Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal ini terbukti dengan banyaknya upaya meningkatkan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi yang telah dilakukan oleh para peneliti. Penelitian tindakan kelas umumnya dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti atau ia sendiri sebagai guru berperan ganda melakukan penelitian individu di kelas, di sekolah atau tempat ia mengajar untuk tujuan penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran Muliawan 2010:1. Aspek menulis dalam masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut karena penelitian sebelumnya belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut demi menyempurnakan penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian yang dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu Ikeguchi 1997, Spencer 2005, Suwarna 2007, Suryanto 2008, Rubiah 2009, Susmiati 2009, dan Widyastuti 2009. Ikeguchi 1997 dalam penelitiannya yang berjudul “Teaching Integrated Writing Skills ” menunjukkan bahwa proses pembelajaran menulis terpadu sangat efektif digunakan oleh mahasiswa Jepang kelas menulis. Kelebihan penelitian ini yaitu mahasiswa dapat menempatkan ide-ide secara logis, mengatur pola pikir, dan mengekspresikan ide tersebut dalam kalimat lengkap. Teknik ini memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengekspresikan diri agar menghasilkan tulisan yang terbaik. Tetapi, penelitian ini juga terdapat kekurangan yaitu tulisan siswa biasanya kurang bervariatif dan terkesan monoton karena kurangnya bimbingan dari guru. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ikeguchi 1997 mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan kedua penelitian tersebut terletak pada aspek yang diteliti yaitu menulis. Selain itu, terdapat pula beberapa perbedaan yaitu: metode yang digunakan, subjek penelitian, dan jenjang pendidikan. Ikeguchi melakukan penelitian untuk kalangan mahasiswa, sedangkan penulis melakukan penelitan untuk jenjang sekolah menengah pertama SMP. Penelitian Spenser 2005 yang berjudul Step by Step Guide to Narrative Writing menunjukkan manfaat dalam menentukan langkah-langkah terlebih dahulu sebelum menulis karangan narasi. Tujuan penelitian ini yaitu 1 untuk mengetahui langkah-langkah menulis karangan narasi, 2 untuk menghubungkan cerita yang berasal dari pengalaman pribadi orang lain, dan 3 untuk menyatukan cerita dengan kehidupan. Penelitian Spenser 2005 memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penelitian ini yaitu siswa akan lebih mudah dalam menyusun karangan narasi karena dituntun langkah demi langkah oleh guru. Akan tetapi, penelitian ini juga memiliki kekurangan. Pembelajaran membutuhkan waktu yang lebih lama karena guru harus membimbing siswa di setiap langkah dalam menyusun karangan narasi. Penelitian ini membutuhkan waktu yang lama dan terasa monoton karena peneliti tidak menggunakan media pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Spenser ini memiliki persamaan serta perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan kedua penelitian ini yaitu aspek menulis yang dipilih sebagai bahan penelitian, serta jenis karangan yang sama yaitu karangan narasi, sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Spenser dan penulis yaitu terletak pada subjek penelitian dan metode yang digunakan. Penelitian Suwarno 2007 berjudul “Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Teknik Penceritaan Pengalaman Pribadi pada Kelas VIIB SMP N 1 Godong”. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian kali ini, yaitu memilih kompetensi dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siswa kelas VII SMP. Tetapi, teknik yang digunakan berbeda dengan teknik yang digunakan penulis. Teknik yang digunakan Suwarno 2002 yaitu penceritaan pengalaman pribadi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode pencarian informasi. Berdasarkan analisis penelitian, keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I, rata- rata kelas meningkat menjadi 65,2 yaitu sebesar 8,5, sedangkan pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 76 yaitu sebesar 9,9 . Kelemahan penelitian yang dilakukan oleh Suwarno 2007 yaitu terletak pada teknik yang digunakan. Teknik penceritaan pengalaman pribadi yang digunakan Suwarno membutuhkan waktu yang lebih lama karena sebelum mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa harus berpikir tentang pengalaman pribadi mereka terlebih dahulu. Penelitian Suryanto 2008 berjudul “Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Pemodelan pada Siswa Kelas II D SLTP 1 Sukorejo Kendal”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan siswa. Hal ini terbukti dari siklus pertama diperoleh hasil prosentase rata-rata kelas 64,4 dan siklus kedua diperoleh prosentase rata-rata kelas 80. Peningkatan dari siklus pertama ke siklus ke dua sebesar 7,8. Hal ini menujukkan bahwa penggunaan teknik pemodelan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto 2008 memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu pada kompetensi dasar yang akan diteliti, sedangkan perbedaannya terletak pada subjek serta teknik yang digunakan. Kelemahan pada penelitian ini yaitu teknik yang digunakan. Saat pembelajaran berlangsung beberapa siswa harus berperan menjadi pewawancara dan narasumber sebagai pemodelan. Metode yang digunakan tidak