pelatihan ini sehingga mayoritas masyarakat khususnya produsen tidak pernah mendapatkan pelatihankursus pengolahan makanan yang hygiene sebelumnya.
5.3 Oservasi Enam Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan Pada Industri
Pengolahan Mie Aceh Yang Menjual Hasil Produksi di Pasar Tradisional Kota Sigli
5.3.1 Pemilihan Bahan Baku Mie Aceh
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 10 industri pengolahan mie aceh yang menjual hasil produksi di pasar Tradisional Kota Sigli,
maka diperoleh bahwa semua industri pengolahan mie aceh 70 telah menggunakan bahan baku yang segar, tidak busuk, dengan keadaan yang masih
baik serta utuh seperti tepung terigu dn tepung kanji. Menurut Depkes 2004, Sumber bahan makanan yang baik adalah berasal
dari pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang dikendalikan dengan baik swalayan dan tempat-tempat penjualan yang diawasi
oleh pemerintah daerah dengan baik.Rata-rata semua industri berbelanja rutin setiap bulan dan sesuai kebutuhan sehingga tidak ada bahan yang busuk, bahkan
sebelum waktunya sudah habis kemudian langsung dipesan lagi. Menurut Amrin 2007 bahwa bahan baku yang busuk, tidak segar dan utuh, kemungkinan
mengalami kontaminasi dan pembusukan sehingga tidak layak dikonsumsi. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa 50 industri telah
memperoleh bahan baku dari tempat yang diawasi pemerintah, karena produsen membeli bahan baku mie aceh di Pasar Tradisional Kota Sigli dan Pasar lainnya
yang ada di provinsi aceh, bahkan ada yang diimpor dari Medan, serta bahan ada beberapa bahan olahan dalam kemasan terdaftar di Departemen Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk memelihara kesehatan masyarakat perlu sekali pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan-bahan makanan dan
minuman agar tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Hal-hal yang dapat membahayakan antara lain zat-zat kimia yang bersifat racun, bakteri-bekteri
pathogen dan bibit penyakit lainnya, parasit-parasit yang berasal dari hewan, serta tumuh-tumbuhan yang beracun Entjang, 2000.
5.3.2 Penyimpanan Bahan Baku Mie Aceh
Berdasarkan hasil observasi pada 10 industri pengolahan mie aceh pada proses penyimpanan bahan baku mie aceh yang menjual hasil produksi di pasar
Tradisional Kota Sigli diperoleh bahwa tidak semua industri yang memenuhi syarat kesehatan. Industri pengolahan mie aceh 70 telah memenuhi syarat
kesehatan berdasarkan tempat penyimpanan bahan makanan yang bersih, tertutup dan kedap air.Rata-rata industri pengolahan mie aceh menyimpan tepung terigu
dan tepung kanji di dalam karung goni dan diletakkan langsung di lantai namun ada yang memberi alas berupa kain, kardus, dan alas papan atau broti. Industri
pengolahan mie aceh dilihat dari tempat penyimpanan bahan baku makanan terpisah dari makanan jadi semuanya telah memenuhi syarat kesehatan.
Wadah penyimpanan bahan baku menggunakan karung plastik yang tertutup, bersih dan kedap air serta terpisah dari makanan jadi. Semua industri
meletakkan bahan baku diatas lantai dapur tempat pengolahan mie aceh yang dilapisi plastik dengan keadaan lantai yang bersih. Sebenarnya hal ini tidak
memenuhi syarat karena apabila diletakkan diatas lantai maka kemungkinan bisa tercemar oleh debu atau kotoran yang ada dilantai, mudah dijangkau oleh vektor
Universitas Sumatera Utara
binatang pengganggu seperti lalat, dan sebagainya.Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak lekas rusak.
Menurut Depkes 2004, tempat penyimpanan bahan baku makanan harus dalam keadaan bersih, kedap air dan tertutup, serta penyimpanan bahan baku
makanan terpisah dari makanan jadi. Menurut Prabu 2009, lokasi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi
oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan.
5.3.3 Pengolahan Mie Aceh