2 variabel metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita sebagai variabel bebas.
3.3.1 Variabel Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi
Keterampilan menulis membutuhkan kesabaran ekstra sehingga banyak siswa yang kurang meminati aspek menulis. Keterampilan mengubah teks wawancara
menjadi narasi yang dimaksud di sini adalah keterampilan siswa dalam mengolah sebuah teks wawancara menjadi karangan narasi dengan memerhatikan beberapa
aspek seperti penggunaan kalimat langsung dan tak langsung. Selain itu, kesesuaian isi, kalimat langsung dan tak langsung, ejaan dan tanda baca, kohesi dan koherensi,
urutan cerita, pemilihan kata, dan kerapian tulisan juga harus diperhatikan oleh siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi.
Penelitian ini dianggap berhasil jika nilai rata-rata siswa secara klasikal dapat mencapai 77. Jika nilai rata-rata siswa secara klasikal dapat mencapai 77 maka dapat
dikategorikan baik dan telah mencapai target. Hal ini berarti peneliti telah mampu mencapai hasil melebihi kriteria ketuntasan minimal di SMP N 30 Semarang yang
hanya 75.
3.3.2 Variabel Metode Pencarian Informasi melalui Kartun Bercerita
Peneliti memilih salah satu metode pembelajaran aktif dari Mel Silberman 2009 dalam bukunya Active Learning, yaitu metode pencarian informasi. Metode ini
mengajak siswa agar lebih teliti ketika mencermati sebuah teks wawancara sehingga mereka akan lebih mudah ketika menyusun kembali menjadi sebuah karangan narasi.
Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktivitas
pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menggunakan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa
saja yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Siswa akan merasakan suasana yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Metode pengajaran ini menyediakan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif. Cara ini mengarahkan siswa ke dalam eksplorasi yang alami dan investigasi langsung ke dalam suatu situasi
pemecahan masalah. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartun bercerita.
Media kartun bercerita merupakan media yang dapat menyampaikan informasi kepada siswa baik dalam bentuk visual maupun audiovisual.
Peneliti memilih kartun bercerita karena siswa kelas VII ditengarai masih menyukai film kartun yang ditayangkan di televisi sehingga penyajian media kartun
akan menarik minat mereka. Jika siswa sudah tertarik dengan media yang disajikan oleh guru maka tentunya mereka pun akan lebih mudah menyerap materi. Percakapan
yang dilakukan oleh para tokoh pun akan lebih mudah mereka pahami. Hal ini akan berbeda jika wawancara dilakukan oleh tokoh yang tidak mereka kenal, maka mereka
akan lebih sulit memahami isi wawancara tersebut.
3.4 Indikator Kinerja