efektif dalam pembelajaran karena beberapa siswa yang menjadi model dalam pembelajaran tidak dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal. Penelitian Rubiah 2009 berjudul “Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi dengan Teknik Concept Map pada siswa Kelas VII SMP N 3 Juwana”. Penelitian ini mengkaji tentang keterampilan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi dengan teknik concept map dengan tujuan memudahkan imajinasi siswa saat mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Penggunaan visualisasi gambar, akan dapat membantu siswa dalam proses menulis karangan narasi. Adapun hasil yang dicapai terbukti bahwa dengan menggunakan teknik concept map dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hasil pembelajaran terlihat adanya peningkatan kompetensi yang dicapai oleh para siswa. Berdasarkan analisis penelitian, keterampilan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I, rata-rata kelas meningkat menjadi 65,2 sebesar 8,5, sedangkan pada siklus II, skor rata-rata kelas meningkat menjadi 76 yaitu sebesar 9,9. Hasil yang diperoleh bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaan kedua penelitian ini yaitu terdapat pada kompetensi yang diteliti yakni mengubah teks wawancara menjadi narasi, sedangkan perbedaan penelitian terdapat pada metode yang digunakan, dan subjek penelitian. Kelemahan penelitian ini terdapat pada teknik yang digunakan. Siswa diberikan visualisasi gambar lalu membuat sebuah konsep masing-masing. Hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pembelajaran. Susmiati 2009 melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas VII F SMP N 32 Semarang”. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa nilai siswa dalam kompetensi mengubah teks wawancara menjadi narasi rata-rata 50,73. Setelah dilakukan tindakan siklus I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 63,12 dan pada siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 73,76. Dari hasil analisis deskriptif kualitatif dapat diketahui bahwa rata-rata keaktifan siswa sebesar 47. Pada siklus I rata-rata keaktifan siswa meningkat menjadi 67 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87 serta sudah tidak ditemukan lagi perilaku siswa yang tidak mendukung pembelajaran. Persamaan penelitian Susmiati 2009 dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu memiliki kompetensi dasar penelitian yang sama. Kelemahann yang terdapat pada penelitian ini yaitu pada subjek dan pendekatan yang digunakan. Pendekatan kontekstual komponen pemodelan memiliki kelemahan yang hampir sama dengan teknik pemodelan yakni ada beberapa siswa yang harus berperan sebagai model sehingga mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal. Penelitian Widyastuti 2009 berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Teknik Menulis Cepat dan Media Video Compact Disk VCD Siswa kelas VII SMP N 5 Ketro Kecamatan Karangkayung Kabupaten Grobogan”. Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi dengan teknik menulis cepat dan media video compact disk VCD. Penggunakan teknik menulis cepat dan media video compact disk VCD diharapkan dapat membantu siswa dalam proses mengubah teks wawancara menjadi narasi. Media ini diharapkan dapat membantu siswa dalam berimajinasi saat menulis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan teknik menulis cepat dan media video compact disk VCD. Hasil ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai siswa kelas VII SMP N 5 Ketro Kecamatan Karangkayung Kabupaten Grobogan setelah mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan teknik menulis cepat dan media video compact disk VCD. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis paragraf deskriptif dari siklus I ke siklus II. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan siswa dari 71,29 pada siklus I menjadi 74,52 pada siklus II dan terjadi peningkatan sebesar 13. Berdasarkan hasil yang dicapai dari penelitian di atas, terdapat adanya usaha dalam meningkatkan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hasil yang diperoleh sangat bermanfaat baik untuk siswa maupun untuk guru. Kompetensi dasar pada penelitian yang telah dilakukan oleh Widyastuti 2009 sama dengan kompetensi yang akan diteliti oleh penulis. Perbedaan kedua penelitian tersebut terletak pada teknik yang digunakan. Teknik menulis cepat yang diterapkan pada penelitian tersebut memang dapat meningkatkan kompetensi siswa, namun pada teknik tersebut pun terdapat kelemahan. Teknik menulis cepat akan membingungkan siswa yang belum mengerti bagaimana cara mengubah teks wawancara menjadi narasi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkedudukan sebagai penyempurna penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian tentang mengubah teks wawancara menjadi narasi sudah banyak dilakukan. Tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan masih rendahnya keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi sehingga peneliti menganggap masih perlu dilakukan penelitian yang sejenis. Selain itu, perlu digunakan metode baru agar pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dapat diserap dengan baik oleh siswa. Salah satu cara peningkatan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita.

2.2 Landasan Teoretis

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15