Tujuan Penambahan Zat Pewarna Pewarna Alami yang Diizinkan

2.5.2 Tujuan Penambahan Zat Pewarna

Menurut Syah, dkk 2005, kemajuan teknologi pangan memungkinkan zat pewarna dibuat secara sintesis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi warna yang stabil pada produk pangan. Beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada makanan: 1. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara, atau temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan penyimpanan. 2. Meperbaiki variasi alami warna. Produk pangan yang salah warna akan diasosiasikan dengan kualitas rendah. Jeruk yang matang dipohon misalnya sering disemprotkan pewarna Citrus Red No. 2 untuk memperbaiki warnanya yang hijau buruk atau orange kecoklatan. 3. Membuat identitas produk pangan. Indentitas es krim strawberry adalah merah permen rasa mint akan berwarna hijau muda sementara rasa jeruk akan bewarna hijau yang sedikit tua. 4. Menarik minat konsumen dengan pilihan warna yang menyenangkan. 5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama produk simpan.

2.5.3 Pewarna Alami yang Diizinkan

Pewarna alami adalah zat warna alami pigmen yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati dan lain sebagainya.Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis.Akan tetapi Universitas Sumatera Utara keterbatasan pewarna alami adalah seringkali memberikan rasa yang tidak diinginkan, konsentrasi pigmen rendah, stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang baik dan spektrum warna tidak seluas pewarna sintetik.Oleh karnanya, dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia Cahyadi, 2009. Untuk zat pewarna metanil yellow pewarna kuning masyarakat dapat menggantikannya dengan zat pewarna alami untuk digunakan dalam pengolahan makanan seperti pembuatan mie aceh, diantaranya yaitu warna kuning dari kunyit, warna kuning merah dari wortel dan juga bisa diperoleh dari buah labu kuning. Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dapat digunakan sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami ikut menyumbangkan nilai nutrisi sepertikarotenoid, riboflavin, dan kobalamin, merupakan bumbu kunir dan paprika atau pemberi rasa karamel ke bahan olahannya Cahyadi, 2009. Berikut beberapa pewarna alami yang diizinkan digunakan dalam pangan diantaranya : 1. Karamel, yaitu pewarna alami berwarna cokelat yang dapat digunakan untuk mewarnai jeli 200 mgKg, acar ketimun dalam botol 300 mgKg dan yogurt beraroma 150 mgkg. 2. Beta–karoten, yaitu pewarna alami berwarna merah–orange yang dapat digunakan untuk mewarnai acar ketimun dalam botol 300 mgkg, es krim 100 mgkg, keju 600 mgkg, lemak dan minyak makan secukupnya. Universitas Sumatera Utara 3. Klorofil, yaitu pewarna alami berwarna hijau yang dapat digunakan untuk mewarnai jeli 200 mgkg atau keju secukupnya. 4. Kurkumin, yaitu pewarna alami berwarna kuning–orange yang dapat digunakan untuk mewarnai es krim dan sejenisnya 50 mgkg atau lemak dan minyak ikan secukupnya Nur’an, 2011. Pewarna makanan yang didapatkan secara alami dibedakan menjadi empat kelompokdiantaranya : 1. Senyawa tetrapyrole yang meliputi chlorofil, heme, dan bilin. 2. Derivat isoprenoid meliputi kartenoid. 3. Derivat benzopyran meliputi anthocianin dan flavonoid. 4. Artefak meliputi melanodine, karamel Mukono, 2010. Depkes RI mengurutkan daftar zat pewarna alami yang diizinkan di Indonesia seperti yang tertera pada tabel berikut : Tabel 2.3 Daftar Zat Pewarna Alami yang Diizinkan di Indonesia Nama Indonesia Nama Inggris No. Indeks Anato Anatto Orange 4 75120 Karotenal Carotenal 80820 Karotenoat Carotenoic Acid Orange 8 40825 Kantasantin Canthaxanthine 40850 Karamel, Amonia, Sulfit Caramel Colour - Karamel Caramel Colour Plain - Karmin Carmine red 4 75470 Beta Karoten Beta Carotene Yellow 26 75130 Klorofil Chlorophyll Green 3 75810 Klorofil Tembaga Komplex Chlorophyll Copper Complex 75810 Kurkumin Curcumin Yellow 3 75300 Riboflavin Ribaflavina - Titanium Dioksida Titanium Dioxide White 6 77891 Sumber : Departemen Kesehatan RI, 1988 Universitas Sumatera Utara

2.5.4 Pewarna SintetisBuatan

Dokumen yang terkait

Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli (E.Coli) Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisah Tahun 2015

4 58 78

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Hasil Industri Pengolahan Tempe Yang Dijual di Pasar Sei Sikambing Kota Medan Tahun 2012

26 125 90

Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Analisa Kandungan Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut Di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

0 77 97

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 19

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 7

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 1 46

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

1 1 4

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 49

Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli (E.Coli) Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisah Tahun 2015

0 2 12