BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ” Property” dan ”Tenure”
Istilah ”property” dan ”tenure” memiliki pengertian yang sama yaitu
menunjukkan relasi sosial yang terkait dengan kepemilikan atau penguasaan atas suatu objek atau benda Bruce, 1998. Istilah property sering digunakan oleh para
praktisi hukum lawyer khususnya di negara barat untuk menunjukkan konsep kepemilikan seseorang atas sesuatu. Sementara istilah tenure lebih banyak
digunakan oleh orang biasa untuk maksud yang sama tentang pengaturan yang terkait dengan akses dan kontrol atas tanah, pohon, air, dan sumberdaya alam
lainnya Afiff, 2002. Para ilmuan sosial memandang bahwa untuk situasi masyarakat seperti di
Asia, Afrika, dan Amerika Latin, istilah tenure dianggap lebih cocok dibandingkan dengan property. Alasannya, konsep property lebih cocok untuk
situasi dimana konsep kepemilikan cenderung pada kepemilikan individu dan yang bersangkutan memiliki hak penuh untuk menggunakan, menjual, membeli,
menggunakannya di bank, dan mengelola sesuai dengan keinginannya dengan kata lain memiliki secara penuh. Sedangkan untuk masyarakat di “Dunia
Ketiga”
5
dimana meskipun ada kepemilikan individu pada sesuatu benda contohnya lahan, tetapi individu tersebut tidak memiliki secara penuh. Sehingga
istilah tenure lebih cocok digunakan untuk menghindari kerancuan atas kepemilikan, penguasaan dan akses atas tanah dan sumber-sumber alam lainnya
pada negara-negara berkembang. Pengertian
tenurial atas tanah merupakan hubungan sosial baik berdasarkan norma yang berkembang dan hukum legal formal, maupun
berdasarkan kesepakatan atau kebiasan yang dipraktekkan masyarakat, diantara orang-orang, baik sebagai individu ataupun kelompok yang terikat dengan tanah.
Oleh karena itu hubungan tenurial atas tanah adalah sebuah institusi sosial, dalam hal ini diartikan sebagai aturan-aturan yang dibuat oleh manusia untuk mengatur
5
Istilah Dunia Ketiga mengacu pada negara-negara berkembang seperti kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin.
tingkah lakunya. Aturan-aturan tenurial menentukan bagaiman hak-hak atas tanah dialokasikan dalam masyarakat society. Temasuk pula, bagaimana akses
diberikan untuk hak-hak memanfaatkan, mengontrol, dan mengalihkan tanah, dimana didalamnya terkait pula tanggungjawab dan larangan-larangan. Sehingga
sistem tenurial tanah menentukan siapa yang dapat memanfaatkan, untuk jenis sumberdaya apa, untuk berapa lama, dan kondisi-kondisi seperti apa FAO, 2002.
2.2 Land Tenure