Evaluasi Alternatif Kebijakan Tunggal Pembangunan Pertanian dan

135

6.2. Evaluasi Alternatif Kebijakan Tunggal Pembangunan Pertanian dan

Beberapa Indikator Ekonomi Terhadap Pengentasan Kemiskinan Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif terhadap masing-masing peubah endogen dan dapat juga tidak mempunyai dampak terhadap peubah endogen lainnya. Simulasi yang dilakukan dalam studi adalah selain kebijakan pembangunan di sektor pertanian juga dilakukan simulasi pada beberapa indikator ekonomi . Dampak dari alternatif kebijakan pembangunan pertanian dan beberapa indikator ekonomi lainnya terhadap perubahan peubah endogennya dapat dilihat pada Tabel 24. Simulasi kebijakan yang dilakukan yaitu : 1. Simulasi 1 : Meningkatkan anggaran penelitian sebesar 20 persen. 2. Simulasi 2 : Menambah luas areal sebesar 20 persen. 3. Simulasi 3 : Meningkatkan nilai kredit sebesar 10 persen. 4. Simulasi 4 : Mengurangi subsidi pupuk sebesar 25 persen. 5. Simulasi 5 : Menambah areal lahan irigasi sebesar 10 persen. 6. Simulasi 6 : Meningkatkan mekanisasi pertanian sebesar 10 persen. 7. Simulasi 7 : Mengurangi impor komoditas pertanian sebesar 50 persen. 8. Simulasi 8 : Meningkatkan investasi di sektor pertanian sebesar 25 persen. 9. Simulasi 9 : Meningkatkan belanja pemerintah sektor pertanian sebesar 20 persen. 10. Simulasi 10 : Menaikkan pajak impor sebesar 25 persen. 11. Simulasi 11 : Menurunkan pajak ekspor sebesar25 persen. 12. Simulasi 12 : Meningkatkan tingkat upah riil sebesar 10 persen. 13. Simulasi 13 : Menurunkan suku bunga domestik sebesar 2 persen. 137 Dari tabel 24 dapat dijelaskan bahwa kebijakan yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan total antara lain kebijakan peningkatan anggaran penelitian sebesar 20 persen, kebijakan pengurangan subsidi pupuk sebesar 25 persen, kebijakan penambahan luasan areal irigasi sebanyak 10 persen, peningkatan mekanisasi pertanian sebesar 10 persen, pengurangan impor komoditas pertanian sebesar 50 persen, peningkatan investasi sebesar 25 persen, peningkatan belanja pemerintah disektor pertanian sebesar 20 persen, peningkatan pajak impor dan peningkatan pajak ekspor masing-masing sebesar 25 persen, peningkatan upah riil sebesar 10 persen serta menurunkan suku bunga domestik sebesar 2 persen. Namun untuk kebijakan peningkatan investasi di sektor pertanian, penambahan luas areal dan kebijakan kredit sektor pertanian ternyata hanya mampu mengurangi kemiskinan di pedesaan. Kebijakan penelitian di sektor pertanian ternyata mampu memberikan dampak yang cukup baik terhadap peningkatan produksi dan perbaikan harga. Dari hasil peningkatan anggaran penelitian di sektor pertanian ternyata juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian sebanyak 2.36 persen. Selain itu, kebijakan tersebut juga mampu meningkatkan GDP sektor pertanian maupun total masing-masing 0.51 persen dan 0.15 persen. Dengan adanya peningkatan anggaran penelitian ini ternyata juga mampu mendorong investasi sebesar 1.05 persen. Secara umum dampak kebijakan peningkatan anggaran penelitian ini membawa dampak yang baik terhadap peningkatan pembangunan ekonomi, karena dari hasil- hasil penelitian yang dilakukan akan menemukan produk-produk baru yang lebih baik secara kualitas dan kuantitas sehingga memiliki daya saing yang cukup baik. 138 Sementara itu untuk hasil simulasi kebijakan penambahan luas areal dan peningkatan kredit justru tidak mampu mengurangi tingkat kemiskinan baik di pedesaan maupun di perkotaan. Hal tersebut diduga terjadi karena produksi yang berlebih, sehingga berdampak pada penurunan harga. Sementara itu dari hasil pendugaan parameter yang dilakukan memang tingkat kemiskinan khususnya di pedesaan banyak dipengaruhi oleh pengaruh peningkatan harga. Pengurangan subsidi pupuk yang dilakukan sebanyak 25 persen justru mampu mengurangi tingkat kemiskinan sebanyak 0.63 persen. Hal ini diakibatkan karena petani akan lebih efisien dalam penggunaan pupuk dan terdorong untuk mencari pupuk alternatif yang lebih murah. Di satu sisi hal ini juga membawa pengaruh pengurangan anggaran pemerintah sehingga bisa dialokasikan untuk kebutuhan anggaran yang lain. Tingkat penyelewengan pupuk yang tinggi, hal ini yang mengakibatkan peningkatan subsidi pupuk tidak berpengaruh positif terhadap produksi maupun dalam simulasi tidak mampu mengurangi tingkat kemiskinan. Dari hasil analisis simulasi yang dilakukan diduga yang menjadi penyebab pemerintah mengambil kebijakan untuk menghapuskan subsidi pupuk. Simulasi yang dilakukan terhadap peningkatan mekanisasi pertanian sebanyak 10 persen ternyata mampu mngurangi tingkat kemiskinan, meskipun simulasi ini juga membawa pengaruh pada penurunan produksi 0.88 persen. Karena pada intinya, kegiatan mekanisasi ini dilakukan adalah untuk melakukan efisiensi biaya produksi dan peningkatan kualitas produk, dan margin keuntungan yang diperoleh petani akan jauh lebih besar akibat peningkatan mekanisasi pertanian ini. Simulasi ini membawa pengaruh pada pengurangan kemiskinan sebesar 0.72 persen. 