Menata Ulang Sistem Pemeriksaan Berkas Perkara di Mahkamah Agung RI

Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 6 ditentukan lebih cepat oleh undang-undang misalnya perkara-perkara Perdata Khusus, atau perkara Pidana yang Terdakwanya berada dalam Tahanan”. Ketentuan ini memberikan kewajiban kepada majelis hakim agung untuk menetapkan kapan sebuah perkara yang ditanganinya akan diputus. Majelis Hakim pun dibatasi waktu untuk memutus perkara yang ditanganinya, yaitu maksimum tiga bulan. Konsekuensi administratif dari aturan ini adalah adanya instrumen baru bernama Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan PHM. PHM ini harus diterbitkan oleh Ketua Majelis paling lama 3 tiga hari sejak berkas perkara diterima. Sistem ini berbeda secara diametral dengan sistem membaca berkas bergiliran. Dalam sistem lama, kapan musyawarah dan ucapan dilakukan nyaris tidak bisa diketahui dengan pasti. Selain karena tidak ada instrumen PHM, proses pemberian pendapat oleh hakim agung dilakukan secara bergiliran. Hari musyawarah dan ucapan dalam “sistem lama” ditetapkan ketika berkas berada di tangan P-3 Ketua Majelis. Kapan sebuah berkas perkara “sampai” ke P-3, tidak bisa dipastikan waktunya, karena sangat bergantung berapa lama masing- masing hakim P-1 dan P-2 dapat memberikan pendapatnya. Sistem ini membuat SK KMA 138KMASKIX2009 tentang jangka waktu penanganan perkara menjadi kurang efektif. Adanya keharusan ketua majelis menetapkan hari dan tanggal musyawarah dan ucapan bagi perkara yang ditanganinya akan memberikan kepastian waktu penyelesaian perkara. Setiap perkara yang diterima di Mahkamah Agung RI harus diputus paling lama pada tiga bulan berikutnya. Bahkan bagi perkara yang jangka waktu penanganan perkaranya ditentukan oleh undang-undang akan diputus lebih cepat. Sistem ini diharapkan akan mencegah terjadinya tunggakan perkara di Mahkamah Agung RI.

c. Adanya Kalender Hari Musyawarah dan Ucapan Online

Perubahan lain yang ditimbulkan dari SK KMA 1192013 adalah adanya kalender hari musyawarah dan ucapan online yang bisa diakses di internal Mahkamah Agung RI. Kalender ini disajikan oleh Kepaniteraan MA berdasarkan tembusan PHM dari masing-masing ketua majelis yang ditujukan kepada Panitera Mahkamah Agung RI. Diktum keempat SK 1192013 memerintahkan Panitera Mahkamah Agung RI melakukan kompilasi atas jadual tersebut dan secara berkala melaporkan jadual agenda persidangan dan pelaksanaannya kepada Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Yudisial melalui Sistem Informasi yang dimiliki oleh Kepaniteraan MARI. Bagian 1 : Manajemen Perkara 7 Berdasarkan ketentuan ini, Kepaniteraan memanfaatkan aplikasi kalender gratis yang disediakan oleh Google di aplikasi surat elektronik Gmail. Kepaniteraan membuat sebuah account e-mail untuk kebutuhan pelaporan dan monitoring, monitoring.muscapgmail.com . Melalui account ini, kepaniteraan mengagendakan setiap rencana musyawarah dan ucapan dalam aplikasi kalender gmail yang sumber informasinya berasal dari tembusan PHM yang disampaikan kepada Panitera MA. Kepaniteraan pun “mengundang” majelis atau panitera pengganti yang memiliki account Gmail untuk bergabung di agenda muscap yang ditentukan. Mereka yang “diundang” tersebut, akan diberikan tanda dalam menu kalender di gmail-nya bahwa pada hari dan tanggal yang dijadwalkan ada agenda musyawarah dan ucapan. Mereka pun bisa mengatur sistem peringatan reminder akan adanya agenda tersebut sesuai keinginan, misalnya sehari sebelumnya. Pimpinan Mahkamah Agung RI dapat mengakses agenda persidangan online ini melalui account “bersama” monitoring.muscapgmail.com . Bagi pimpinan, adanya agenda persidangan online ini selain untuk melakukan monitoring, juga untuk memastikan SK 1192013 berjalan dengan efektif.

