87 perlu koordinasi yang maksimal antar pihak yang berkepentingan. Konsekuensi
dari apa yang telah diuraikan diatas adalah perlunya menghilangkan hambatan struktural yang seringkali dijumpai di lapangan. Salah satu upaya pemerintah
untuk menuju era industrialisasi adalah menciptakan sistem yang dapat mengintegrasikan berbagai usaha yang berorientasi pada semua aspek
pembangunan pertan ian, mulai dari kegiatan di hulu hingga di hilir, termasuk aspek konsumsi Silitonga, et al, 1995.
4.2.2. Pergeseran Tenaga Kerja Pertanian
Sektor pertanian memang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, pekerja sektor pertanian, khususnya petani dari waktu ke waktu
cenderung menghad ap i permasalahan penurunan kesejahteraan. Salah satu penyebabnya adalah ketidakseimbangan antara nilai tukar produk pertanian yang
dihasilkan petani dengan produk non pertanian yang dibutuhkan petani, baik untuk keperluan usahatani atau untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Adanya
kecenderungan turunnya kesejahteraan petani menyebabkan timbulnya tekanan kepada petani untuk berpindah ke sektor lain yang menjanjikan pendapatan lebih
baik. Gejala perpindahan pekerja pertanian ke sektor lain haruslah dicermati
dalam kaitannya dengan pembangunan sektor pertanian. Kendati pergeseran struktur ketenagakerjaan sektoral merupakan konsekuensi proses pembangunan,
perlu diperhatikan untuk melihat kemungkinan karakteristik pekerja yang tetap bertahan di sektor pertanian. Idealnya, pekerja pertanian yang tetap bertahan di
sektor pertanian adalah pekerja di usia muda, berpendidikan, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan teknologi pertanian dan karakteristik -
karakteristik positif lainnya. Pekerja pertanian dengan ciri-ciri positif seperti ini
88 diharapkan akan mengembangkan potensi pertanian Indonesia yang belum
dikembangkan secara optimal Prawira, 2004. Kecenderungan pekerja meninggalkan sektor pertanian dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pekerja pertanian yang keluar dari sektor pertanian dengan jumlah pekerja pertanian. Ukuran pekerja yang keluar sektor
pertanian dinyatakan dalam bentuk persentase yang menunjukkan banyaknya pekerja pertanian yang keluar diband ingkan pekerja pertanian keseluruhan pada
tahun tertentu. Pada tabel berikut disajikan informasi tentang jumlah pekerja yang keluar sektor pertanian dan jumlah pekerja sektor pertanian keseluruhan.
Tabel 3. Persentase Pekerja yang Keluar Sektor Pertanian Tahun
Jumlah Pekerja 1990
1995 2000
Pekerja Keluar Pertanian orang 1583103
1996602 1036632
Pekerja Pertanian tahun sebelumnya orang
32788289 32725156
38378133 Persentase pekerja keluar sektor
pertanian persen 4.8
6.1 2.7
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 1990 terdapat sekitar 1.58 juta pekerja keluar dari sektor pertanian, atau sekitar 4.8 persen dari total pekerja di
sektor pertanian. Sedangkan untuk tahun 1995 persentase pekerja yang keluar dari sektor pertanian mengalami peningkatan menjadi 6.1 persen, hal ini diakibatkan
pada tahun 1995 merupakan masa keemasan industrialisasi di Indonesia, sehingga mampu menarik tenaga kerja dari sektor pertanian lebih banyak. Pada tahun 2000
justru yang terjadi sebaliknya yaitu hanya terjadi pergeseran tenaga kerja keluar dari sektor pertanian sebesar 2.7 persen. Meskipun tetap terjadi pergeseran tenaga
kerja, namun ternyata sektor pertanian menjadi pilihan tenaga kerja akibat adanya krisis ekonomi. Terbukti sektor pertanian mampu menjadi penyelamat akibat
89 goncangan krisis ekonomi yang banyak menurunkan kinerja sektor industri
khususnya yang menggunakan komponen bahan baku impor.
4.2.3. Peranan Kelembagaan dalam Pembangunan Pertanian