6.3.2 tuk Kegiatan Pertanian dan Pemanfaatan Sumberdaya
leh Masyarakat Adat Arfak
kepem pemerintah daerah. Namun, kebijakan ini tidak mencakup transfer sumberdaya-
sumber
aru Untuk Kegiatan Pertanian dan Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya ayu Oleh Masyarakat Adat Arfak.
Hubungan Antara Pemberian Kompensasi Dengan Pembukaan Lahan Baru Un
Lainnya O
Kebijakan pemberian kompensasi memiliki arti bahwa ada transfer ilikan lahan land tenure di TWAGM dari masyarakat Arfak kepada
daya lainnya seperti: tanaman buah-buahan masyarakat Arfak durian, langsat, matoa, dan rambutan, flora, fauna, dan sumber air. Sehingga masyarakat
adat Arfak tetap memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya tersebut sama seperti sebelum adanya pembayaran kompensasi. Selain itu, implikasi dari kebijakan ini
menyebabkan masyarakat adat Arfak tidak memiliki kewenangan untuk melarang orang lain pekayu, penggali timbunan dan batu karang untuk memasuki kawasan
TWAGM. Tabel 11. Hubungan Antara Pemberian Kompensasi Dengan Pembukaan Lahan
B K
Pembukaan Lahan Baru Untuk Pertanian
Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya Kayu
Membuka Tidak
Membuka Meningkat Tetap Menurun
Dapat 9 2
32 7 4
23 5 18
Kompensasi Tidak Dapat
18 4 41 9
0 0 59 13
To l 2
6 0 0
18 4 ta
7 6 73 1
82 18 Sumber: Data Primer, 2007 dio
e kepa
syarakat adat Arfak uka
an pertanianperladangan oleh masyarakat adat Arfak disekitar kawasan Taman
isata
lah
Pemb rian kompensasi oleh pemerintah da ma
menyebab terhentinya
kan pemb
an lah baru untuk kegiatan
W Alam Gunung. Andigpoy masing-masing suku telah melarang dan tidak
memberikan ijin kepada kerabat dan masyarakat lainnya untuk membuka lahan untuk kegiatan apapun termasuk pembukaan lahan baru untuk kegiatan pertanian.
Namun, masyarakat tetap diijinkan untuk memanfaatkan lahan yang telah dibuka sebelum pemberian kompensasi untuk kegiatan pertanian.
Hasil hutan berupa kayu yang digunakan oleh masyarakat cenderung untuk kegiatan konsumtif kayu bakar, pembuatan pagar kebun, dan pondok-pondok
pada hari-hari tertentu
24
. Menurut hasil wawancara dengan aparat pemerintahan di BKSDA Seksi Konservasi Wilayah I Manokwari
25
menyatakan bahwa jenis kayu yang sering diambil oleh masyarakat adalah jenis kayu pada tingkat tiang dengan
diameter 3-20 cm. Menurut Leppe dan Tokede 2006 bahwa terdapat 89 spesies vegetasi tingkat tiang yang ada di Taman Wisata Alam Gunung Meja, namun tiap
tahun mengalami penurunan tingkat kerapatannya. Apabila aktivitas pengambilan tersebut tidak ditangani dengan cepat maka dikhawatirkan akan menyebabkan
perubahan struktur tegakan kearah tidak normal dan akan berdampak pada regenerasi alami jenis bersangkutan.
Tabel 12.
Hubungan Antara Pemb Sumberdaya Lainnya Flor
erian Kompensasi Dengan Pemanfaatan a dan Fauna Oleh Masyarakat Adat Arfak.
Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya Flora Fauna
Tatap Menurun Tatap Menurun Dapat
9 41 9
0 0 41
Kompensasi Tidak Dapat
0 0 9 13
0 0 13
5 59
Total 0 0
100 22 0 0
100 22
S er, 2
Tabel 13.