d. Adanya Majelis dan Hari Musyawarah yang Tetap

Keharusan menetapkan hari musyawarah dan ucapan di muka, yaitu dilakukan maksimal tiga hari setelah ketua mejelis menerima berkas, akan beresiko terhadap terjadinya “bentrokan” jadwal sidang. Hal ini dikarenakan seorang hakim agung bisa berada di lebih satu majelis. Untuk mengantisipasi terjadinya jadwal yang bersamaan, maka diktum Kesatu SK KMA 1192013 memerintahkan kepada masing-masing Ketua Kamar Perkara menetapkan majelis tetap dan jadual hari tetap musyawarah dan ucapan yang berlaku untuk periode tertentu pada lingkungan Kamar yang dipimpinnya.

e. Mendorong Implementasi e-Dokumen

Konsekuensi menerapkan sistem membaca berkas bersama, berkas bundel B harus digandakan sesuai jumlah hakim anggota. Hingga akhir 2013, proses penggandaan ini dilakukan oleh Panitera Muda. Isu penggandaan berkas ini jika dilakukan secara hard copy akan menjadi isu serius. Konsumsi kertas untuk pemeriksaan berkas perkara akan sangat banyak. Padahal setelah pemeriksaan selesai, berkas yang digandakan akan menjadi sampah. Jika satu tahun MA rata-rata menerima 12.000 berkas, dan rata-rata berkas bundel B berjumlah 50 halaman, maka untuk kepentingan membaca berkas bersama untuk dua orang anggota majelis, diperlukan 1.200.000 lembar atau 2.400 Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 8 rim. Berat satu rim kertas rata-rata 2,27 kg, sehingga pertahunnya MA akan mengkonsumsi 5,4 ton kertas. Artinya, MA akan membuang minimal 5,4 ton per tahunnya. Untuk efektiitas sistem membaca berkas sekaligus mengeliminasi dampak negatif penggandaan berkas isik, maka pemanfaatan dokumen elektronik dalam pengajuan kasasi dan peninjauan kembali adalah sebuah keniscayaan. Dua tahun sebelum terbit SK 1192013, MA telah mewajibkan pengadilan untuk mengirimkan dokumen elektronik ketika mengajukan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali melalui SEMA 14 Tahun 2010. Jika SEMA 14 Tahun 2010 memanfaatkan dokumen elektronik untuk mempercepat penyusunan draft putusan, maka SK KMA 1192013 menjadikan dokumen elektronik untuk membaca berkas secara serentak. Sistem membaca berkas bersama ini memberikan efek domino terhadap pengadilan pengaju. Mereka harus memiliki kepatuhan yang tinggi dalam mengirim e-dokumen setiap pengajuan permohonan kasasi dan peninjauan kembali. Pengadilan pun harus memberlakukan SOP pengajuan permohonan kasasipeninjauan kembali bahwa para pihak wajib menyertakan dokumen elektronik seperti memori kasasi, kontra memori kasasi, dakwaan ataupun tuntutan jaksa.

