141
pengentasan kemiskinan dan beberapa indikator ekonomi yang lainnya. Simulasi kebijakan ini membawa pengaruh pada pengentasan kemiskinan sebesar 1.11
persen. Dari simulasi kebijakan ini juga diperoleh peningkatan investasi di sektor pertanian yang cukup tinggi yaitu sebesar 23.84 persen. Peningkatan produksi
sebesar 5.13 persen diimbangi dengan peningkatan harga sebesar 1.76 persen akan membawa tingkat keuntungan yang cukup baik bagi petani. Selain itu kebijakan ini
juga membawa pengaruh pada perbaikan stok pangan nasional. Dengan pengurangan tingkat suku bunga sebesar 2 persen ternyata juga membawa pengaruh pada
peningkatan GDP sektor pertanian dan GDP total masing-masing sebesar 7.01 persen dan 2.11 persen. Sementara itu tingkat inflasi mengalami penurunan yang
cukup signifikan yaitu sebesar 2.83 persen. Secara teori memang penurunan suku bunga akan mampu meningkatkan investasi yang cukup baik di berbagai sektor,
namun yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat penurunan tabungan yang cukup tinggi pula. Maka dari itu hal ini perlu diikuti peningkatan konsumsi masyarakat
yang tidak terlalu tinggi, sehingga secara proporsional akan tetap mempertahankan tingkat tabungan dan keseimbangan penawaran uang akan tetap terjaga.
6.3. Evaluasi Alternatif Kombinasi Kebijakan Pembangunan Pertanian
dan Beberapa Indikator Ekonomi Terhadap Pengentasan Kemiskinan
Alternatif kombinasi kebijakan pemerintah mix government policy dibahas pada sub bab ini. Dampak dari alternatif kombinasi masing-masing
kebijakan terhadap peubah endogennya akan disajikan pada Tabel 25. Tabel 25.
Dampak Alternatif Kombinasi Kebijakan Pembangunan Pertanian dan Beberapa Indikator Ekonomi Lainnya Terhadap Perubahan Nilai Rata-
rata Peubah Endogen Pada Periode 1984 – 2003
Nama Peubah
Satuan Nilai
Dasar Perubahan Simulasi persen
142
A B
C D
E F
PROA milyar
32436.4 6.76
0.22 0.14
0.22 5.01
5.43 INVA
milyar 98938.6
0.70 0.85
0.55 0.85
1.70 2.06
LABA ribu orang
39.1037 2.36
2.36 0.64
2.36 2.36
1.79 PA
- 2.3055
1.74 2.62
2.65 2.65
1.97 1.91
EXA milyar
350.6 9.10
4.56 0.26
0.37 6.76
7.33 IMA
milyar 946.6
2.79 7.59
4.86 4.84
3.32 3.18
UPOV persen
5.4728 -0.67
-0.49 -1.71
-0.41 -0.45
-1.55 RPOV
persen 11.3387
-1.20 -0.87
-2.83 -0.88
-4.66 -2.47
SPN ribu ton
1582.4 0.28
-1.21 -0.44
-0.44 0.09
0.14 GEA
milyar 3899
-2.69 -2.69
-2.70 -
-2.06 -1.76
GR milyar
104074 7.79
7.79 7.79
7.79 7.79
7.79 TTAX
milyar 46619.3
-0.03 -0.03
0.00 -0.03
-0.04 -0.04
FCON milyar
26359.8 6.70
0.22 0.14
0.22 4.97
5.39 MS
milyar 50206.2
0.13 0.14
0.01 0.14
0.73 0.97
INF persen
11.8368 0.33
0.32 0.44
0.32 -5.87
-8.84 TPOV
persen 16.8115
-1.03 -0.75
-2.46 -0.72
-4.30 -2.17
GDPT milyar
385759 0.19
0.14 0.15
0.14 0.21
0.21 GDPA
milyar 116237
0.64 0.46
0.51 0.46
0.71 0.70
Keterangan : 1. Simulasi A : Menurunkan subsidi pupuk dan meningkatkan anggaran
penelitian masing-masing sebesar 20 persen. 2. Simulasi B : Menaikkan pajak impor dan menurunkan pajak ekpor masing-
masing sebesar 25 persen. 3. Simulasi C : Meningkatkan investasi di sektor pertanian sebesar 25 persen
dan meningkatkan tingkat upah riil sebesar 10 persen. 4. Simulasi D : Meningkatkan anggaran belanja pemerintah di sektor pertanian
dan jasa masing-masing sebesar 5 persen. 5. Simulasi E : Meningkatkan luas areal, kredit pertanian masing-masing 10
persen dan menurunkan suku bunga sebesar 2 persen. 6. Simulasi F : Meningkatkan angggaran penelitian sebesar 20 persen,
meningkatkan upah rill sebesar 10 persen, serta menurunkan tingkat suku bunga sebesar 2 persen.