139 Pengurangan kebijakan impor komoditas pertanian sebanyak 50 persen ternyata membawa dampak yang baik terhadap produksi pertanian, investasi sektor pertanian, penyerapan tenaga kerja sektor pertanian, peningkatan harga pertanian dan mampu mengurangi tingkat kemiskinan. Kebijakan pengurangan impor komoditas pertanian ini akan membawa pengaruh meningkatnya harga komoditas pertanian, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan pendapatan petani. Perilaku impor komoditas pertanian yang dilakukan tentunya harus dipertimbangkan secara matang, karena apabila hal ini tidak dibendung maka akan membawa dampak buruk bagi daya saing komoditas pertanian lokal yang dihasilkan. Kebijakan peningkatan investasi di sektor pertanian membawa pengaruh yang positif terhadap pengentasan kemiskinan di pedesaan sebesar 2.18 persen. Kebijakan ini secara bersama-sama juga membawa pengaruh pada peningkatan produksi, penyerapan tenaga kerja, dan perbaikan tingkat harga, serta penguatan stok pangan nasional. Kebijakan ini juga mampu mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian sebesar 37.88 persen. Meskipun memiliki tingkat elastisitas yang rendah namun investasi di sektor pertanian membawa keberuntungan tersendiri, karena di sektor pertanian memiliki potensi sumberdaya tenga kerja yang cukup banyak. Peningkatan anggaran pemerintah di sektor pertanian sebesar 20 persen akan membawa pengaruh pada pengentasan kemiskinan sebesar 0.68 persen, meskipun dari hasil pendugaan parameter yang dilakukan anggaran belanja pemerintah ini tidak memberikan dampak positif bagi pengentasan kemiskinan. Namun ternyata simulasi dari kebijakan ini membawa dampak peningkatan produksi pertanian, investasi di sektor pertanian, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan harga 140 komoditas pertanian secara bersama-sama. Penting diperhatikan di sini bahwa kebijakan belanja pemerintah di sektor pertanian harus mempertimbangkan pula aspek perbaikan tingkat harga komoditas pertanian dan tidak hanya terfokus pada peningkatan jumlah produksi secara kuantitas. Simulasi kebijakan peningkatan tarif impor dan pengurangan pajak ekspor sebesar masing-masing sebesar 25 persen membawa pengaruh yang hampir sama pada pengurangan kemiskinan yaitu masing-masing sebesar 0.70 persen dan 0.73 persen. Dua simulasi kebijakan ini juga membawa pengaruh pada peningkatan produksi pertanian, investasi di sektor pertanian, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan harga. Khusus untuk simulasi kebijakan pengurangan pajak ekspor sebesar 25 persen membawa pengaruh yang cukup baik terhadap peningkatan ekspor sebesar 4.56 persen. Peningkatan tingkat upah riil ternyata membawa dampak yang positif terhadap pengentasan kemiskinan secara signifikan, yaitu sebesar 2.36 persen. Peningkatan upah riil ini memang di satu sisi membawa dampak rendahnya perubahan investasi di sektor pertanian, karena harga tenaga kerja akan semakin mahal yang pada akhirnya akan membawa pengaruh perubahan yang kecil pada peningkatan produksi pertanian yang hanya sebesar 0.14 persen, namun simulasi ini juga membuktikan adanya pengaruh peningkatan harga komoditas pertanian sebesar 2.65 persen. Kebijakan peningkatan upah riil ini membawa pengaruh pada pemerataan pendapatan sehingga mampu mempunyai pengaruh yang cukup signifikan pada pengentasan kemiskinan. Simulasi tunggal yang terakhir adalah penurunan suku bunga domestik sebesar 2 persen, kebijakan ini ternyata membawa dampak yang sangat baik bagi 141 pengentasan kemiskinan dan beberapa indikator ekonomi yang lainnya. Simulasi kebijakan ini membawa pengaruh pada pengentasan kemiskinan sebesar 1.11 persen. Dari simulasi kebijakan ini juga diperoleh peningkatan investasi di sektor pertanian yang cukup tinggi yaitu sebesar 23.84 persen. Peningkatan produksi sebesar 5.13 persen diimbangi dengan peningkatan harga sebesar 1.76 persen akan membawa tingkat keuntungan yang cukup baik bagi petani. Selain itu kebijakan ini juga membawa pengaruh pada perbaikan stok pangan nasional. Dengan pengurangan tingkat suku bunga sebesar 2 persen ternyata juga membawa pengaruh pada peningkatan GDP sektor pertanian dan GDP total masing-masing sebesar 7.01 persen dan 2.11 persen. Sementara itu tingkat inflasi mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 2.83 persen. Secara teori memang penurunan suku bunga akan mampu meningkatkan investasi yang cukup baik di berbagai sektor, namun yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat penurunan tabungan yang cukup tinggi pula. Maka dari itu hal ini perlu diikuti peningkatan konsumsi masyarakat yang tidak terlalu tinggi, sehingga secara proporsional akan tetap mempertahankan tingkat tabungan dan keseimbangan penawaran uang akan tetap terjaga.

6.3. Evaluasi Alternatif Kombinasi Kebijakan Pembangunan Pertanian