Nilai Hasil Produksi dan Harga Ekspor – Impor

35 diasumsikan bahwa upah tenaga kerja W bersifat kaku terhadap perubahan harga dalam jangka pendek sebagaimana asumsi Keynes, maka adanya perubahan harga P akan terjadi perubahan dalam pasar tenaga kerja akibatnya akan terjadi perubahan permintaan tenaga kerja, sehingga akan menyebabkan perubahan jumlah produksi. Begitu pula apabila terjadi perubahan tenaga kerja akibat naiknya jumlah penduduk dan angkatan kerja, juga akan menyebabkan perubahan permintaan tenaga kerja. Penempatan kurva keseimbangan eksternal EB pada Gambar 6d dan 6f, maka akan diperoleh keseimbangan internal dan eksternal. Keseimbangan internal dan eksternal pada Gambar 6d adalah EB = IS = LM, dimana jika EB IS =LM menunjukkan perekonomian dalam keadaan surplus, sebaliknya jika EB IS=LM menunjukkan perekonomian dalam keadaan defisit, yang umumnya dilakukan dalam evaluasi jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang keseimbangan internal dan eksternal ditunjukkan dalam Gambar 6f yaitu AS =AD = EB, dimana jika EB AS=AD menunjukkan perekonomian dalam keadaan surplus, sebaliknya jika EB AS=AD menunjukkan perekonomian dalam keadaan defisit Glahe, 1977.

2.3.2. Nilai Hasil Produksi dan Harga

Asnawi 2005, dalam tulisannya menyatakan bahwa secara garis besar perhitungan pendapatan nasional dari sisi nilai produksi Q dirumuskan sebagai penjumlahan dari nilai produksi sektor dan sub sektor Qij : Q = ? Qij ............................................................................................15 dimana : Q = Total produksi Qij = Produksi dari sektor i dan subsektor j 36 Masing-masing produksi Qij dianggap respon terhadap perubahan harganya, modal, dan tenaga kerja, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut : Qij = f Pij, Kij, Nij..........................................................................16 dimana : Pij = Indeks harga dari sektor i dan subsektor j Kij = Modal di sektor i dan subsektor j Nij = Penggunaan tenaga kerja di sektor i dan subsektor j Kekuatan harga domestik tidak hanya dipengaruhi oleh kekuatan pasar dalam negeri saja, tetapi juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar internasional. Oleh karena itu secara empiris besarnya harga domestik sangat dipengaruhi oleh produksi, konsumsi, harga impor dan ekspor, dan nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Secara matematis dapat dirumuskan seb agai berikut : Pij = f Qij, Cij, PXij, PM ij, NT ...................................................17 dimana : Pij = Harga Qij = Produksi Cij = Konsumsi PXij = Harga ekspor PMij = Harga impor NT = Nilai tukar rupiah