Hu Antara Pem
i D P
Buah-buahan dan Obat-obatan Oleh Masyarakat Adat Arfak.
umber: Data Prim 007 diolah
bungan berian Kompensas
engan emanfaatan Sumberdaya Lainnya
Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya Buah-buahan Obat-obatan
Tatap Menurun Tatap Menurun Dapat
32 3
7 9 2
27 6 14
Kompensasi Tidak Dapat
41 4
41 4
9 18
9 18
Total 73 16
68 15 27 6
32 7
S er, 2
h
Penurunan pemanfaatan s a flo
un uh kompensasi melainkan karena kelangkaan
i
umber: Data Prim 007diola
umberday ra dan fa
a oleh masyarakat adat Arfak bukan karena pengar
scarc ty. Menurut Leppe dan Tokede 2006 bahwa jumlah jenis palem dan rotan yang terdapat dalam kawasan ini sebanyak 11 jenis. Satu jenis palem yang
diduga akan terancam punah adalah jenis Gronophyllum sp karena jenis ini sering diambil oleh masyarakat untuk diperdagangkan. Untuk jenis anggrek juga
24
Hari Kemerdekaan Indonesia, Peringatan Masuknya Injil Pertama Kali di Tanah Papua, Peringatan Natal dan Tahun Baru.
25
Ellia Sada kepala seksi BKSDA wawancara 01 Juli 2007
mengalami penurunan populasi karena tingginya tingkat pengambilan oleh masyarakat pada periode 1987-1990 dengan tujuan sebagai tanaman hias. Jenis
anggrek yang terdapat di kawasan ini berjumlah 26 jenis. Salah satu jenis anggrek yang terdapat pada kawasan ini tergolong langka menurut Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dalam Leppe dan Tokede 2006 adalah jenis Phalaenopsis ambilis L. Blume.
Mess dalam Tim Fasilitasi PMP TWAGM 2004a mencatat bahwa hutan Gunung Meja memiliki 34 jenis burung dan 11 diantaranya merupakan jenis lokal
angsat Lanceum khas Manokwari lampiran 4. Selain itu Mess juga menemukan golongan
mamalia yaitu Babi Hutan Sus Cova dan Rusa Cervus timorensis. Tim Fasilitasi PMP TWAGM 2004a mengemukakan bahwa beberapa jenis burung
endemik di Taman Wisata Alam Gunung Meja sudah tidak ditemukan lagi, diantaranya Cenderawasih Kecil, Mambruk, Kakatua Kerdil, Nuri Kepala Hitam
dan Gagak Toreh. Sedangkan untuk golongan mamalia Babi Hutan dan Rusa juga tidak ditemukan lagi. Menurut penuturan kepala kampung Ayambori
26
bahwa sekitar tahun 1960-an sampai akhir 1970-an, babi hutan dan rusa merupakan hama yang sering menyerang tanaman masyarakat.
Tanaman buah-buahan yang umumnya di tanam oleh masyarakat adat Arfak adalah buah-buahan tanaman jangka panjang seperti L
domesticum, Durian Durio zibethinus, Rambutan Nephelium lapaceum, Mangga Mangivera indica, Alpokat Persia americana, Nangka Arthocharpus
integra dan Pisang Musa sp.. Selain itu masyarakat adat Arfak juga menanam tanaman perkebunan seperti Tanaman Kakao Theobroma cacao, Kopi
Coffea sp., Kelapa Cocos nucifera dan Cengkeh Eugenia sp.. Penanaman tanaman buah-buahan dan tanaman perkebunan merupakan salah satu bentuk agar
masyarakat adat Arfak tetap memiliki akses terhadap Taman Wisata Alam Gunung Meja.