143
Simulasi alternatif kombinasi kebijakan pembangunan pertanian dan beberapa indikator ekonomi lainnya dilakukan untuk memperoleh kombinasi
kebijakan yang lebih relevan, sehingga diperoleh pilihan kebijakan yang mampu mengoptimalkan output yang diharapkan.
Dari tabel 25 diketahui bahwa, semua kombinasi kebijakan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kemiskinan. Artinya, semua kombinasi kebijakan
yang diambil mampu memberikan kontribusi terhadap pengentasan kemiskinan. Kombinasi kebijakan yang paling tinggi pengaruh perubahannya terhadap
pengentasan kemiskinan adalah alternatif kombinasi kebijakan E, C dan F. Dari kombinasi kebijakan E, yaitu kombinasi kebijakan meningkatkan luas areal 10
persen, meningkatkan kredit pertanian sebesar 10 persen dan menurunkan suku bunga sebesar 2 persen membawa pengaruh yang cukup nyata terhadap pengurangan
jumlah orang miskin sebesar 4.30 persen. Kombinasi kebijakan C, yaitu kebijakan peningkatan investasi di sektor pertanian sebesar 25 persen dan peningkatan tingkat
upah riil sebesar 10 persen membawa pengaruh perubahan yang signifikan terhadap pengentasan kemiskinan sebesar 2.46 persen. Sedangkan untuk kombinasi kebijakan
F, yaitu kebijakan peningkatan anggaran penelitian sebesar 20 persen, peningkatan upah riil sebesar 10 persen, dan penurunan tingkat suku bunga sebesar 2 persen
mampu memberikan pengaruh perubahan sebesar 2.17 persen terhadap pengentasan kemiskinan total.
Kombinasi kebijakan A setelah disimulasikan memperoleh gambaran bahwa, kombinasi kebijakan penurunan subsidi pupuk dan peningkatan anggaran
penelitian masing-masing sebesar 20 persen memberikan pengaruh pada peningkatan produksi pertanian sebesar 6.76 persen. Selain berpengaruh cukup baik
144
pada produksi pertanian, kombinasi kebijakan ini juga berpengaruh secara positif terhadap peningkatan perubahan harga komoditas pertanian sebesar 1.74 persen,
serta mampu memberi perubahan yang cukup signifikan pula terhadap ekspor komoditas pertanian sebesar 9.10 persen.
Selain berpengaruh pada beberapa peubah endogen di atas, kombinasi kebijakan A ini juga memberikan pengaruh pada peningkatan stok pangan nasional
dan memberi pengaruh positif terhadap konsumsi sektor pertanian sebesar 6.70 persen.
Simulasi kebijakan yang dilakukan pada kombinasi B, yaitu menaikkan pajak impor dan menurunkan pajak ekspor masing-masing sebesar 25 persen.
Kombinasi kebijakan ini tidak begitu memberikan pengaruh perubahan pada produksi dan investai di sektor pertanian. Namun kebijakan ini memberikan
pengaruh yang cukup berarti pada peningkatan harga komoditas pertanian sebesar 2.62 persen. Dan kombinasi kebijakan B ini memiliki pengaruh yang lebih baik
terhadap pengentasan kemiskinan sebesar 0.75 persen dibandingkan dengan kombinasi kebijakan A.