2.3.3. Ekspor – Impor

Total ekspor merupakan penjumlahan dari masing-masing sektor atau sub sektor. Sementara total impor merupakan penjumlahan dari masing-masing sektor atau sub sektor. Besarnya ekspor dari masing -masing sektor dan sub sektor dipengaruhi oleh harga dunia, indeks harga ekspor, nilai tukar rupiah terhadap dollar US, harga domestik, produksi domestik dan pajak ekspor. Sedangkan 37 besarnya impor dari masing -masing sektor dan sub sektor dipengaruhi oleh pajak tarif impor, indeks harga impor, harga dunia, nilai tukar rupiah terhadap dollar US, harga domestik, dan produksi domestik Asnawi, 2005. Sedangkan mengenai dampak pengenaan tarif impor dan pajak ekspor dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Pengenaan Tarif Impor Pengenaan tarif sebagai pajak menyebabkan biaya perdagangan meningkat, harga barang-barang impor di negara pengimpor mengalami kenaikan, harga yang lebih rendah untuk barang-barang ekspor dan menurunnya volume perdagangan. Tarif dapat mengurangi pendapatan dunia, tetapi memberikan keuntungan bagi kelompok-kelompok tertentu dalam negara pengek spor dan pengimpor. Efek ekonomi dari pengenaan pajak ekspor sama dengan pengenaan tarif impor, karena pajak ek spor akan meningkatkan biaya ekspor dan mengurangi volume ekspor. Untuk negara-negara kecil, harga dunia tidak terpengaruh dan harga domestik lebih rendah sebesar jumlah pajak yang dikenakan Caves dan Jones, 1981. Pengenaan tarif impor akan menguntungkan kepada produsen di negara- negara pengimpor karena harga produk domestik menjadi relatif lebih murah dibandingkan produk sejenis yang berasal dari impor. Tarif impor merupakan penerimaan bagi pemerintah yang merupakan pembayaran transfer dari sektor swasta ke pemerintah. Tarif akan mempengaruhi alokasi sumberdaya dalam perekonomian, yaitu apabila tarif menaikkan harga domestik dari barang -barang yang diimpor maka penggunaan tenaga kerja dalam sektor yang diproteksi akan mengalami kenaikan. Selanjutnya apabila sektor pengimpor dan sektor pengekspor mempekerjakan faktor produksi dalam proporsi yang berbeda, maka 38 tarif akan menggeser permintaan faktor relatif dan harga faktor relatif. Tarif impor memberikan efek yang berlawanan terhadap konsumen domestik dengan menaikkan harga barang-barang impor. Konsumen yang selalu mengkonsumsi barang-barang impor akan mentransfer pendapatannya kepada produsen domestik dengan membeli barang-barang domestik. Efek ekonomi dari pengenaan tarif impor dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini. Gambar 7. Dampak Tarif Impor Permintaan domestik sebelum dik enakan tarif impor adalah sebesar 0Q 1 , yaitu terdiri dari produksi domestik sebesar 0Q 2 dan impor sebesar Q 2 Q 1 . Setelah pemerintah mengenakan tarif sebesar P W P 1 per unit, maka permintaan domestik akan berubah menjadi 0Q 3 , yaitu terdiri dari produksi domestik sebesar 0Q 4 dan impor sebesar Q 4 Q 3 . Dimana P W merupakan harga dunia, sedangkan P 1 merupakan harga domestik setelah diberlakukan tarif. Dengan adanya tarif, maka surplus produsen D S E F A D B C 4 3 2 1 D P 1 P W P 6 7 Q 2 Q 4 Q 3 Q 1 D 39 bertambah dari sebesar luas area 5 menjadi sebesar 5 + 1, sedangkan surplu s konsumen berkurang dari sebesar luas area 1 + 2 + 3 + 4 + 6 + 7 menjadi sebesar luas area 6 + 7, dan penerimaan pemerintah dari tarif sebesar luar area 3. Dengan adanya tarif, maka telah terjadi deadweigh loss sebesar luas area 2 + 4, yaitu pada area 2 adalah inefisiensi akibat penambahan produksi domestik, sedangkan area 4 ditangkap oleh konsumen luar negeri. 2 Pengenaan Pajak Ekspor Efek ekonomi dari pengenaan pajak ekspor adalah sama dengan pengenaan tarif impor. Pengenaan pajak ekspor meningkatkan biaya ekspor dan mengurangi volume ekspor. Untuk negara kecil maka harga dunia tidak terpengaruh dan harga domestik lebih rendah sebesar jumlah pajak ekspor yang dikenakan Gambar 6. Gambar 8. Pengenaan Pajak Ekspor Q S Q D E 1 E 2 E 2 s =E 1 s + t Q 3 Q 4 Q 2 Harga Q Q 1 P 1 1 P 2 A B 2 C D E E 1 s E d Harga Ekspor 40 Apabila keseimbangan mula-mula pada titik E, tingkat harga adalah 0 2 A = 1 P 1 dan volume ekspor 0 2 E 1 . Pajak ekspor menggeser kurva penawaran ekspor naik ke E 2 s mengurangi ekspor ke 0 2 E 2 . Harga domestik turun ke 0 2 B = 0 1 P 2 , produksi turun ke 0 1 Q 3 dan konsumsi naik ke 0 1 Q 4 . Pajak ekspor akan menurunkan harga baik untuk produsen domestik maupun konsumen. Pajak ekspor merupakan penerimaan bagi pemerintah Caves dan Jones, 1981.

2.3.4. Kebijakan Fiskal dan Moneter