkara perdata khusus. perkara tata usaha
negara. perkara pajak dan hak uji materiil pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya yang dibebankan kepada pihak atau para pihak yang
berperkara. Dasar hukum biaya proses ini adalah Pasal 81A ayat 5 UU No. 3 Tahun 2009 tentang perubahan ke dua atas Undang-Undang No. 14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung RI dan petunjuk teknisnya melalui Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2013 tanggal 10 April
2012 tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya..
Sedangkan hak kepaniteraan sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang Berada di Bawahnya merupakan jenis PNBP yang berasal dari
biaya perkara.
1. Kontribusi dari Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Mahkamah
Agung RI dan Peradilan yang Berada di Bawahnya menentukan bahwa jenis PNBP pada Mahkamah Agung RI dan badan peradilan di bawahnya
terdiri dari 5 lima jenis, yaitu:
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013
70 a.
Hak Kepaniteraan Mahkamah Agung RI; b.
Hak Kepaniteraan Peradilan Umum; c.
Hak Kepaniteraan Peradilan Agama; d.
Hak Kepaniteraan Peradilan TUN; dan e.
Hak Kepaniteraan lainnya. Jenis PNBP kategori hak kepaniteraan disebut dengan biaya pendaftaran
yang dipungut dari setiap perkara masuk di tingkat pertama, banding, kasasi dan peninjauan kembali. Sedangkan jenis PNBP hak kepaniteraan lainnya
terdiri dari biaya penyerahan salinan putusan, hak redaksi, penyitaan, lelang atas perintah pengadilan, legalisasi, leges, dan lain-lain.
Selama tahun 2013, jumlah PNBP yang telah disetorkan ke kas negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 berjumlah
Rp. 33.694.550.977
tiga puluh tiga milyar enam ratus sembilan puluh empat juta lima ratus lima puluh ribu sembilan ratus tujuh puluh tujuh rupiah,
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 53 :
Jumlah PNBP Tahun 2013 yang bersumber dari Biaya Kepaniteraan
No MAP
JENIS PNBP JUMLAH
1 423411
Pendapatan Legalisasi tanda tangan 3.055.180.868
2 423412
Pendapatan Pengesahan Surat Dibawah Tangan 392.974.998
3 423413
Pendapatan Uang Meja Leges dan Upah pada Panitera Badan Peradilan
1.712.297.350 4
423414 Pendapatan Hasil Denda dan Sebagainya
97.704.803 5
423415 Pendapatan Ongkos Perkara
13.704.619.550 6
423419 Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan lainnya
14.731.773.408 Jumlah
33.694.550.977
2. Kontribusi dari Uang Denda dan Uang Pengganti yang Berasal dari
Perkara Pidana.
a Mahkamah Agung RI
Jumlah uang denda yang harus dibayarkan oleh terpidana melalui putusan kasasipeninjauan kembali perkara tindak pidana korupsi,
narkotika, kehutanan, perlindungan anak, perikanan, pencucian uang, dan lainnya yang diputus pada tahun 2013 berjumlah Rp.
847.929.700.000,00 delapan ratus empat puluh tujuh milyar sembilan
ratus dua puluh sembilan juta tujuh ratus ribu rupiah. Sedangkan jumlah uang pengganti yang harus dibayarkan terdakwa dalam perkara