Kombinasi kebijakan C seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa kombinasi kebijakan ini mampu mereduksi tingkat kemiskinan yang cukup besar.
Namun di satu sisi, kombinasi kebijakan ini tidak begitu banyak memberikan pengaruh terhadap perubahan peningkatan beberapa peubah endogen yang lain,
hanya saja kombinasi kebijakan ini mampu memberikan perubahan tingkat harga komoditas pertanian sebesar 2.65 persen. Hal ini khususnya banyak dipengaruhi
oleh kebijakan peningkatan upah riil, yang selalu diikuti oleh peningkatan harga.
145
Kombinasi kebijakan D adalah kombinasi kebijakan meningkatkan anggaran pemerintah di sektor pertanian dan jasa sebesr 5 persen, kombinasi kebijakan ini
tidak banyak memberikan pengaruh terhadap peubah endogen yang ada, namun kombinasi ini cukup mampu memberikan dorongan pada perubahan peningkatan
harga sebesar 2.65 persen dan mampu mereduksi tingkat kemiskinan sebesar 0.72 persen.
Kombinasi kebijakan E merupakan kombinasi kebijakan yang memberikan pengaruh paling besar terhadap pengentasan kemiskinan, yaitu sebesar 4.30 persen.
Kombinasi kebijakan ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi pengentasan kemiskinan di pedesaan, yaitu sebesar 4.66 persen. Kombinasi kebijakan ini
mampu mendorong produksi sebesar 5.01 persen dan memperbaiki harga komoditas pertanian sebesar 1.97 persen.
Hasil simulasi yang dilakukan pada kombinasi kebijakan E ini cukup logis apabila memberikan kontribusi yang cukup baik pada pengetasan kemiskinan di
pedesaan, karena kombinasi kebijakan ini memiliki bias pedesaan yang cukup kuat. Penambahan luas areal pertanian merupakan kunci utama untuk meningkatkan
kinerja di sektor ini, karena lahan sampai saat ini masih merupakan penentu utama banyaknya output yang mampu dihasilkan oleh sektor pertanian di Indonesia.
Pemberian pinjaman kredit untuk usahatani, ternyata masih memberikan pengaruh pada pertumbuhan sektor pertanian. Kredit di sektor pertanian membawa pengaruh
pada kemampuan petani untuk menyediakan input bagi usahataninya. Kebijakan penurunan suku bunga dilakukan untuk menumbuhkan iklim investasi yang lebih
baik, guna mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sektor pertanian.
146
Kombinasi kebijakan F adalah kombinasi peningkatan anggaran penelitian sebesar 20 persen, peningkatan upah rill sebesar 10 persen, serta penurunan tingkat
suku bunga sebesar 2 persen. Kombinasi kebijakan ini termasuk kombinasi kebijakan yang cukup baik, karena kombinasi kebijakan ini selain berpengaruh pada
pengentasan kemiskinan, kombinasi ini juga membawa pengaruh perubahan yang cukup signifikan pada beberapa peubah endogen yang ada. Perubahan itu terjadi
diantaranya pada peningkatan produksi pertanian sebesar 5.43 persen, peningkatan investasi sektor pertanian sebesar 2.06 persen, peningkatan harga komoditas
pertanian sebesar 1.91 persen, peningkatan ekspor sebesar 7.33 persen serta mampu menurunkan tingkat inflasi sebesar 8.84 persen.
Kombinasi kebijakan F ini cukup logis dalam memberikan pengaruh perubahan yang signifikan pada peubah endogennya, karena unsur penelitian disini
mampu memberikan pengaruh yang cukup baik pada peningkatan produksi secara kualitas maupun kuantitas. Di sisi lain kombinasi kebijakan ini juga memiliki unsur
tingkat penurunan suku bunga, hal ini mampu mendorong meningkatnya investasi di sektor pertanian. Dan unsur yang terakhir dari kombinasi kebijakan ini adalah
peningkatan upah riil, yang mendorong pada pemerataan pendapatan, yang pada akhirnya mampu meningkatkan harga komditas pertanian, sehingga juga memberikan
dampak yang positif pada ekonomi di pedesaan.
VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN