teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui media kartun bercerita telah berhasil karena pada siklus II hasil pembelajaran sudah
mencapai bahkan telah melampaui target yang ditentukan. Selama pembelajaran siswa lebih aktif dan antusias. Selain itu, perubahan
perilaku pun nampak pada siswa. Jika pada siklus I siswa masih takut bertanya, pada siklus II siswa sudah tak takut lagi. Agar lebih jelas, refleksi dibagi menjadi tiga yaitu
refleksi proses, hasil, dan perubahan perilaku.
4.2.3.5.1 Refleksi Proses
Perbaikan tindakan telah dilakukan pada penelitian siklus II. Beberapa perbaikan tindakan tersebut yaitu 1 pada tindakan siklus II peneliti mengubah media
yang digunakan menjadi berbrntuk visual. Media dalam bentuk audiovisual yang digunakan pada siklus I dirasa memiliki beberapa kelemahan dan peneliti menganggap
media dalam bentuk visual lebih tepat. Salah satu kelemahan media audiovisual yaitu siswa yang duduk di bangku belakang kurang jelas saat media disajikan. Media yang
digunakan tetap kartun bercerita, hanya bentuk dan isinya saja yang berbeda. Melalui media kartun bercerita yang berbentuk visual, siswa bisa memahami informasi yang
ada secara bertahap sehingga tidak kebingungan. 2 Guru menerapkan konsep kunjung karya agar siswa lebih aktif dan bersemangat, serta memberiakan hadiah untuk siswa
yang memiliki nilai tertinggi. Pada siklus I beberapa siswa terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga guru melakukan tindakan
perbaikan tersebut. 3 guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa, serta lebih mendekatkan diri dengan siswa agar tidak takut jika ingin bertanya. Selain
itu, guru juga membangun suasana kelas yang nyaman sehingga siswa senang
mengikuti pembelajaran, 4 guru menggunakan media visual sehingga siswa dapat menangkap informasi secara bertahap dan lebih mudah memahami informasi yang
ada. Perbaikan tindakan telah dilakukan oleh peneliti. Suasana proses pembelajaran
pun terasa lebih nyaman dan efektif. Siswa pun lebih aktif dalam pembelajaran sehingga hasil siklus II lebih baik daripada siklus I.
4.2.3.5.2 Refleksi Hasil
Perbaikan tindakan telah dilakukan guru pada siklus II. Perbaikan tindakan tersebut yaitu, 1 guru menjelaskan kembali materi tentang kalimat langsung dan tak
langsung, memberikan beberapa contoh kalimat langsung yang diubah menjadi kalimat tak langsung, serta memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
mengerti untuk bertanya, 2 menjelaskan kembali materi tentang kata ganti, 3 guru menjelaskan kembali pokok-pokok informasi yang harus ada dalam suatu karangan
yaitu unsur 5W+1H, 4 guru memberikan materi tentang teknik menulis yang baik sehingga tulisan terlihat rapi, dan 5 penggunaan LK akan menggunakan ilustrasi
seminimal mungkin agar siswa tidak menyontek ilustrasi tersebut dalam karangannya. Setelah guru melakukan perbaikan pada tindakan terlihat adanya perubahan
hasil daripada siklus I. Hal ini nampak pada nilai rata-rata kelas yang didapatkan siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas hanya mencapai 70,7 dalam kategori cukup
sedangkan pada siklus II mencapai angka 81 dalam kategori baik.
4.2.3.5.3 Refleksi Perubahan Perilaku