Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013
86 memberikan solusi atas penyelesaian perkara gugatan yang sederhana
small claims. Mahkamah Agung RI saat ini sedang menyusun strategi jangka
menengah dan jangka panjang terkait dengan penyelesaian gugatan perdata sederhana. Hal ini dilakukan untuk merespon perkembangan
kegiatan keperdataan yang menuntut penyelesaian sengketa dengan lebih cepat, lebih sederhana dan lebih ringan biaya. Selain itu,
pemberian solusi atas masalah ini juga mendesak dilakukan untuk memberikan akses yang lebih baik terhadap keadilan.
Penyusunan strategi diatas dipercayakan kepada Kelompok Kerja yang dibentuk oleh Ketua Mahkamah Agung RI melalui SK KMA No.
267KMASKX2013 tertanggal 7 Oktober 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Peraturan Mahkamah Agung RI Tentang
Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana.Pokja mengemban amanat untuk menyusun rekomendasi dan konsep kerangka kebijakan
yang dapat diambil dalam rangka peningkatan akses terhadap keadilan melalui penyelesaian gugatanperkara sederhana. Kegiatan ini turut
didukung oleh Australia-Indonesia Partnership for Justice AIPJ.
III. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
A. Sidang Keliling
Pelaksanaan sidang keliling dan sidang di tempat tetap zittingplaats adalah suatu bentuk usaha untuk mendekatkan pengadilan ke
masyarakat miskin dan marjinal yang secara geograis dan ekonomi sulit untuk menjangkau pengadilan.
Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 1.632.476.000,- untuk
pelaksanaan zittingplaatz di 23 lokasi. Sedangkan untuk sidang keliling, anggaran yang dialokasikan adalah sebesar Rp. 1.984.423.000,- untuk
pelaksanaan sidang keliling di 105 lokasi.
Realisasi pelaksanaan zittingplaatz pada tahun 2013 telah mencapai target dengan jumlah total pelaksanaan di 23 Pengadilan Negeri
dengan jumlah perkara yang diselesaikan melalui program ini sebanyak 3.164 perkara.
Sementara itu, sidang keliling yang telah dialokasikan untuk 105 pengadilan negeri untuk menyidangkan perkara permohonan akta
kelahiran sesuai SEMA Nomor 6 Tahun 2012, tidak dapat dilanjutkan lagi. Hal ini karena adanya putusan Mahkamah KonstitusiNo. 18PUU-
XI2013 tanggal 30 April 2013 yang menentukan bahwa permohonan
Bagian 2 : Akses Terhadap Keadilan
87 akta kelahiran untuk anak yang berumur lebih dari satu tahun tidak
lagi melalui penetapan pengadilan. Merespon hal tersebut, Mahkamah Agung RI kemudian menerbitkan SEMA Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Pencabutan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penetapan Pencatatan
Kelahiran yang Melampaui Batas Waktu Satu Tahun Secara Kolektif. Dengan demikian, maka pelaksanaan sidang keliling pun dengan
sendirinya menjadi terhenti dan anggaran yang telah dialokasikan di Badan Peradilan Umum itu dialihkan untuk kegiatan lain.
Tabel 2-1 :
Pelaksanaan Sidang Keliling dan Zittingplaatz di Lingkungan Peradilan Umum
Program Anggaran
Rp Serapan
Rp Jumlah
Lokasi Jumlah
Layanan
Ziingplaats 1.632.476.000
479.522.000 23
3.164 perkara Sidang Keliling 1.984.423.000
----- 105
----- Sedangkan untuk lingkungan peradilan agama, pada tahun 2013
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama telah menetapkan target 285 lokasi sidang keliling dengan total anggaran sebesar
Rp. 5.338.035.000,-.
Sampai akhir Desember 2013, jumlah perkara yang telah ditangani melalui sidang keliling oleh peradilan agama adalah sebanyak 19.383
perkara. Sedangkan lokasi pelaksanaan yang semula ditargetkan pada 285 lokasi meningkat hampir dua kali lipat, yakni menjadi 433
lokasi.
Tabel 2-2 :
Perbandingan Realisasi Pelaksanaan Sidang Keliling di Lingkungan Peradilan Agama 2011-2013
Tahun Lokasi
Jumlah Layanan Perkara Anggaran RpMilyar
Target Realisasi
Target Realisasi
Pagu Serapan
2011 273
338 11.553
18.549 4,1888
3,463
2012 273
283 11.553
23.675 4,411
3,682
2013 285
433 ---
19.383 5,338
3,501
Sidang Keliling di Luar Negeri
Selain melakukan sidang keliling di dalam negeri seperti yang selama ini telah dijalankan oleh pengadilan negeri dan pengadilan agama
Laporan Tahunan Mahkamah Agung RI - Tahun 2013
88 mahkamah syar’iyah, Mahkamah RI telah pula melakukan terobosan
untuk meningkatkan akses terhadap keadilan bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri.
Terobosan itu berupa penyediaan sidang keliling di luar negeri yang diperuntukkan bagi Warga Negara Indonesia WNI yang membutuhkan
jaminan kepastian hukum. Sidang keliling yang berupa pemeriksaan perkara permohonan itsbat pengesahan nikah ini pada praktiknya
telah dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat sejak 2011.
Berdasarkan SK KMA Nomor 084KMASKV2011, Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tahun 2013 telah melaksanakansidang itsbat
pengesahan nikah di Arab Saudi dan Malaysia. Kebijakan Mahkamah Agung RI ini merupakan sikap peka dan peduli terhadap persoalan
hukum yang dihadapi masyarakat. Perkawinan yang marak terjadi di kalangan WNI atau Tenaga Kerja Indonesia TKI yang berada di luar
negeri menimbulkan persoalan-persoalan keimigrasian.
Sidang keliling itsbat nikah di Arab Saudi dilaksanakan pada awal Oktober 2013. Bertempat di Konsulat Jenderal Republik Indonesia
KJRI Jeddah, majelis hakim PA Jakarta Pusat menyidangkan 128 perkara pengesahan nikah, 67 diantaranya dikabulkan.
Sedangkan untuk sidang pengesahan nikah di Malaysia dilaksanakan di dua tempat, yakni di Kuching pada 1-3 Juli 2013 dan di Tawau pada
3-6 Desember 2013. Jumlah perkara yang ditangani bervariasi. Di Kuching, keseluruhan permohonan yang diterima adalah sebanyak
156 perkara, sementara yang dikabulkan adalah 86 perkara. Adapun sidang pengesahan nikah di Tawau memproses 795 perkara dan
mengabulkan 696 perkara.
Photo 2-1 :
Suasana Pelaksanaan Sidang Itsbat Nikah di Tawau Malaysia Tahun 2013