Bagian 1 : Manajemen Perkara
11 mencapai 3.599 berkas. Jumlah ini meningkat 88,73 dari tahun 2012 yang
hanya mencapai 1.907 berkas. Sementara di tahun 2011 jumlah e-dokumen yang dikirim menggunakan itur komunikasi data berjumlah 1.552 berkas.
E. Melakukan Sistem Koreksi Berkas Bersama
Koreksi bersama adalah inisiatif lainnya dari business process reengineering di Mahkamah Agung RI. Sesuai namanya, koreksi bersama, adalah
melakukan koreksi draft putusan secara bersama-sama dalam satu forum. Dalam forum tersebut hadir para pelaku yang terlibat dalam proses minutasi
berkas, yaitu: hakim agung, panitera pengganti, panitera muda, dan operator. Cara ini berbeda dari sistem koreksi konvensional yang melakukan proses
koreksi secara bergiliran pada waktu dan tempat yang berbeda sehingga memakan waktu yang cukup lama.
Dalam prakteknya, forum koreksi bersama ini terdiri dari berbagai kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari sejumlah hakim agung, panitera
pengganti, dan operator. Setiap kelompok dibekali satu layar proyektor dan melalui proyektor tersebut ditampilkan draft putusan yang telah disusun
oleh operator. Para Hakim Agung yang berkedudukan sebagai P1 dan P3 dalam perkara yang ditampilkan tersebut mencermati dengan seksama.
Jika ada kekeliruan pengetikan atau kerancuan redaksi, pada saat itu juga langsung dilakukan perbaikan. Apabila proses koreksi sudah selesai, draft
putusan langsung dicetak dan ditandatangani. Efektiitas pendekatan koreksi bersama ini telah dibuktikan dalam kegiatan
koreksi bersama yang digelar Kamar TUN, 11-13 November 2013. Selama tiga hari kegiatan ini telah berhasil dilakukan koreksi dan penandatanganan
300-an salinan putusan. Jumlah ini melampaui capaian sistem koreksi konvensional dalam satu bulan. Pelembagaan sistem koreksi bersama ini
akan dilakukan di tahun mendatang.
Graik 3 Perkembangan Partisipasi
Pengadilan dalam Publikasi Putusan Graik 2
Perkembangan Pengiriman e-Dokumen via Direktori Putusan
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013
12
F. Standardisasi Template Pengadilan Tingkat Pertama
Penyusunan template putusan merupakan upaya lainnya dari aktivitas penataan ulang proses manajemen perkara. Penyediaan template putusan
menjadi salah satu upaya untuk mengurai masalah kelambanan proses minutasi perkara di pengadilan. Selain itu, penyediaan template merupakan
rekayasa proses untuk mempermudah, mempercepat, dan menstandarkan bentuk dan format putusan badan peradilan. Kehadiran template putusan
juga menjadi penyempurna dari sistem aplikasi manajemen perkara case management system yang dimiliki oleh semua lingkungan badan
peradilan.
Untuk menyusun template putusan ini, Ketua Mahkamah Agung RI telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 123AKMASKVII2013 tanggal 26
Juli 2013 tentang Tim Penyusunan Template Dokumen Putusan Standar untuk 4 empat Lingkungan Peradilan.
Hingga akhir tahun 2013, Tim telah berhasil menyusun standar template putusan.
G. Penataan Ulang Organisasi Manajemen Perkara
Penataan ulang organisasi manajemen perkara menjadi salah satu agenda pembaruan fungsi manajemen perkara. Penerapan sistem kamar
Penataan ulang ini dilakukan dengan pendekatan structure follow function yang merujuk pada penerapan sistem kamar di Mahkamah Agung. Isu
reorganisasi manajemen perkara menjadi perhatian Rapat Pimpinan pada bulan Maret 2013. Rekomendasi dari rapat pimpinan ini telah ditindaklanjuti
dengan melahirkan beberapa kebijakan, yaitu:
a. Perubahan nomenklatur unsur pimpinan Mahkamah Agung Untuk memperkuat implementasi sistem kamar, Mahkamah Agung
melakukan perubahan nomenklatur unsur pimpinan Mahkamah Agung. Perubahan nomenklatur ini dilandaskan pada Surat Keputusan Ketua
Mahkamah Agung Nomor 50 ASKKMAIV2013 tanggal 1 April 2013. Nomenklatur unsur pimpinan yang berubah berdasarkan surat
keputusan tersebut adalah nomenklatur ketua muda menjadi ketua kamar. Perubahan nomenklatur ini lebih mereleksikan peran dan
tanggung jawab pimpinan ketua kamar dalam menjaga kesatuan hukum melalui implementasi sistem kamar.
b. Pengurangan jumlah unsur pimpinan Ketua Muda menyesuaikan dengan jumlah kamar penanganan perkara
Penanganan perkara di Mahkamah Agung dilakukan oleh 5 lima kamar, yaitu: kamar perdata, kamar pidana, kamar agama, kamar
militer dan kamar tata usaha negara. Untuk menyesuaikan dengan
Bagian 1 : Manajemen Perkara
13 sistem kamar, maka jabatan ketua muda pidana khusus dan ketua
muda perdata khusus yang semula menjadi bagian dari unsur pimpinan Mahkamah Agung tidak diisi lagi ketika pejabatnya purnabakti dan
promosi. Penidaan kedua jabatan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 50 ASKKMAIV2013 tanggal 1 April
2013. Berdasarkan SK ini unsur pimpinan Mahkamah Agung adalah: Ketua Mahkamah Agung, Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang
Yudisial, Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial, Ketua Kamar Pidana, Ketua Kamar Perdata, Ketua Kamar Agama; Ketua Kamar
Militer; Ketua Kamar Tata Usaha Negara, Ketua Kamar Pembinaan, dan Ketua Kamar Pengawasan.
Pengurangan dua Ketua Muda ini diikuti dengan pengosongan jabatan Panitera Muda Tim sehingga secara bertahap struktur organisasi
penanganan perkara akan sejalan dengan konsepsi sistem kamar yang menghendaki sinergitas antara panitera muda perkara dengan
ketua kamar.
c. Penyusunan naskah akademis restrukturisasi organisasi Mahkamah Agung
Penyusunan naskah akademis ini dilakukan oleh sebuah Kelompok Kerja Penyusunan Naskah Akademis Restrukturisasi Organisasi
Mahkamah Agung yang dibentuk oleh Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 71KMASKIV2013 tanggal 23 April 2013.
Kelompok Kerja ini bertugas: 1. Melaksanakan kajian secara komprehensif dalam rangka
penyusunan naskah akademis restrukturisasi organisasi Mahkamah Agung RI;
2. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait baik internal maupun eksternal Mahkamah Agung serta dengan pihak profesional di
bidang restrukturisasi organisasi; 3. Menyusun draf rancangan naskah akademis restrukturisasi
organisasi Mahkamah Agung;
H. Mendorong Peningkatan Kualitas Putusan dan Pemanfaatan Putusan bagi Kalangan Akademis dengan Menyelenggaraan Lomba Pencarian
dan Analisis Putusan pada Direktori Putusan bagi Mahasiswa Fakultas Hukum dan Syariah se-Indonesia
Jumlah putusan yang dipublikasikan di Direktori Putusan dari waktu ke waktu terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah partisipasi
pengadilan untuk mempublikasikan putusannya di Direktori Putusan Mahkamah Agung RI.