Penanganan Pengaduan Masyarakat Laporan Tahunan MA Tahun 2013

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 120 Tabel 3-18 : Data Monitoring atas Pemeriksaan Reguler Tahun 2013 Lingkungan Peradilan Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV Jumlah Peradilan Umum 4 11 2 – 17 Peradilan Agama – 9 1 – 10 Peradilan Militer – 1 – – 1 Peradilan TUN 1 2 – – 3 Total 5 23 3 – 31

3. Review atas Laporan Keuangan Mahkamah Agung RI

Review atas laporan keuangan Mahkamah Agung RI dimaksudkan untuk memberi keyakinan bahwa penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan KementerianLembaga telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Selama tahun 2013 Badan Pengawasan Mahkamah Agung RI bekerjasama dengan Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelaporan keuangan guna mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP. Tahun 2013 Badan Pengawasan melakukan review pada 43 satuan kerja. Dua belas di antaranya dilaksanakan bersama kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan Biro Perlengkapan yang dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 3-19 : Pelaksanaan Review Tahun 2013 NO. KEGIATAN WILAYAH I II III IV 1. Review LK Semester II 2012 3 2 3 2 2. Review LK Semester I 2013 5 8 6 3 3. Review RKA KL - 8 1 - 4. Review Temuan BPK - 2 - - JUMLAH 8 20 10 5 Resume hasil reviu LK MA RI Tahun 2013 a Terdapat akun belanja yang tidak sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharan Nomor PER-80PB2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja dan Transfer pada Bagan Akun Standar BAS; Bagian 3 : Pengawasan Internal 121 b Terdapat akun pendapatan fungsional tidak konsisten dalam penyajiannya serta penentuan jenis dan tarif PNBP yang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif PNBP pada Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya beserta petunjuk pelaksanaannya melalui surat Wakil Ketua MA-RI bidang Non Yudisial Nomor 42WKMA-N.YXI2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah RI, Nomor : 53 Tahun 2008. c Terdapat akun pendapatan bersifat umum yang tidak sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharan Nomor PER-80PB2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja dan Transfer pada Bagan Akun Standar BAS; d Terdapat akun pada pos Neraca yang memiliki saldo tidak wajar dan akun pada pos Neraca yang tidak wajar; e. Terdapat jurnal akrual persekot gaji belum memperhatikan Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 62PB2009 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan Nomor S-6477 PB2010 hal tindak lanjut PER-62PB2009 sehingga terdapat perbedaan penggunaan akun jurnal akrual; f. Terdapat Satker yang telah mendeinitifkan Konstruksi Dalam Pekerjaan KDP menjadi aset tetap, yang seharusnya masih KDP. Dengan merujuk paragraf 15 PSAP, Bultek SAP Nomor 9 pada halaman 31 dinyatakan bahwa suatu KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat memberikan manfaatjasa sesuai tujuan perolehan. 4 . Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP Evaluasi atas LAKIP Eselon I di lingkungan Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Tingkat Banding pada empat Lingkungan Peradilan tahun 2013 berjumlah 74 satker 100. Hasil evaluasinya dapat digambarkan dalam tabel berikut : Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 122 Tabel 3-20 : Hasil Penilaian Evaluasi LAKIP NO NILAI PERINGKAT JUMLAH SATKER 2011 2012 2013 1. 85 - 100 AA - - - 2. 75 - 85 A 2 2 8 3. 65 - 75 B 2 2 20 4. 50 - 65 CC 2 29 30 5. 30 - 50 C 17 33 11 6. 0 - 30 D 44 2 5 JUMLAH 67 68 74 Secara umum hasil evaluasi LAKIP menunjukkan bahwa pengadilan masih perlu perbaikan pada Indikator Kinerja Utama IKU, Rencana Strategis Renstra, Rencana Kinerja Tahunan RKT dan Penetapan Kinerja PK.

E. Rapat Koordinasi dan Konsultasi

Badan Pengawasan melaksanakan Rapat Koordinasi dan Konsultasi tentang Tata Cara Pemeriksaan Hakim Pengawas Bidang pada Pengadilan Tingkat Pertama di 12 daerah yaitu: Tangerang, Bali, Makassar, Malang, Kediri, Kudus, Jember, Yogyakarta, Balikpapan, Gambar 3-2 : Kegiatan Rapat Koordinasi