C. Meningkatkan publikasi putusan pengadilan pada Direktori Putusan

Mahkamah Agung RI Sejak Maret 2011, Direktori Putusan telah menjelema menjadi pusat data putusan nasional national judgment repository. Kehadiran Pusat Data Graik 1 Publikasi Putusan Tahun 2013 berdasarkan Satker Bagian 1 : Manajemen Perkara 9 Putusan Nasional ini memudahkan publik untuk mengakses informasi putusan pengadilan dari empat lingkungan peradilan di seluruh Indonesia melalui satu alamat website http:putusan.mahkamhagung.go.id . Di akhir tahun 2011, terdapat 502 pengadilan yang sudah mempublikasikan putusannya dengan total putusan terpublikasi hingga akhir tahun berjumlah 122.556 putusan. Akhir tahun 2012 jumlah partisipasi pengadilan dalam publikasi putusan di Direktori Putusan meningkat menjadi 634 dengan jumlah putusan terpublikasi sebanyak 234.319. Sedangkan di akhir tahun 2013 jumlah pengadilan yang telah mempublikasikan putusannya di Direktori Putusan Mahkamah Agung RI berjumlah 721 satker 88,03. Satker yang belum mempublikasikan putusan hanya berjumlah 98 pengadilan 11,97 . Jumlah putusan yang dipublikasikan sepanjang tahun 2013 berjumlah 306.588 putusan. Jumlah ini meningkat 30, 84 dari tahun sebelumnya. Jumlah publikasi putusan tahun 2013 yang berjumlah 306.588 menunjukan bahwa rata-rata putusan yang terpublikasikan tiap bulannya berjumlah 25.549 putusan. Jika rata-rata hari kerja perbulan adalah 20 hari kerja, maka setiap hari kerja ada 1.277 putusan yang dimuat di Direktori Putusan Mahkamah Agung RI. Jika proses publikasi putusan tersebut diasumsikan dilakukan dalam jam kerja maka, setiap jamnya ada 160 putusan yang dipublis.

D. Knowledge management bagi pengadilan tingkat pertama untuk

mengelola dan mengirimkan e-dokumen ke Mahkamah Agung RI Salah satu agenda modernisasi manajemen perkara adalah pengiriman dokumen elektronik dalam pengajuan upaya hukum kasasipeninjauan kembali. Kebijakan penggunaan e-dokumen juga merupakan penataan ulang proses manajemen perkara sehingga persoalannya bukan semata bagaimana pengadilan dapat mengirimkan e-dokumen ke Mahkamah Agung RI, namun juga bagaimana pengadilan dapat mengelola dokumen elektronik secara efektif, membuat prosedur kerja yang dapat memastikan ketersediaan dokumen elektronik serta memiliki budaya kerja yang sejalan dengan implementasi e-dokumen. Knowledge management ini dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain internalisasi kebijakan bagi level pimpinan pengadilan oleh pimpinan Mahkamah Agung RI, dan bimbingan pengetahuan teknis bagi level penyelia di pengadilan yang bertanggung jawab dalam proses pengajuan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali. Internalisasi bagi level pimpinan pengadilan dilakukan di beberapa wilayah pengadilan tingkat banding, yaitu: Surabaya, Samarinda, Banda Aceh, Denpasar, dan Medan. Sedangkan bimbingan teknis bagi pelaksana dilaksanakan di beberapa daerah yaitu: Mataram, Yogyakarta, Makassar, Pontianak, Palangkaraya, Balikpapan, Medan dan Banda Aceh. Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013 10 Fokus knowledge management diarahkan pada dua hal pokok: a. Komunikasi Data Direktori Putusan. Targetnya adalah bagaimana pengadilan dapat mengelola dokumen elektronik perkara dengan efektif, memiliki prosedur yang mendukung elektronisasi dokumen perkara serta dapat melakukan transaksi pemberitahuan upaya hukum kasasi dan peninjauan kembali yang disertai dengan pengiriman dokumen elektronik yang ditetapkan oleh SEMA 14 Tahun 2010 menggunakan itur komunikasi data direktori putusan. b. Monitoring Penerimaan Berkas Perkara KasasiPK di Mahkamah Agung RI Targetnya adalah bagaimana pengadilan dapat menggunakan itur cetak barcode pada surat pengantar kasasipeninjauan kembali dan amplop berkas perkara. Melalui itur ini Mahkamah Agung RI dapat melakukan pengagendaan berkas secara elektronik dan disaat yang sama pengadilan akan mendapatkan informasi penerimaan pisik berkas perkara di Mahkamah Agung RI. Proses knowledge management ini menujukan hasil yang positif dengan salah satu indikator meningkatnya jumlah pengadilan yang sudah berpartisipasi mengupload putusannya di Direktori Putusan seperti telah disebutkan di atas. Indikator keberhasilan lainnya adalah jumlah berkas perkara yang diajukan menggunakan itur komunikasi data pada tahun 2013 Gambar 1 : Pembinaan Panitera MA Melalui Video Conference kepada Peserta Sosialisasi e-Dokumen di Medan