6.1.6 Kampung Misi
Kampung Misi memiliki keragaman suku yang cukup tinggi yang dilihat dari beragamnya suku yang tinggal di kampung ini. Suku-suku yang berdiam di
kampung ini antara lain suku Arfak, Biak, Serui, Nabire, Sorong, Jawa, Toraja, Bugis, dan Ambon. Komposisi antara masyarakat asli Papua dengan masyarakat
pendatang menurut kepala kampung Misi Paulus Suprihari adalah 60:40. Mata pencaharian utama masyarakat di kampung Misi adalah dibidang
pemerintahan dan jasa. Untuk bidang pemerintahan mereka bekerja sebagai guru SD, SMP dan SMA yang ada di kampung ini. Sedangkan untuk sektor jasa
mereka mendirikan kios, warung makan, ojek, penjual pinang, dan sebagai penjual sayur. Selain itu menurut kepala kampung Misi bahwa ada masyarakat
dari Paniai dan Ayamaru yang melakukan kegiatan pertanian di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja. Hanya saja jumlah mereka sedikit dan
masyarakat tersebut tidak terdaftar sebagai penduduk di kampung ini. Rata-rata penghasilan masyarakat dari sektor pertanian di kampung Misi per bulannya
adalah Rp. 192 100,-. Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan Taman Wisata Alam
Gunung Meja hanya berupa ketersediaan air bersih. Ketergantungan ini sudah berlangsung lama dimana bak air yang ada di kampung ini telah dibangun sejak
pemerintahan Belanda tetapi kondisinya kini memprihatinkan. Selanjutnya dikatakan bahwa sebelum tahun 2000 masyarakat di kampung Misi
berkelimpahan air tetapi saat ini jika musim kemarau maka debit air menurun. Menurut kepala kampung Misi bahwa masyarakat sering bertengkar karena
persoalan air, dimana masyarakat ada yang mendapatkan air dan ada yang tidak tetapi persoalan ini telah diatasi dengan membuat jaringan aliran air baru
berdasarkan kesepakatan bersama.
6.1.7 Kampung Ambon Atas
Masyarakat yang tinggal di kampung ini memiliki keragaman suku yang sangat tinggi. Kampung ini dihuni oleh anggota PolisiTNI yang berasal dari
suku-suku seperti suku Jawa, Bugis, Sorong, Biak, Nabire, Serui, Jayapura,
Manado, Ambon dan Toraja. Rata-rata lama tinggal masyarakat di kampung Ambon Atas yaitu 23 duapuluh tiga tahun.
Ketergantungan masyarakat terhadap kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja hanya berupa sumber air bersih. Hal ini menyebabkan tingkat
pembukaan lahan untuk kegiatan pertanian masyarakat di sekitar kampung ini sangat kecil. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pertanian di kampung ini
dilakukan oleh masyarakat yang tidak terdaftar dalam kampung ini. Mata pencaharian masyarakat di kampung Ambon Atas rata-rata adalah
TNI dan ada sebagian masyarakat yang masih bergerak di sektor informal kios dan pertanian. Rata-rata penghasilan masyarakat dari sektor pertanian di kampung
Ambon Atas per bulannya adalah Rp. 250 000,-.
6.2 Kelembagaan Kepemilikan Lahan Land Tenure di Taman Wisata Alam