26
Kornelius Mandacan wawancara tanggal 20 Juni 2007
6.3.3 Hubungan Antara Pemberian Kompensasi Dengan Pembukaan Lahan Baru Untuk Kegiatan Pertanian dan Pemanfaatan Sumberdaya
sekitar Taman Wisata Alam Gunung Meja terdiri dari etnik asli Manokwari dan
berian Kompensasi Dengan Pembukaan Lahan Baru Untuk Kegiatan Pertanian dan Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya
Lainnya Kayu
Lainnya Oleh Masyarakat Non Adat Arfak
Etnik-etnik yang bermukim pada kampung-kampung yang terdapat di
etnik pendatang. Etnik asli Manokwari terdiri dari suku Moile, Sough, Meyakh, dan Hatam. Sedangkan etnik pendatang umumnya berasal dari Sorong, Biak,
Serui, Makasar, Ambon, Buton, Toraja, dan Sumatera. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian oleh etnik pendatang menggunakan sistem perladangan
menetap. Selain itu, etnik pendatang juga memanfaatkan sumberdaya lain kayu dan non kayu yang terdapat di kawasan ini untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk dikomersialkan. Tabel 14. Hubungan Antara Pem
Kayu Oleh Masyarakat Non Adat Arfak.
Pembukaan Lahan Baru Untuk Pertanian
Pemanfaatan Sumberdaya Tidak
Membuka Membuka
Men run
ingkat Tetap Menu Dapat
0 0 0 0
0 0 0 0
Kompensasi Tidak Dapat
67 8 33 4
75 9 25 3
0 0 Total
67 8 33 4
75 9 25 3
0 0 S
Prim diolah
asa ma
t ak
pemerintah menyebabkan berubahnya perilaku masyarakat adat Arfak terhadap aman
umber: Data er, 2007
Pem han hak milik
inda pengu
an dari syaraka adat Arf
kepada
T Wisata Alam Gunung Meja. Dimana kawasan ini dulunya sangat dijaga
oleh masyarakat adat Arfak dari gangguan masyarakat lain, namun sekarang masyarakat adat Arfak membiarkan orang lain mengakses dan memanfaatkan
kawasan kayu dan non kayu tanpa ada larangan lagi. Menurut Maklon Saroy 20 thn yang tinggal di kampung Ayambori menyatakan bahwa masyarakat kota
mulai melakukan penebangan pohon di TWAGM dan mengangkutnya dengan truk Cahaya Papua, 2007.
Tabel 15.
Hubungan Antara Pemberian Kompensasi Dengan Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya Flora dan Fauna Oleh Masyarakat Non Adat
Arfak.
Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya Flora Fauna
Tatap Menurun Tatap Menurun Dapat
0 0 0 0
Kompensasi Tidak Dapat
0 0 0 12
8 1 11
10 92
Total 0 0
100 12 8 1
92 11
S er, 2
h
Tabel 16.
Hu Antara Pem
i D Pe
Buah-buahan dan Obat-obatan Oleh Masyarakat Non Adat Arfak.
umber: Data Prim 007diola
bungan berian Kompensas
engan manfaatan
Sumberdaya Lainnya Pemanfaatan Sumberdaya Lainnya
Buah-buahan Obat-obatan Tatap Menurun Tatap Menurun
Dapat 0 0
0 0 Kompensasi
Tidak Dapat 17
10 42
7 2
83 5
58 Total
17 2 83 10
42 5 58 7
S er, 2
h
Pema sumberdaya yang terdap
an lam
n dan obat-obatan oleh masyarakat
ompensasi Pembayaran Hak Ulayat Kayu dan Non Kayu di Taman Wisata Alam Gunung Meja.
adanya peralihan k lemb
umber: Data Prim 007diola
nfaatan at di Tam
Wisata A Gunung
Meja seperti flora, fauna, buah-buaha pendatang mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut bukan akibat dari
pemberian kompensasi tetapi lebih disebabkan oleh kelangkaan scarcity. Dimana permintaan terhadap flora dan fauna tidak sebanding dengan ketersediaan
sumberdaya tersebut di kawasan ini.
6.3.4 Efektivitas Pemberian K