Jurnal Siswa Hasil Jurnal Siklus I

Langkah kelima saat siswa secara individu mengubah teks wawancara menjadi paragraph narasi. Sebanyak 15 siswa dapat mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi secara cepat dan tepat. Sebanyak 20 siswa masih mengalami beberapa kesulitan, namun meskipun masih mengalami kesulitan tetapi semua siswa sudah bisa membuat karangan narasi. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui kartun bercerita, jumlah siswa yang berperilaku positif lebih banyak dibanding siswa yang berperilaku negatif.

4.1.3.2 Hasil Jurnal Siklus I

Jurnal digunakan untuk mengetahui kesan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui kartun bercerita. Jurnal yang digunakan pada siklus I ada dua jenis, yaitu siswa dan guru.

4.1.3.2.1 Jurnal Siswa

Jurnal siswa dibagikan pada akhir pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Jurnal siswa diisi secara individu untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung. Jurnal siswa berisi lima pertanyaan, yaitu 1 materi apa yang telah Anda pelajari pada hari ini, 2 adakah kesulitan saat mempelajari materi itu? Jika ada, sebutkan, 3 bagaimana perasaan Anda mengikuti pembelajaran pada hari ini, 4 bagaimana pendapat Anda mengenai media pembelajaran yang digunakan guru, dan 5 Berikan saran Anda untuk pembelajaran yang akan datang Pertanyaan pertama yang ditanyakan yaitu terkait tentang materi yang dipelajari pada hari itu. Berdasarkan jurnal siswa yang telah diisi, 35 siswa mampu menjawab sesuai dengan kompetensi yang mereka pelajari yaitu mengubah teks wawancara menjadi narasi. Seperti yang diungkapkan R- 30, “Tentang mengubah wawancara menjadi narasi”. Hal serupa pun diungkapkan oleh R-18, “Mengubah teks wawancara menjadi narasi”. Kedua, yaitu kesulitan siswa saat mempelajari materi yang disampaikan. Sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan saat memahami materi, seperti yang disampaikan oleh R- 5, “Tidak ada”. Hal serupa pun diungkapkan oleh R-3, “Tidak ada, karena Bu Ana mengajarkan dengan sabar dan menyampaikan pembelajaran yang dapat dimengerti.” Selain itu, ada pula siswa yang masih merasa kesulitan saat mengikuti pembelajaran. Sebanyak 17 atau 6 siswa masih merasa kesulitan saat mengikuti pembelajaran. Kesulitan yang dialami siswa berbeda-beda. Seperti yang disampaikan R- 12, “Ada, kesulitan mengganti kata atau kalimat dan merangkai kaimatnya.” Kalimat tersebut mengungkapkan bahwa R-12 masih kesulitan menggunakan kata ganti saat mengubah kalimat langsung menjadi tak langsung. Selain itu, R-12 masih kesulitan untuk merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf. Persoalan yang lain timbul pada R- 25, “Mengubah pertanyaan dan jawaban menjadi narasi”. Persoalan tersebut dialami oleh beberapa siswa. Mereka masih kesulitan mengubah teks wawancara yang berupa kalimat langsung menjadi karangan narasi yang berupa kalimat tak langsung. Kesulitan yang serupa pun diungkapkan oleh R-6, “Ada, pada saat mengubah teks wawancara menjadi narasi”. Jadi, kesulitan mereka terletak pada saat mengubah kalimat langsung menjadi tak langsung dan merangkainya. Pertanyaan ketiga tentang perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan metode pencarian informasi melalui kartun bercerita. Seluruh responden mengatakan senang terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. R- 3 mengungkapkan, “Senang dan bangga bisa dapat ilmu dari pembelajaran ini.” Selain itu, hal serupa pun diungkapkan oleh R-33, “Senang, bah agia.” Bahkan R-33 menambahkan gambar orang tertawa yang berarti ia senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pertanyaan keempat berisi pendapat siswa tentang media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Sebanyak 34 siswa atau 97 mengungkapkan bahwa media kartun bercerita yang digunakan oleh guru menarik dan dapat membantu mereka dalam memahami materi. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh R- 16, “Baik, membuat materi ini menjadi lebih menarik untuk dipelajari.” Hal serupa pun disampaikan oleh R- 3, “Bagus dan istimewa karena ada media elektronik yang dapat menayangkan cerita tentang wawancara.” Pendapat tersebut diperkuat oleh R-2, “Baik, bagus, dan menyenangkan”. Selain itu, ada seorang siswa yang kurang tertarik dengan media yang digunakan guru yaitu R- 9, “Kurang efektif karena kurang lebar layarnya.” Hal ini dikarenakan LCD yang digunakan berukuran kecil sehingga gambar yang dihasilkan kurang maksimal. Oleh karena itu, R-9 yang duduk di bangku bagian belakang kurang tertarik dengan media yang digunakan guru. Pertanyaan terakhir tentang saran yang ingin disampaikan siswa kepada guru. Semua siswa berharap pembelajaran lebih baik lagi dan siswa menginginkan media yang serupa pada semua materi. Hal tersebut diungkapkan oleh R- 30, “Sebaiknya kal au ada materi, pakai praktik seperti ini.” Hal serupa pun diungkapkan oleh R-33, “Sebaiknya gunakan media pembelajaran lagi, supaya proses belajar-mengajar lebih menyenangkan.”

4.1.3.2.2 Jurnal Guru

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15