3 Skestsa
Sketsa adalah suatu bentuk wacana yang singkat, yang selalu dikategorikan dalam tulisan naratif, walaupun kenyataannya unsur perbuatan berlangsung dalam
suatu unit waktu tidak terlalu ditonjolkan. Tujuan utama sketsa adalah menyajikan hal- hal yang penting dari suatu peristiwa atau kejadian secara garis besar dan selektif, dan
bukan untuk memaparkan secara lengkap.
4 Profil
Profil memperlihatkan ciri-ciri utama dari seorang tokoh yang dideskripsikan berdasarkan suatu kerangka yang telah digariskan sebelumnya. Bagian terpenting yang
dimasukkan dalam sebuah profil adalah sebuah sketsa karakter, yang disusun sedemikian rupa untuk mengembangkan subjeknya. Bila kita telah selesai membaca
sebuah profil yang baik, kita merasakan bahwa kita telah berjumpa dengan suatu kepribadian dari seorang individu yang sesungguhnya.
2.2.8 Struktur Narasi
Keraf 1983:147 mengungkapkan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, sudut
pandang, dan alur. Alur merupakan kerangka dasar yang terpenting dalam suatu kisah. Alur mengatur bagaimana watak para tokoh digambarkan, serta situasi dan perasaan
tokoh yang terkait dalam satu kesatuan waktu. Keraf 1983:147 membatasi alur sebagai suatu interelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-
tanduk, karakter, pikiran, dan sudut pandang.
Tindak-tanduk perbuatan sebagai satu kesatuan unsur dalam alur. Dalam narasi setiap tindakan harus diungkapkan secara terperinci dalam komponen-komponennya
sehingga pembaca seolah-olah merasakan sendiri kejadian itu. Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya mengambil suatu tempat. Tempat
itulah yang dinamakan latar. Latar dapat menjadi unsur utama maupun unsur tambahan dalam narasi. Selain itu, sudut pandang juga merupakan salah satu unsur
penting. Tujuan sudut pandang adalah sebagai pedoman atau tindak-tanduk karakter dalam sebuah pengisahan.
Berdasarkan pendapat Keraf 1983:147 struktur utama pembentuk narasi yaitu
terdiri atas perbuatan, penokohan, latar, sudut pandang, dan alur cerita. 2.2.9 Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi
Suparno dan Yunus 2006:450 mengungkapkan langkah-langkah menulis karangan narasi yaitu 1 menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan, 2
menetapkan sasaran pembaca, 3 merancang peristiwa-peristiwa yang akan ditampilkan, 4 membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan, dan
akhir cerita, 5 merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung peristiwa, dan 6 menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan
sudut pandang. Langkah-langkat tersebut tentunya akan berbeda jika kita menyusun karangan
narasi yang bersumber pada teks wawancara. Langkah-langkah mengubah teks wawancara menjadi narasi yaitu 1 membaca teks wawancara secara teliti, 2
memahami pokok-pokok informasi yang terdapat pada teks wawancara, 3 menyusun kerangka karangan berdasarkan pokok informasi yang telah didapatkan, 4
mengembangkan kerangka karangan, dan 5 menyunting tulisan jika ada kesalahan bahasa maupun tulisan. Pengembangan karangan lebih ditekankan pada penggunaan
sudut pandang orang ketiga. Hal ini dilakukan agar semua siswa mengembangkan karangan dengan pola yang sama.
Berdasarkan pendapat Suparno dan Yunus 2006:450, langkah-langkah pokok dalam menulis karangan narasi yaitu menentukan tema, sasaran pembaca, menyusun
peristiwa dan mengembangkannya, serta menentukan tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
2.2.10 Hakikat Wawancara