Belanja Pemerintah di Sektor Pertanian GDP Sektor Pertanian

122 respon inelastis dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, yaitu masing-masing sebesar 0.35 dan 0.61. Sementara itu respon negatif yang diperoleh stok pangan nasional juga dipengaruhi oleh populasi penduduk. Sedangkan apabila dilihat dari angka parameter dugaan, maka dengan peningkatan populasi penduduk sebesar satu juta jiwa akan mengakibatkan berkurangnya sto k pangan nasional sebesar 8.09 ribu ton. Apabila stok pangan nasional tidak segera diperbaiki maka akan berakibat kerawan an pangan, hal ini disebabkan Indonesia termasuk dalam kategori negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi.

5.2.10. Belanja Pemerintah di Sektor Pertanian

Hasil pendugaan parameter pada belanja pemerintah di sektor pertanian dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini. Tabel 16. Hasil Pendugaan Parameter Belanja Pemerintah di Sektor Pertanian Elastisitas Peubah Penjelas Parameter Dugaan Nilai Peluang SR LR Intersep 0.433816 0.2101 Inflasi -0.01676 0.0003 -0.0414 -0.36564 Penerimaan Pemerintah -5.55E-7 0.6218 Dummy Krisis Ekonomi -0.07625 0.7277 Lag Belanja Pemerintah di Sektor Pertanian 0.886760 .0001 R 2 = 0.99121 F Hitung = 394.74 DW = 2.670983 Dari Tabel 16 dapat kita lihat bahwa hanya krisis ekonomi yang memberikan pengaruh paling besar atau respon positif yang cukup tinggi. Sementara itu untuk respon negatif diakibatkan oleh peubah inflasi dan penerimaan pemerintah. Semua peubah yang ada dalam persamaan ini 123 memberikan respon inelastis terhadap anggaran belanja pemerintah di sektor pertanian. Pada hasil pendugaan parameter krisis ekonomi, diperoleh nilai dugaan parameternya sebesar -0.07625. Artinya, dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, mengakibatkan berkurangnya anggaran pemerintah di sektor pertanian sebesar 0.07 milyar rupiah. Hal tersebut cukup ironis, meskipun pengurangan anggaran yang tidak terlalu signifikan, namun akan membawa dampak yang kurang baik pada pemulihan krisis khususnya berkaitan dengan penyelamatan dari kerawanan pangan, mengingat sektor pertanian merupakan penghasil pangan.

5.2.11. GDP Sektor Pertanian

Hasil pendugaan parameter pada GDP Sektor Pertanian dapat dilihat pada Tabel 17 dibawah ini. Tabel 17. Hasil Pendugaan Parameter GDP Sektor Pertanian Elastisitas Peubah Penjelas Parameter Dugaan Nilai Peluang SR LR Intersep 168296.3 0.0142 Tenaga Kerja Pertanian 1571.421 0.1916 0.529223 0.599996 Belanja Pemerintah di Sektor Pertanian 25820.63 .0001 0.861472 0.976677 Modal Sektor Pertanian 0.292503 0.8587 Investasi Pertanian 0.601478 0.0001 0.382269 0.433389 Konsumsi sektor Pertanian 1.597047 0.0769 0.458687 0.520028 Lag GDP Sektor Pertanian 0.117956 0.3184 R 2 = 0.96478 F Hitung = 54.78 DW = 2.517508 Persamaan perilaku respon GDP Sektor Pertanian tersebut dapat dikatakan cukup baik, dimana nilai koefisien determinasinya R² = 0.96 dan uji statistik F Hitung = 54.78, artinya bahwa peubah penjelas yang ada dalam persamaan mampu menjelaskan peubah endogennya dengan baik dengan tingkat hubungan sebesar 96 persen. 124 Respon positif terhadap GDP Sektor Pertanian dipengaruhi oleh tenaga kerja sektor pertanian, belanja pemerintah di sektor pertanian, investasi pertanian , modal sektor pertanian dan konsumsi sektor pertanian. Secara keseluruhan respon inelastis diberikan oleh peubah penjelas, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Respon positif terhadap GDP sektor pertanian yang dipengaruhi oleh tenaga kerja sektor pertanian, memiliki angka dugaan parameter sebesar 1571.421. Hal ini mengisyaratkan bahwa dengan penambahan satu ribu tenaga kerja di sektor pertanian maka akan mendorong tingkat GDP dari sektor pertanian sebesar 1571.421 milyar rupiah. Sementara itu dengan penambahan satu persen anggaran belanja pemerintah untuk sektor pertanian maka akan mendorong GDP dari sektor pertanian sebesar 0.86 persen dalam jangka pendek dan 0.97 persen dalam jangka panjang. Sementara itu untuk peubah penjelas investasi di sektor pertanian memberikan nilai respon elastisitas yang positif terhadap GDP sektor pertanian. Hal tersebut ditunjukkan dengan angka elastisitas sebesar 0.38 dan 0.43 masing-masing untuk jangka pendek dan jangka panjang. Selain memiliki pengaruh yang positif terhadap GDP sektor pertanian, peubah ini juga memiliki pengaruh nyata dengan nilai peluang sebesar 0.0001. 125

5.2.12. Penerimaan Pemerintah