Hakikat Narasi Landasan Teoretis

membantu memecahkan masalah. Menulis seseorang bisa melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan menyederhanakan masalah kemudian mencari solusinya. Menulis-bebas membantu seseorang ketika terpaksa harus menulis. Maksudnya, dengan menulis-bebas yang biasa dilakukan, seseorang akan terlatih dalam kondisi apapun terutama saat terburu-buru. Dia terbiasa menuangkan gagasan dan pendapat sehingga dalam waktu mendesak mampu menulis dengan sistematis dan runtut. Berdasarkan pendapat Akhadiah, dkk. dalam Suriamiharja 1996:4-5, Komaidi 2007:14-15, dan Pannebanker dalam Komaidi 2007:14-15 dapat kita simpulkan bahwa keterampilan menulis mempunyai segudang manfaat, mulai dari segi pendidikan, psikologis, hingga kesehatan. Oleh karena itu, banyak orang yang senang menulis baik itu untuk menyalurkan bakat ataupun untuk tujuan lainnya.

2.2.4 Hakikat Narasi

Mata pelajaran bahasa Indonesia berisi berbagai macam karangan. Jika dilihat dari cara penyajian dan tujuannya, karangan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu 1 narasi, 2 deskripsi, 3 eksposisi, 4 argumentasi, dan 5 persuasi. Rusyana 1983:135 mengungkapkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang memaparkan peristiwa, yang mengandung unsur perilaku, tindakan, ruang, dan waktu. Karangan narasi juga menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian melalui penonjolan pelaku dan sangat mementingkan urutan waktu. Selain waktu, tindakan dan ruang juga harus ada dalam sebuah narasi karena merpakan unsur pokok. Pendapat lain diungkapkan oleh Parera 1983:3 bahwa narasi adalah suatu bentuk karangan pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan pengembangannya dari waktu ke waktu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa narasi bersifat menceritakan kisah yang telah terjadi. Menceritakan kembali sebuah cerita sama saja dengan menyejarakan peristiwa tersebut dalam bentuk tulisan. Selain itu, narasi yaitu suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang terjadi Keraf 1995:136. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat memahami isi narasi sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Suparno dan Yunus 2006:49 mengungkapkan bahwa narasi adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa. Karangan narasi memberi pengertian kepada pembaca tentang sebuah kejadian atau serentetan kejadian supaya pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut. Selain itu, juga untuk memberikan amanat kepada para pembaca tentang suatu kejadian yang telah terjadi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Nurudin 2007:71 mengungkapkan bahwa karangan narasi merupakan bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam satu kesatuan waktu tertentu. Narasi biasanya hanya mengisahkan dalam kurun waktu tertentu saja dan mempunyai kronologis yang jelas. Berdasarkan pendapat Rusyana 1983, Parera 1983, Keraf 1992:136, Suparno dan Yunus 2006:49, dan Nurudin 2007:71 dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud karangan narasi dalam penelitian ini adalah salah satu jenis karangan yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang telah terjadi dengan tujuan tertentu.

2.2.5 Ciri-ciri Karangan Narasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN PROBING PROMTING TERHADAP KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI SMP NEGERI 30 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 1 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

EFEKTIVITAS METODE PETA PIKIRAN DENGAN MEDIA VIDEO WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI.

0 0 62

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15