6.4.1 Peran Taman Wisata Alam Gunung Meja Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Sekitar Kawasan.
Manfaat yang diperoleh dari suatu kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja dapat berupa manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial. Secara ekonomi
kawasan ini memberikan pendapatan bagi masyarakat di sekitar kawasan baik dari pemanfaatan sumberdaya lahan maupun sumberdaya lainnya. Masyarakat sekitar
kawasan membuka ladang-ladang pertanian yang bervariasi letaknya zona inti, zona penyangga, dan zona transisi. Menurut Tim Fasilitasi PMP TWAGM
2004a bahwa proporsi penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian pada zona penyangga lebih besar dibandingkan di zona inti, namun lebih kecil dibandingkan
dengan zona transisi. Sistem perladangan masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Gunung
Meja dibagi menjadi dua yaitu sistem perladangan berpindah dan sistem perladangan tetap. Sisitem perladangan berpindah lebih sering dilakukan oleh
masyarakat adat Arfak sedangkan sistem perladangan tetap dilakukan oleh masyarakat non adat Arfak. Dasar pemikiran masyarakat adat Arfak
memberlakukan sistem perladangan berpindah berdasarkan pemahaman terhadap kondisi tanah. Dimana tanah yang diolah secara intensif akan menurunkan
produksi atau dengan kata lain sudah tidak subur lagi, atau dalam filosofi masyarakat adat Arfak
“Jika ibu atau mama diserap terus menerus air susunya, maka air susunya akan habis dengan begitu ibu atau mama akan mati”.
Secara umum peralatan yang digunakan untuk kegiatan pertanian oleh masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Gunung Meja tergolong sederhana,
antara lain: parang, kampak, sabit, tugal, pacul dan sekop. Semua peralatan yang dimiliki masyarakat sebagian besar diperoleh dengan membeli sendiri dan hanya
sebagian kecil saja yang diperoleh melalui bantuan pemerintah lewat program agroforestry.
Tabel 17.
Nilai Ekonomi Komoditi Holtikultura dan Perkebunan Yang Diusahakan Oleh Masyarakat di Sekitar Taman Wisata Alam Gunung
Meja.
Komoditi Jumlah Petani
KK Jumlah
kg Harga
Rp.kg Total
Rp.
Keladi 19
47.03 2400
2 144 568 Betatas
25 59.97
2400 3 598 200
Kasbi 21
60.91 2400
3 069 864 Jagung 6
23.13 2700
374 706
Cabe 5
32.87 11500
1 890 025 Daun Singkong
11 30.11
10000 3 312 100
Daun Pepaya 10
25.68 10000
2 568 000 Sawi
11 13.45
10000 1 479 500
Tomat 4
21.14 13100
1 107 736 Bayam 4
13.05 10000
522 000
Ketimun 1 20
10000 200
000 Jantung Pisang
1 7.5
4000 30 000
Pisang 12
94.79 2000
2 274 960 Durian
13 52.57
6700 4 578 847
Langsat 12
90 2700
2 916 000 Matoa
8 111.82
6900 6 172 464
Rambutan 7 53.33
2600 970
606 Pepaya 4
35.12 4250
597 040
Nangka 1 9
6700 60
300 Kakao
3 24.21
18700 1 358 181
Cengkeh 4
46.86 18500
3 467 640
Total 42 692 737
Sumber: Data Primer, 2007diolah
Komoditi pertanian yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat di sekitar Taman Wista Alam Gunung Meja adalah jenis umbi-umbian antara lain:
ubi jalar betatas, singkong kasbi, dan keladi. Ketiga jenis ini merupakan makanan pokok masyarakat adat Arfak selain beras.
