BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada pada kawasan Taman Wisata Alam Gunung Meja yang terletak di Kota Manokwari Provinsi Papua Barat dengan 7 tujuh
lokasi yang dipilih yaitu kampung Ambon Atas, Susweni, Ayambori, Misi, Brawijaya, Fanindi Bengkel Tan, dan Manggoapi. Penelitian ini
dilaksanakan selama 3 bulan Juni 2007-Agustus 2007.
Gambar 7. Lokasi Penelitian
4.2 Sumber Data
Data yang di kumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder yang diuraikan sebagai berikut:
Data Primer Data Primer diperoleh dengan cara observasi lapang dan wawancara
langsung dengan panduan kuesioner. Sumber responden dibatasi hanya pada masyarakat yang berada di sekitar kawasan, dan stakeholders yang memiliki
kepetingan di TWAGM seperti : 1 Bupati Kabupaten Manokwari, 2 Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, 3 Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari, 4
Balai Konservasi Sumberdaya Alam Seksi Konservasi Wilayah I Manokwari, 5 Bappeda Kabupaten Manokwari, 6 DPRD kabupaten Manokwari, 7 Lembaga
Swadaya Masyarakat yang berkaitan dengan Kehutanan, 8 Lembaga Masyarakat Adat Papua di Manokwari, 9 Tokoh Masyarakat dan Agama, 10 ketua RTRW,
11 Perguruan Tinggi, 12 Masyarakat adat Arfak; 13 masyarakat Papua dan Papua Barat, dan 14 masyarakat non Papua dan Papua Barat.
Data Sekunder Untuk data sekunder diperoleh instansi-instansi terkait seperti Bappeda,
Dinas Kehutanan Provinsi Irian Jaya Barat, Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari, Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari, Universitas Negeri
Papua, LSM, serta instansi lainnya. Data tersebut berupa dokumen-dokumen atau hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan dua level. Pertama, level untuk menentukan lokasi penelitian, dimana metode yang digunakan adalah proposive
sampling yang representatif dari 9 sembilan lokasi yang berdekatan dengan Taman Wisata Alam Gunung Meja. Jumlah lokasi yang dipilih adalah 7 tujuh
kampung antara lain Ayambori, Susweni, Manggoapi, Fanindi Bengkel Tan, Misi, Brawijaya dan Kampung Ambon Atas. Kampung-kampung tersebut dipilih
dengan mengacu kepada tiga kriteria, yaitu: 1 kampung-kampung tersebut terkait dengan TWAGM dan berada di dalam dan di luar kawasan; dimana
kampung Ayambori berada di dalam kawasan sedangkan kampung Susweni, Manggoapi, Fanindi, Misi, Barwijaya dan Kampung Ambon Atas berada di luar
kawasan; 2 kampung-kampung tersebut terdapat kelompok masyarakat adat Arfak dan masyarakat campuran masyarakat non Arfak baik dari suku yang
berada di Papua, Papua Barat maupun di luar kedua provinsi tersebut; dan 3 kampung-kampung tersebut ada yang mendapatkan dana kompensasi dan ada
kampung yang tidak mendapatkan. Kedua, level untuk menentukan responden, dimana jumlah responden
adalah 58 kepala keluarga KK. Metode pengambilan sample adalah proposive
sampling yang dapat mewakili populasi masyarakat yang ada dan memanfaatkan sumberdaya dari Taman Wisata Alam Gunung Meja. Pemilihan responden
didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu: 1 responden dapat mewakili masyarakat asli Arfak, Papua dan Papua Barat, dan masyarakat non Papua dan
Papua Barat; dan 2 responden dapat mewakili masyarakat yang memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian dan pemanfaatan sumberdaya lainnya di Taman
Wisata Alam Gunung Meja. Selain itu, responden juga berasal dari para stakeholder yang memiliki
kepentingan di Taman Wisata Alam Gunung Meja. Pengambilan responden menggunakan metode snowball Bupati Kabupaten Manokwari, Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi Papua Barat, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari, Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam Seksi Konservasi
Wilayah I Manokwari, Bappeda Kabupaten Manokwari, DPRD Kabupaten Manokwari, Lembaga Masyarakat Adat papua di Manokwari WWF Kabupaten
Manokwari, NRM Kabupaten Manokwari, Rektor Universitas Negeri Papua, dan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua.
4.4 Metode Analisis Data