Fungsi dan Pengelolaan Kawasan

5.1.2 Fungsi dan Pengelolaan Kawasan

Pada era pemerintahan Belanda, Gunung Meja memiliki fungsi sebagai pengatur tata air Hutan Lindung Hidrologis. Namun dalam perkembangannya serta dengan mempertimbangkan letak dan jarak dari kabupaten Manokwari maka dikembangkan berbagai fungsi kawasan baik untuk kepentingan masyarakat maupun lingkungan, antara lain: a. Fungsi pendidikan dan pelatihan di bidang kehutanan, b. Fungsi penelitian c. Taman HutanBotanical Garden, d. Tempat rekreasi untuk masyarakat di dalam maupun luar kabupaten Manokwari. Berdasarkan berbagai fungsi diatas maka pemerintah Belanda merencanakan akan memperluas areal hutan Gunung Meja menjadi 700 ha dengan cara penanaman pohon-pohon telah dilakukan dan sampai saat ini dapat dilihat hasilnya. Namun, realisasi pengelolaan yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan karena situasi politik yang mengharuskan pemerintah Belanda meninggalkan Nederland New Guinea Tanah Papua sekitar tahun 1960-an. Pada tahun 1963, kewenagan pengelolaan hutan Gunung Meja dialihkan dari pemerintah Belanda ke pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili pemerintah provinsi Irian Jaya pemerintah kabupaten Manokwari. Oleh pemerintah kabupaten Manokwari melalui Dinas Kehutanan, hutan Gunung Meja tetap dipertahankan sebagai kawasan lindung dengan fungsi utama adalah Hutan Lindung Hidrologis. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan kabupaten Manokwari dalam pengelolaan hutan Gunung Meja hanya sebatas pada pengawasan dan penyuluhan kepada masyarakat sekitar hutan. Pada tanun 1980-an, hutan Gunung Meja beralih fungsi dari Hutan Lindung menjadi Hutan Wisata c.q Hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja. Hal ini juga memberikan dampak kepada status pengelolaan yang tadinya berada pada Dinas Kehutanan kabupaten Manokwari dialihkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua II melalui Seksi Konservasi Wilayah I Manokwari. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh BKSDA kabupaten Manokwari sampai saat ini adalah sebagai berikut: a. Tahun 1982 dilakukan penataan batas kawasan oleh Sub Balai Planologi Kehutanan VI Maluku - Papua. Luas kawasan secara definitif adalah 460.25 ha dengan panjang Pal Tanda Batas kawasan adalah 10.97 Km. b. Tahun 1990 dilakukan Rekonstruksi Tata Batas Kawasan oleh Sub. Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Manokwari dengan luasan dan panjang pal batas yang sama pula. c. Kegiatan Pembangunan Home Stay Proyek Kawasan Lindung. d. Kegiatan Agroforestry dengan masyarakat di Kampung Ayambori. e. Kegiatan pemeliharaan pal batas secara partisipatif dengan masyarakat.

5.1.3 Keadaan Fisik Wilayah