77 sawah yang biasa disebut wilayah unit desa, 2 pelayanan kredit melibatkan
aparat bank, dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia BRI Unit Desa dan Iangsung diberikan kepada petani perorangan, 3 mendirikan kios-kios pelayanan sarana
produksi untuk setiap wilayah unit desa, dan 4 memperhatikan pengolahan hasil dan pemasarannya. Keempat unsur ini biasa disebut catur sarana yang kemudian
ditampung dalam suatu badan usaha yang dikenal dengan Badan Usaha Unit Desa BUUD.
Dengan keberhasilan peningkatan produksi pangan terutama padi melalui Bimas ini maka kemudian tahun 1969 dibentuk Badan Pengendali Bimas di
tingkat Departemen Pertanian. Untuk daerah tingkat satu dan dua masing-masing dibentuk Badan Pembina Bimas dan Badan Pelaksana Bimas. Berkat kerja keras
yang lama maka pada tahun 1984 tercapailah swasembada beras. Intensifikasi tanaman padi pun semakin luas arealnya sehingga muncul istilah Inmas disamping
Bimas itu sendiri. Periode tahun 1974 - 1985 areal Inmas terus meningkat dan Bimas cenderung menurun Silitonga, et al, 1995.
2. Intensifikasi Khusus dan Supra Insus
Penerapan teknologi baru melalui Bimas telah berhasil mendobrak gejala levelling off
yang terjadi tahun 1979. Sejak itulah terdapat tiga macam program intensifikasi padi sawah yang secara bersamaan dilaksanakan. Ketiga program
tersebut adalah Intensifikasi Massal, Intensifikasi Umum dan Intensifikasi Khusus Inmas, Inmum dan Insus. Intensifikasi khusus merupakan pelaksanaan Bimas
oleh petani penggarap sehamparan secara berkelompok agar lahan sawah dapat dengan optimal dimanfaatkan. Kegiatan kelompok tani semuanya direncanakan,
78 mencari informasi dan menyebarkan nya, memantau dan memimpin kegiatan
anggota serta berhubungan dengan pihak luar untuk kepentingan para anggotanya. Tahun 1986 program Insus mengalami gejala kemandekan kenaikan produksi.
Pada saat itu areal Insus lebih dari setengah areal panen secara keseluruhan. Oleh karenanya dilakukan program yang secara operasional dapat dimanfaatkan untuk
men ingkatkan produktivitas dengan memperbaiki mutu intensifikasi. Pelaksanaan Insus dipusatkan pada wilayah yang memiliki potensi
sumberdaya yang terbaik untuk menjaga agar input dapat berjalan di wilayah terbatas dan terpusat. Insus yang dilaksanakan di wilayah yang lebih luas dan
melibatkan lebih dari satu kelompok tani pelaksana Insus memerlukan rekayasa sosial dan ekonomi baru yakni Supra Insus.
Dalam Supra Insus, perwilayahan pertanian diintegrasikan dengan wilayah administratif. Hal ini terlihat pada organisasi penyelenggaraan Supra
Insus. Penyelenggaraan Supra Insus dikoordinasikan di bawah tanggung jawab masing-masing kepala daerah selaku pembinapelaksana Bimas. Penggerak
program tersebut adalah kepala wilayah atau daerah utama. Pelaksanaan Iainnya dilakukan oleh Ketua PembinaPelaksana Harian Bimas sedangkan pelaksanaan
teknis administrasi dilaksanakan oleh Sekretariat Satuan Pemb inaPelaksana Bimas. Unsur penggerak Supra Insus adalah kepala dinasinstansi yang menjadi
anggota satuan pembinapelaksana Bimas, unsur pelaksananya terdiri dari kelompok tani, KUD, penyuluh pertanian dan perbankan khuusunya Bank Rakyat
Indonesia Silitonga, et al, 1995.
79
4.1.3. Masa Orde Reformasi