Refleksi Hasil Refleksi Perilaku Siswa

kembali materi yang belum dipahami siswa, serta lebih mendekatkan diri dengan siswa agar tidak takut jika ingin bertanya. Selain itu, guru juga membangun suasana kelas yang nyaman sehingga siswa senang mengikuti pembelajaran. 4 guru mengulangi peraturan pengelompokkan yaitu dengan teman sebangku, tidak boleh dengan yang lain sehingga siswa lebih terarah. Selain itu, guru membantu siswa yang kebingungan dengan mendatangi langsung. 5 guru menggunakan media visual agar siswa lebih mudah memahami informasi yang disajikan melalui media.

4.1.3.5.2 Refleksi Hasil

Pada penelitian siklus I menghasilkan produk yang kurang maksimal. Pada siklus I hanya mencapai nilai 70,7 padahal target penelitian sebesar 77. Beberapa kekurangan terdapat pada hasil siklus I. Kekurangan tersebut yaitu 1 beberapa penulisan kalimat tak langsung masih salah. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung. 2 penggunaan kata ganti yang salah. 3 informasi dalam produk siswa kurang lengkap. 4 penulisan karangan kurang rapi, dan 5 siswa cenderung membuat karangan sama seperti ilustrasi yang ada di LK I. Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti akan melakukan beberapa perbaikan tindakan agar pembelajaran dapat mencapai target yang diharapkan. Perbaikan tindakan tersebut yaitu, 1 guru menjelaskan kembali materi tentang kalimat langsung dan tak langsung, memberikan beberapa contoh kalimat langsung yang diubah menjadi kalimat tak langsung, serta memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya, 2 menjelaskan kembali materi tentang kata ganti, 3 guru menjelaskan kembali pokok-pokok informasi yang harus ada dalam suatu karangan yaitu unsur 5W+1H, 4 guru memberikan materi tentang teknik menulis yang baik sehingga tulisan terlihat rapi, dan 5 penggunaan LK akan menggunakan ilustrasi seminimal mungkin agar siswa tidak menyontek ilustrasi tersebut.

4.1.3.5.3 Refleksi Perilaku Siswa

Pada penelitian siklus I yang telah dilaksanakan, siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran. Hal ini nampak dari perilaku positif siswa dengan media yang ditampilkan guru. Siswa cukup positif merespon media yang digunakan guru. Hal ini nampak ketika guru menyajikan media semua siswa diam, meskipun beberapa siswa tidak memperhatikan. Tidak hanya perilaku positif saja, perilaku negatif pun masih nampak pada siklus I. Perilaku negatif yang masih muncul pada siklus I yaitu, 1 siswa masih sering gaduh, terutama yang duduk dibangku bagian belakang, 2 siswa belum berani bertanya pada guru jika mengalami kesulitan ketika pembelajaran, dan 3 beberapa siswa terlihat tak bersemangat selama pembelajaran. Berdasarkan permasalahan perilaku siswa yang muncul pada siklus I, peneliti akan melakukan beberapa perbaikan tindakan pada siklus II. Perbaikan tindakan tersebut yaitu, 1 guru selalu berkeliling saat pembelajaran agar dapat menguasai kelas sehingga siswa terutama yang duduk di bangku bagian belakang tidak gaduh. Selain itu, guru juga memberikan perhatian khusus pada siswa yang gaduh misalnya dengan memberikan peranyaan tentang materi yang sedang dipelajari. 2 guru berusaha agar lebih dekat dengan siswa dan membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman agar siswa tidak takut untuk bertanya, dan 3 di awal pembelajaran guru memberitahukan siswa bahwa nanti di akhir pembelajaran siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan hadiah dari guru. Hal ini diharapkan agar siswa lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru juga menambahkan aktivitas kunjung karya antar kelompok agar siswa aktif dan bersemangat.

4.2 Penelitian Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Tindakan ini dilaksanakan karena pada siklus I hasil pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui kartun bercerita baru mencapai nilai rata-rata kelas sebesar 70,7 atau masuk dalam kategori cukup. Padahal target nilai dalam penelitian ini adalah 77 atau dalam kategori baik. Selain itu, masih ada perilaku negatif yang dilakukan siswa saat mengikuti pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil tes pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, yaitu dengan memberikan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan siswa pada siklus I. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. 4.2.1 Proses Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Metode Pencarian Informasi Melalui Media Kartun Bercerita Proses penelitian siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan. Proses pembelajaran yang berlangsung pada pembelajaran siklus II dapat digambarkan sebagai berikut. Pada siklus II siswa tidak lagi kaget ketiga guru yang mengajar bukan guru seperti biasanya. Guru mengucapkan salam dan dijawab keseluruhan siswa dengan antusias. Di awal pembelajaran guru menceritakan tentang penulis sukses

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15