6
1.2. Perumusan Masalah Penelitian
Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami berbagai modifikasi. Mulai dari program penyaluran kredit usaha tani yang telah
mengalami beberapa kali perubahan format dalam penyalurannya. Selain itu masalah subsidi pupuk mengalami penurunan dari 4.4 persen dari total investasi
pertanian pada tahun 1985 menjadi 0.7 persen pada tahun 2000, kemudian masalah penentuan harga dasar gabah serta proteksi perdagangan komoditas
pertanian juga mengalami fluktuasi yang dinamis pada beberapa tahun terakhir. Sementara itu kebijakan terhadap penguasaan lahan petani semakin lama semakin
menipis, hal ini menyebabkan semakin tingginya tingkat ketidakpastian dalam berusahatani. Dengan semakin tingginya tingkat ketidakpastian tersebut,
mengakibatkan semakin rendahnya insvestasi di sektor pertanian yang pada akhirnya akan menurunkan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional yang ditunjukkan dengan penurunan kontribusi sebesar 57.1
persen pada tahun 1965 menjadi 17 persen pada tahun 2000 Arifin, 2004.
Semakin menurunnya tingkat kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, akan mengancam pada semakin tingginya angka
kemiskinan yang terjadi di sektor ini, sementara itu sektor industri dan jasa tidak mampu menampung suplai tenaga kerja dari sektor pertanian. Pada kondisi
ketidakmampuan sektor industri dan jasa dalam menampung limpahan tenaga kerja dari sektor pertanian, maka akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat
pengangguran dan kemiskinan secara menyeluruh. Pengentasan kemiskinan merupakan agenda utama dalam pembangunan
ekonomi khususnya berkaitan dengan pemerataan distribusi pendapatan dan
7 pemenuhan konsumsi masyarakat. Hal tersebut juga merupakan agenda utama
bagi pembangunan di negara-negara dunia ketiga yang tercantum dalam poin pertama Millenium Development Goals yaitu pengentasan kemiskinan dan
penghapusan kelaparan . Sementara itu, melihat proporsi tingkat kemiskinan yang terjadi di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tajam saat krisis ekonomi
dan sampai saat ini belum mengalami penurunan yang signifikan, hal tersebut bisa ditunjukkan pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Indikator Kemiskinan Indonesia
Indikato r 1990
1993 1996
1999 2002
Proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan P0
15.08 13.67
17.55 23.43
18.20
Indeks Jurang Kemiskinan P1 Indeks Kerentanan P2
Rasio jurang kemiskinan P1P0100
2.68 0.74
17.77 3.85
1.11 28.16
1.75 0.42
9.97 4.33
1.23 18.48
3.01 0.79
16.54
Kontribusi orang miskin dalam konsumsi nasional
9.25 9.05
8.73 9.62
9.10 Proporsi populasi di bawah tingkat
minimum terhadap konsumsi energi makanan
69.50 71.70
68.09 73.86
64.58 Sumber : Susenas Consumption Module 2002
Dalam mengkaji masalah kemiskinan yang terjadi kita perlu mengetuhui faktor-faktor penyebab timbulnya kemiskinan, sehingga dari pendeteksian
terhadap faktor penyebab tersebut, kita bisa mengetahui langkah atau kebijakan yang harus diambil ke depan khususnya berkaitan dengan strategi pengentasan
kemiskinan. Dalam proses pembangunan ekonomi, keterlibatan pemerintah sebagai
pengambil kebijakan sangatlah penting. Pengaturan tingkat harga, pemberian subsidi dan insentif bagi sektor produksi sangat menunjang peningkatan produksi
nasional. Begitu pula di sektor pertanian, peran pemerintah sangatlah diperlukan
8 khususnya guna mengatur kebijakan yang berkaitan dengan penyediaan sarana
produksi bagi petani misalnya melalui subsidi pupuk dan bibit. Peran pemerintah diperlukan dalam mengendalikan harga komoditas pertanian baik harga atap
maupun harga dasar. Selain itu , peran pemerintah juga sangat vital dalam memproteksi komoditas pertanian produksi dalam negeri terhadap maraknya
produk pertanian impor. Sementara itu, masih banyak lagi kebijakan pemerintah yang bersinggungan secara langsung maupun tak langsung dengan sektor
pertanian. Keterlibatan pemerintah dalam mengintervensi sektor pertanian
memberikan peluang bagi peningkatan kesejahteraan para pelaku yang terlibat di sektor pertanian secara langsung maupun tak langsung. Namun intervensi yang
berwujud kebijakan yang telah dilakukan selama ini mengindikasikan adanya ketimpangan dalam pendistribusian peluang bagi pemerataan kesejahteraan.
Sektor pertanian yang mendominasi proporsi golongan tenaga kerja miskin, ternyata sampai saat ini belum mampu bergerak secara signifikan dalam
meningkatkan kesejahteraan petani. Dampak kebijakan di sektor pertanian terhadap pengentasan kemiskinan perlu diketahui dan dievaluasi, sehingga ke
depan dapat diambil beberapa kebijakan pembangunan pertanian yang strategis dan mampu menjadi solusi terhadap masalah tingginya tingkat kemiskinan
khususnya di sektor pertanian. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk merespon persoalan -
persoalan yang telah diuraikan di atas. Secara khusus akan mengkaji bagaimana peran kebijakan pertanian yang digulirkan pemerintah mampu mendorong secara
9 optimal sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Pada penelitian ini dibangun
suatu kerangka berfikir yang dituangkan dalam model persamaan simultan yang mengkaji dan memformulasikan interaksi antara kebijakan pembangunan
pertanian dengan variabel-variabel makroekonomi lainnya dalam suatu sistem yang dinamis.
Dari uraian di atas, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji, yaitu :
1. Bagaimana dinamika kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia serta kaitannya dengan upaya pengentasan kemiskinan.
2. Faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi kemiskinan di perkotaan dan pedesaan.
3. Seberapa besar dampak kebijakan pembangunan pertanian dan beberapa variabel perekonomian lainnya terhadap kemiskinan di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian