keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam Tarigan 2008:1. Pembelajaran bahasa tidak dapat dipisahkan dari keempat keterampilan dasar lainnya.
Menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang aktif dan produktif. Hal ini disebabkan karena saat seseorang menulis dituntut aktif untuk menghasilkan
sebuah tulisan apapun itu bentuknya. Setiap keterampilan berbahasa memiliki hubungan yang sangat erat dengan keterampilan berbahasa lainnya. Hubungan ini
sangat beragam. Tarigan 2008:1 mengatakan bahwa dalam memperoleh keterampilan berbahasa, seseorang harus melalui suatu urutan hubungan yang teratur.
Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Hal tersebut merupakan bentuk konkrit
hubungan keempat aspek berbahasa. Berdasarkan pendapat Akhadiah, dkk. 1991:1, Lado dalam Suriamiharja,
dkk. 1996:1, Wiyanto 2004:7, dan Tarigan 2008:1 yang dimaksud menulis dalam penelitian ini adalah salah satu cara berkomunikasi secara tidak langsung antara
penulis dan pembaca sebagai cara untuk mengekspresikan segala ide, gagasan, pikiran, dan pendapat.
2.2.2 Tujuan Menulis
Tujuan menulis bergantung pada masing-masing penulis. Keraf 1991:34 mengemukakan bahwa tujuan tulis-menulis atau karang-mengarang adalah untuk
mengungkapkan segala sesuatu baik fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembaca. Melalui sebuah tulisan, seorang penulis dapat
menyampaikan apapun ide ataupun yang ia miliki secara lebih jelas dan terperinci kepada pembaca.
Setiap penulis memiliki tujuan menulis yang berbeda-beda. Suriamiharja, dkk. 1996: 2 mengatakan bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat
dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Jadi, dapat diartikan bahwa keterampilan menulis menjadi
salah satu cara berkomunikasi secara tertulis, di samping adanya komunikasi lisan. Pada umumnya tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan dan maksud secara
lisan. Berdasarkan pendapat Keraf 1991:34 dan Suriamiharja, dkk. 1996:2 dapat
disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah sebagai sarana berkomunikasi. Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan dengan model kooperatif. Model tersebut
merupakan pendekatan pembelajarn yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.2.3 Manfaat Menulis
Menulis merupakan salah satu kegiatan yang sarat makna dan manfaat. Banyak hal yang bisa kita dapat dari kegiatan menulis. Akhadiah dkk. dalam Suriamiharja,
dkk. 1996:4 mengungkapkan seorang penulis akan mendapatkan beberapa manfaat penting menulis, yaitu sebagai berikut: 1 seorang penulis akan dapat mengasah
kemampuan dan potensi dirinya., 2 terbiasa mengembangkan gagasan sehingga dapat menjadi sebuah tulisan yang bermakna, 3 menambah wawasan dalam segala bidang,
4 terlatih
dalam mengorganisasikan
gagasan secara
sistematis serta
mengungkapkannya secara tersurat, 5 dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif, 6 terbiasa memecahkan masalah secara konkret, 7
terdorong untuk terus belajar secara aktif, dan 8 membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Selain pendapat Akhadiah, dkk. 1996:4, Komaidi 2007:12 juga mengungkapkan beberapa manfaat yang diperoleh dari aktivitas menulis, yaitu sebagai
berikut: 1 menumbuhkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar, 2 mendorong penulis untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran,
jurnal, dan sejenisnya, 3 terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita secara runtut, sistematis, dan logis, 4 secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan
dan stress, 5 tulisan yang dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh penerbit, maka akan mendapatkan kepuasan batin, dan 6 tulisan yang dibaca oleh banyak orang
mungkin puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan membuat penulis semakin popular dan dikenal oleh para pembaca.
Menulis memang memiliki segudang manfaat. Beberapa pendapat ahli tersebut dilengkapi oleh Pannebanker dalam Komaidi 2007: 14-15 menyebutkan beberapa
manfaat aktivitas menulis, yaitu sebagai berikut: 1 menulis menjernihkan pikiran. Seseorang dilatih untuk memetakan persoalan yang rumit, misalnya dengan
memetakan atau menyederhanakan masalah yang rumit. Seseorang bisa menyelesaikan masalah dengan pikiran yang tenang dan jernih, 2 menulis mengatasi
trauma. Seseorang bisa mengurangi trauma masa lalu. Berusaha melupakan dan menyederhanakan bahkan dilihat dari sudut pandang kelucuannya, 3 menulis
membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru. Seseorang terlatih untuk mengingat atau mengabadikan informasi atau peristiwa masa lalu yang telah terjadi.
Bahkan bisa diinformasikan kepada orang lain secara lebih luas, dan 4 menulis
membantu memecahkan masalah. Menulis seseorang bisa melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan
menyederhanakan masalah kemudian mencari solusinya. Menulis-bebas membantu seseorang ketika terpaksa harus menulis.
Maksudnya, dengan menulis-bebas yang biasa dilakukan, seseorang akan terlatih dalam kondisi apapun terutama saat terburu-buru. Dia terbiasa menuangkan gagasan
dan pendapat sehingga dalam waktu mendesak mampu menulis dengan sistematis dan runtut.
Berdasarkan pendapat Akhadiah, dkk. dalam Suriamiharja 1996:4-5, Komaidi 2007:14-15, dan Pannebanker dalam Komaidi 2007:14-15 dapat kita
simpulkan bahwa keterampilan menulis mempunyai segudang manfaat, mulai dari segi pendidikan, psikologis, hingga kesehatan. Oleh karena itu, banyak orang yang
senang menulis baik itu untuk menyalurkan bakat ataupun untuk tujuan lainnya.
2.2.4 Hakikat Narasi