Pendidikan dan Pelatihan Hakim Lingkungan Hidup

Bagian 5 : Penelitian, Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan 209 5. Penafsiran Hakim Terhadap Pidana Minimum Khusus dalam Undang-Undang Tipikor: Peneliian Asas, Teori, Norma dan Praktek Penerapannya. Dilaksanakan di Jakarta, 22 April - 13 Mei 2013. Pemahaman atas penjatuhan pidana di bawah ketentuan pidana minimum masih beragam. Perbedaan ini antara lain disebabkan belum adanya aturan yang menjadi pedoman bagi hakim terkait batasan ketentuan penjatuhan pidana di bawah batas minimum pemidanaan. Perlu diterbitkan Perma yang mengatur pengecualian atau kondisi eksepsional apa saja pidana minimun khusus dapat disimpangi, dan seberapa besar kerugian keuangan negara akibat perbuatan indak pidana korupsi yang idak perlu sampai pada penjatuhan pidana minimum. Sehingga jika dihadapkan pada fakta banyaknya faktor yang meringankan, idak ada lagi hakim yang lebih memilih “jalan aman” walaupun nurani hakim mungkin terusik atas jeritan keadilan terdakwa. Sebaliknya, hal itu juga menjadi “katup pengaman” bagi hakim yang terlalu progresif. 6. Kompetensi Peradilan Agama: Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Mengenai Perkara Ekonomi Syariah Tahun 2006 sd 2012 Dilaksanakan di Jakarta, 22 April - 13 Mei 2013. Kompetensi Peradilan Agama PA mengalami dinamika baik diinjau dari perspekif historis maupun yuridis. Putusan-putusan PA mengenai perkara ekonomi syariah mencakup putusan dalam berbagai bidang, antara lain perkara Akad Murabahah, perkara akad asuransi, dan putusan tentang akta perdamaian dalam perkara Akad Pembiayaan Musyarakah. Putusan PA terhadap perkara ekonomi syariah, diinjau dari tujuan kepasian hukum dan keadilan hukum, terdapat iik lemah. Misalnya dalam putusan PA Jakarta Pusat yang membatalkan putusan Basyarnas. Putusan ini dibatalkan di ingkat banding. Putusan banding telah diperkuat putusan kasasi dan pninjauan kembali. Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 210 7. Interpretasi tentang Makna “Hutang Jatuh Tempo” dalam Perkara Kepailitan: Kajian tentang Putusan-Putusan Mahkamah Agung RI Tahun 2005-2011. Dilaksanakan di Jakarta, 15 Juli - 2 Agustus 2013. Pada dasarnya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 UU Kepailitan menganut prinsip utang dalam ari luas. Utang dimaknai secara luas bukan saja dalam hubungan hukum berbentuk utang-piutang, yang biasanya sudah punya klausula batas waktu atau jatuh tempo suatu utang. Pada putusan- putusan tertentu hakim menjatuhkan pailit terhadap debitur tanpa melihat kondisi kesehatan perusahaan termohon. Dalam perkara kepailitan dipandang perlu untuk dilakukan insolvensi test terhadap kesehatan usaha termohon berdasarkan asas kelangsungan usaha termohon pailit. Hal ini disebabkan UU Kepailitan idak menganut prinsip pembatasan jumlah nilai nominal uang atau utang . 8. Eksistensi Peradilan Tata Usaha Militer Dilaksanakan di Jakarta, 25 Maret - 15 April 2013, Sesuai Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997, keberadaan Badan Peradilan Tata Usaha Militer di negara hukum berdasarkan Pancasila sangat diperlukan. AAUPB berperan melengkapi kekurangan dan keidakjelasan, serta mengisi kekosongan peraturan perundang- undangan wets vacuum, sebagai hasil penemuan hukum dalam penyelenggarakan tata usaha TNI yang bersifat konkrit individual beschikking. Tetapi tetap memperhaikan asas- asas yang bersifat formal dan materiil. Pemerintah dan DPR perlu segera mengamandemen Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Termasuk pula menyusun aturan pelaksanaan hukum acara Peradilan Tata Usaha Militer.