Jurnal Guru Hasil Jurnal Siklus I

Pertanyaan terakhir tentang saran yang ingin disampaikan siswa kepada guru. Semua siswa berharap pembelajaran lebih baik lagi dan siswa menginginkan media yang serupa pada semua materi. Hal tersebut diungkapkan oleh R- 30, “Sebaiknya kal au ada materi, pakai praktik seperti ini.” Hal serupa pun diungkapkan oleh R-33, “Sebaiknya gunakan media pembelajaran lagi, supaya proses belajar-mengajar lebih menyenangkan.”

4.1.3.2.2 Jurnal Guru

Jurnal guru memuat tentang hal yang dicermati oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi oleh guru pada saat pembelajaran. Aspek yang ditulis dalam jurnal guru yakni, 1 bagaimana persiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita, 2 bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita, 3 bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita, 4 bagaimana tanggapan siswa terhadap media kartun bercerita yang digunakan dalam pembelajaran, dan 5 kejadian-kejadian apa saja yang muncul pada saat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita? Pertama tentang persiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita. Guru mengungkapkan bahwa semua siswa siap untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia pada hari itu. Hal ini terlihat saat peneliti masuk kelas, ketua kelas langsung memimpin salam kepada peneliti. Setelah itu, suasana kelas menjadi hening. Berikut petikan salam dari siswa kepada guru. Ketua kelas, “Beri salam kepada bu guru”. Semua siswa menjawa, “Selamat siang, Bu.” Setelah itu guru menjawab salam, lalu memulai pembelajaran. Pertanyaan kedua berisi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita. Guru mengungkapkan bahwa keaktifan siswa sudah mulai tampak ketika guru bertanya jawab dengan siswa pada kegiatan apersepsi. Sebagian besar siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Pada saat pembelajaran beberapa siswa juga sudah tidak canggung untuk bertanya kepada peneliti apabila ada hal yang belum dipahami. Tetapi, ada juga beberapa siswa yang masih enggan bertanya pada peneliti, mereka memilih bertanya pada teman yang lain. Keaktifan juga terlihat ketiga peneliti menyajikan media kartun bercerita. Sebagian siswa yang duduk di bangku bagian belakang menginginkan duduk di depan agar bisa memahami media yang diputar dengan baik. Bahkan keaktifan siswa masih terlihat hingga pembelajaran akan berakhir. Pada saat menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sebagian besar siswa menjawab secara bersamaan. Meskipun ada beberapa siswa yang terlihat diam. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa sudah cukup baik. Pertanyaan ketiga berisi tentang tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita. Guru menjelaskan bahwa selama pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siklus I, tanggapan siswa ketika mendapat penugasan dari peneliti cukup beragam. Sebagian siswa cukup bersemangat dan langsung melaksanakan tugas sesuai dengan perintah peneliti, namun beberapa siswa tidak memerhatikan dan justru melakukan aktivitas lainnya. Tetapi setelah peneliti mengondisikan kelas dan menjelaskan ulang tugas yang belum mereka pahami akhirnya mereka paham dan mengerjakannya. Pertanyaan keempat berisi tentang tanggapan siswa terhadap media kartun bercerita yang digunakan dalam pembelajaran. Guru mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa tertaik dengan media yang digunakan oleh peneliti. Hal ini nampak pada jurnal siswa dan hasil wawancara. Sebagian besar siswa menyatakan tertarik dengan media yang digunakan oleh peneliti. Hal ini juga nampak saat media diputar dan para siswa memperhatikan dengan antusias, meskipun ada beberapa siswa yang kurang tertarik. Pertanyaan terakhir berisi tentang kejadian-kejadian apa saja yang muncul pada saat pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita. Kelas penelitian merupakan kelas dimana peneliti dulu melakukan pratik pengalaman lapangan PPL sehingga banyak kejadian-kejadian menarik yang muncul saat pembelajaran. Guru pun menjelaskan beberapa kejadian menarik yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung. Para siswa merasa kangen dengan guru praktikan yang dulu mengajar mereka. Kejadian pertama saat guru memasuki ruang kelas, seketika suasana pun menjadi heboh dan ramai. Bahkan banyak siswa yang langsung maju ke depan untuk bersalaman dengan guru. Selain itu, ada seorang siswa R-7 tiba- tiba bertanya, “Bu, kenapa bu Ana tidak mengajar di sini saja?” Guru pun merasa kaget dan terharu. Siswa mulai merasa tertarik diajar oleh peneliti ketika praktik dulu, karena peneliti sering menggunakan media dan metode pembelajaran yang terbaru dan inovatif. Tetapi setelah peneliti menjelaskan akhirnya siswa memahami kehadiran peneliti yang hanya beberapa kali untuk penelitian. Selain itu, R-27 yang merupakan salah satu siswa penggemar kartun bertanya, “Bu, kalau nama tokohnya saya ganti menjadi nama kartun semua boleh Bu?” Guru merasa senang karena sesuai dugaan peneliti bahwa siswa masih sangat menyukai dunia kartun. Tetapi peneliti memberikan penjelasan bahwa informasi harus sesuai dengan media yang ditampilkan dan siswa pun memahaminya. Setelah itu, pembelajaran berlangsung dengan lancar dan kondusif hingga selesai.

4.1.3.3 Hasil Wawancara Siklus I

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15