Taman Wisata Alam Gunung Meja, selain dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pertanian atau kebun, kawasan ini juga merupakan sumber bahan
baku kayu, terutama untuk kebutuhan kayu bakar kebutuhan rumah tangga dan dijual, kayu untuk keperluan kebun dan kayu untuk pendirian pondok pada hari-
hari raya tertentu
30
. Kayu yang biasanya diambil oleh masyarakat di sekitar kawasan adalah kayu dengan diameter 5-10 cm serta kayu-kayu besar yang sudah
30
Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, Peringatan Masuknya Injil Pertama Kali di Tanah Papua 5 Feburai, Peringatan Natal dan Tahun Baru 25 Desember dan 1 Januari.
kering seperti: pohon jati dan matoa. Cara pengambilan kayu oleh masyarakat adalah:
1. Pembakaran pangkal pohon-pohon besar pada daerah perladangan
masyarakat, sepanjang jalan yang terdapat di dalam kawasan yang beraspal maupun jalan setapak, dan dalam petak tanaman.
2. Penebangan langsung dengan menggunakan kapak dan cahin-saw.
3. Pengambilan ranting-ranting kayu.
Gambar 15. Penebangan Kayu Dengan Cara Membakar Pangkal Pohon dan Penebangan dengan Menggunakan Kapak.
Lasamahu dalam Tim Fasilitasi PMP TWAGM 2004a bahwa total
pemungutan hasil hutan berupa sumberdaya kayu tiap kepala keluarga di Taman Wisata Alam Gunung Meja sebesar 269m
2
per tahun dengan distribusi pemakaian, 89.19 223m
2
untuk kayu bakar, 3.27 13m
2
untuk kayu bangunan, dan 7.53 33m
2
untuk kayu non bangunan. Lebih lanjut dikatakan bahwa jumlah kepala keluarga yang memanfaatkan sumberdaya kayu berupa kayu bakar sebesar
2 749 KK, kayu bangunan 232 KK, dan kayu non bangunan 101 KK. Dengan asumsi harga kayu bakar Rp. 30 000,-m
2
, kayu bangunan Rp. 500 000,-m
2
, dan kayu non bangunan Rp. 200 000,-m
2
, maka potensi sumberdaya kayu yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Gunung Meja tiap
tahunnya sebesar Rp. 20.63 miliar. Selain itu, berdasarkan fungsi alamiahnya, kawasan Taman Wista Alam
Gunung Meja merupakan daerah resapan air. Pada jaman pemerintahan kolonial Belanda di kawasan ini sudah dibangun fasilitas air bersih bangunan penangkap
air, reservoir, dan pipa transmisi serta aksesorisnya yang terdapat di lereng dan kaki Gunung Meja bagian selatan yang dikelolah oleh Resident Waterstaad Diens
RWD, namun karena kurangnya pemeliharaan maka fasilitas-fasilitas tersebut sebagian besar telah rusak. Menurut Taran 2003 bahwa sumber mata air yang
digunakan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Manokwari yang berasal dari kawasan ini sebanyak 7 sumber dengan data teknis sebagai berikut.
Tabel 18. Data Teknis Sumber Air Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Manokwari Yang Berasal dari Taman Wisata Alam Gunung Meja.
No. Nama Sumber
Elevasi m dpl
Kapasitas Sumber literdetik
1. Kwawi I
99 2
2. Kwawi II
89 1
3. Kwawi III
89 1
4. Indoki I
34 1.5
5. Indoki II
23 1
6. Indoki III
70 1
7. Kampung Ambon
41 1
Sumber: Taran, 2003.
Namun hingga saat ini hanya tinggal 2 sumber mata air yang digunakan oleh PDAM karena sumber-sumber air yang lain di klaim oleh masyarakat
setempat sebagai sumber air mereka. Sehingga terjadi penurunan pasokan air untuk kota Manokwari dari hutan ini melalui PDAM, dimana pada tahun 2003
PDAM mendapat pasokan dari hutan ini sebesar 10,28 tetapi pada tahun 2007 tinggal 8-9
31
.
6.4.2 Peran Taman Wisata Alam Gunung Meja Dalam Penyediaan Ruang “Spasial”.