dalam pendidikan nasional bahasa merupakan salah satu mata pelajaran wajib disekolah. Penggunaan bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
diklasifikasikan menjadi empat, antara lain 1 kemampuan menyimak, 2 kemampuan berbicara, 3 kemampuan membaca, dan 4 kemampuan menulis.
Keempat kemampuan ini berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan si penggunanya. Biasanya kemampuan berbahasa akan diperoleh oleh seseorang
dimulai dari menyimak, berbicara, menulis, kenudian membaca. Kemampuan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk
memperhatikan apa yang diucapkan atau dibaca oleh seseorang. Mempunyai kemampuan menyimak membantu serseorang untuk berinteraksi dengan
dengan orang lain. Agar seseorang dapat menyimak dengan baik maka harus terus dilatih.
Metode permainan bisik berantai diharapkan dapat menjadi alat untuk melatih kemampuan menyimak seseorang, serta diharapkan mampu
memotivasi dan meningkatkan minat siswa untuk menyimak pembicaraan. Selain itu, metode permainan bisik berantai diharapkan mampu meningkatkan
prestasi belajar bahasa Indonesia terutama kemampuan menyimak siswa kelas III MI.
Metode permainan bisik berantai juga diterapkan dengan maksud untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan berdasarkan kajian teoretis dan kerangka pikir adalah jika metode permainan bisik berantai diterapkan
sebaiknya dan benar maka kemampuan menyimak siswa kelas III MI. ATH- THOYYIBIYYAH ditingkatkan.
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan dikelas III MI. ATH-THOYYIBIYYAH Jl. Komplek Kebersihan No 17 Rt 008010 Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Jumlah
siswa yang diteliti adalah dua puluh empat orang.
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai Maret-Mei pada semester genap tahun pelajaran 20132014 di MI. ATH-THOYYIBIYYAH
Kalideres Jakarta Barat.
B. Metode Penelitian dan Rancangan
1. Metode Penelitian
Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang metode
penelitian dengan metode Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dalam literatur berbahasa Inggris, PTK disebut dengan classroom action research.
1
Selanjutnya Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama berpendapat bahwa PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara
merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.”
2
Senada dengan pendapat IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit yang mengatakan bahwa Penelitian
1
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, 1999, h. 5
2
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks, 2009, h. 9
Tindakan Kelas atau PTK Classroom Action Research adalah “merupakan
metode penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”
3
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus. Dalam pelaksanaannya siklus dapat dihentikan apabila 70
telah tercapai tujuan dan kompetensi pembelajaran dengan nilai KKM 70 yang sesuai dengan SKBM
MI. ATH-THOYYIBIYYAH Kalideres Jakarta Barat. Dalam pelaksanaannya PTK memiliki empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
3
IGAK Wardhani, dan, Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka, 2010, Cet. 10, h. 1.4
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan Pelaksanaan
Refleksi Siklus II
Perencanaan
?