119
5.2.8. Kemiskinan di Pedesaan
Hasil pendugaan parameter pada kemiskinan di pedesaan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini.
Tabel 14. Hasil Pendugaan Parameter Kemiskinan di Pedesaan
Elastisitas Peubah Penjelas
Parameter Dugaan
Nilai Peluang
SR LR
Intersep 38.60594
0.2488 Tingkat Upah
-0.00003 0.0994
-0.5482 -0.86899
Pertumbuhan Ekonomi -0.62783
0.0314 -0.08903
-0.14113 Belanja Pemerintah di Sektor Pertanian
-3.48965 0.2072
-0.5257 -0.83332
Inflasi 0.03122
0.7048 Harga Pertanian
-4.93143 0.6499
Produksi Pertanian -8.55E-9
0.0916 -1.2E-05
-1.9E-05 Dummy Krisis Ekonomi
1.128666 0.6869
0.042645 0.067599
Lag Kemiskinan di Pedesaan 0.369147
0.1571 R
2
= 0.94638 F Hitung = 22.06
DW = 2.697835
Persamaan perilaku respon kemiskinan di pedesaan tersebut dapat dikatakan cukup baik, dimana nilai koefisien determinasinya R² = 0.95 dan uji
statistik F Hitung = 22.06, artinya bahwa peubah penjelas yang ada dalam
persamaan mampu menjelaskan peubah endogennya dengan baik dengan tingkat hubungan sebesar 95 persen.
Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa respon negatif kemiskinan di pedesaan dipengaruhi oleh tingkat upah, pertumbuhan ekonomi, belanja
pemerintah di sektor pertanian, harga komoditas pertanian dan produksi pertanian. Sedangkan untuk inflasi dan krisis ekonomi memberikan pengaruh positif
terhadap kemiskinan di pedesaan. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa tingkat upah mampu
memberikan respon negatif terhadap tingkat kemiskinan di pedesaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya respon elastisitas sebesar -0.55 dan -0.87 masing-
120 masing untuk respon elastisitas jangka pendek dan jangka panjang. Artinya,
dengan adanya peningkatan tingkat upah sebesar satu persen maka akan memberikan respon pengurangan tingkat kemiskinan di pedesaan sebesar 0.55
persen untuk jangka pendek dan untuk jangka panjang sebesar 0.87 persen. Hal tersebut sama dengan pertumbuhan ekonomi yang juga mampu memberikan
respon baik terhadap pengurangan kemiskinan di pedesaan, masing-masing memiliki respon elastisitas jangka pendek dan jangka panjang sebesar -0.09 dan
-0.14. Belanja pemerintah di sektor pertanian ternyata mampu memberikan
respon yang negatif terhadap kemiskinan di pedesaan, artinya dengan peningkatan belanja pemerintah di sektor pertanian sebesar satu persen, maka akan mampu
menurunkan tingkat kemiskinan di pedesaan sebesar 0.53 persen dalam jangka pendek dan 0.83 persen dalam jangka panjang.
Hasil pendugaan parameter peubah penjelas harga komoditas pertanian sebesar -4.93143, artinya dengan peningkatan indeks harga komoditas pertanian
sebesar satu level maka akan mampu menurunkan tingkat kemiskinan di pedesaan sebesar 4.9 persen. Untuk peubah produksi pertanian juga memberikan respon
yang negatif terhadap tingkat kemiskinan di pedesaan, meskipun nilai respon yang diberikan cukup kecil.
Sementara itu, untuk peubah penjelas inflasi dan krisis ekonomi memberikan respon positif terhadap tingkat kemiskinan di pedesaan, hal ini
sesuai dengan teori dan kondisi yang ada. Kedua peubah penjelas ini memberikan respon yang sama terhadap kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan.
121
5.2.9. Stok Pangan Nasional