115 pajak ekspor dan indeks harga ekspor pertanian memberikan respon yang negatif.
Secara umum hampir semua peubah penjelas yang ada menunjukkan nilai elastis itas yang kecil atau inelastis dan tidak berpengaruh nyata karena memiliki
nilai peluang di atas 0.25, kecuali untuk peubah penjelas produksi pertanian selain memiliki pengaruh nyata terhadap perilaku ekspor komoditas pertanian sebesar
0.13, peubah ini juga memberikan respon yang elastis terhadap perilaku ekspor komoditas pertanian.
Respon positif yang diberikan oleh peubah produksi pertanian terhadap ekspor komoditas pertanian memiliki nilai elastisitas sebesar 1.31 dalam jangka
pendek dan 1.71 dalam jangka panjang. Artinya, dengan adanya penambahan produksi pertanian sebesar satu persen maka akan berakibat pada peningkatan
nilai ekspor komoditas pertanian sebesar 1.31 persen dalam jangka pendek dan 1.71 persen dalam jangka panjang. Selain itu harga pertanian dunia juga
mendorong ekspor komoditas pertanian, meskipun hanya memberikan respon yang inelastis.
5.2.6. Impor Komoditas Pertanian
Hasil pendugaan parameter pada ekspor komoditas pertanian dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12. Hasil Pendugaan Parameter Impor Komoditas Pertanian
Elastisitas Peubah Penjelas
Parameter Dugaan
Nilai Peluang
SR LR
Intersep 879.4443
0.7843 Nilai Tukar
0.031060 0.7921
Pajak Tarif Impor 0.033715
0.7794 Harga Pertanian Dunia
-0.65963 0.1744
-0.13039 -0.55897
Indeks Harga Impor Pertanian -13.8746
0.4904 Harga Komoditas Pertanian
703.5177 0.0969
2.110645 9.048194
Stok Pangan Nasional -0.41307
0.4465 Lag Impor Pertanian
0.766733 0.0588
R
2
= 0.84821 F Hitung = 8.78
DW = 2.246432
116 Persamaan perilaku respon impor komoditas pertanian tersebut dapat
dikatakan cukup baik, dimana nilai koefisien determinasinya R² = 0.85 dan uji statistik F
Hitung = 8.78, artinya bahwa peubah penjelas yang ada dalam persamaan mampu menjelaskan peubah endogennya dengan baik dengan tingkat
hubungan sebesar 85 persen. Dari Tabel 12 bisa diketahui bahwa respon positif impor komoditas
pertanian dipengaruhi oleh nilai tukar, pajak impor, dan harga komoditas pertanian dalam negeri. Sedangkan untuk harga pertanian dunia, indeks harga
impor komoditas pertanian dan stok pangan memberikan respon atau pengaruh yang negatif.
Peubah penjelas harga komoditas pertanian memiliki nilai peluang 0.09 jauh di bawah 0.25 sebagai angka toleransi, selain itu peubah ini memiliki nilai
elastisitas sebesar 2.11 untuk jangka pendek dan 9.04 untuk jangka panjang, hal ini berarti bahwa dengan adanya peningkatan harga komoditas pertanian satu
persen, maka akan memberikan respon elastis 2.11 persen dalam jangka pendek dan respon elastis sebesar 9.04 persen dalam jangka panjang terhadap perilaku
impor komoditas pertanian. Hal ini menunjukkan kuatnya perilaku impor yang dilakukan oleh importir dalam membaca peluang pasar di dalam negeri.
Sementara itu untuk tarif impor yang seharusnya memberikan pengaruh negatif pada perilaku impor ternyata tidak mengurangi nilai impor, hal tersebut
diduga akibat margin keuntungan yang masih tinggi yang bisa diperoleh importir. Namun yang menjadi kendala utama dalam mempengaruhi perilaku penurunan
nilai impor komoditas pertanian adalah tingginya harga pertanian dunia dan indeks harga komoditas pertanian. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil dugaan
117 parameter yang negatif pada kedua peubah tersebut, dan khusus untuk peubah
indeks harga impor pertanian memiliki nilai elastisitas yang tinggi. Sedangkan untuk peubah penjelas stok pangan nasional memberikan
respon yang negatif terhadap perilaku impor komoditas pertanian, hal ini sejalan dengan teori dan kondisi aktual. Namun peubah stok pangan ini tidak memberikan
pengaruh nyata pada perilaku impor komoditas pertanian.
5.2.7. Kemiskinan di Perkotaan