2. Kekuatan Pemasok
PT.  Ultrajaya  mendapatkan  pasokan  bahan  baku  susu  segar  dari  hasil peternakan  di  Jawa  Barat.  Jumlah  populasi  sapi  perah  provinsi  Jawa  Barat  yang
semakin  bertambah  dengan  rata-rata  pertumbuhan  5,05  persen  mulai  dari  tahun 2002  hingga  tahun  2006  Tabel  25.  Selain  itu,  kualitas  susu  yang  masih  kurang
baik menyebabkan kekuatan pemasok untuk tidak begitu kuat. Menurut  Pearce  dan  Robinson  1997,  salah  satu  indikasi  kekuatan
pemasok  dapat  dilihat  dari  ketergantungan  industri  sebagai  pelanggan  penting bagi  pemasok.  Melihat  hal  ini,  kerjasama  yang  telah  di  bina  selama  30  tahun
antara  perusahaan  dengan  pemasok  menjadi  penyebab  kecilnya  kekuatan pemasok. Selain dari pada itu, produksi susu pemasok rata-rata 80 persen diserap
oleh industri pengolahan susu segar.
Tabel 25. Populasi Sapi Perah Provinsi Jawa Barat Tahun
Jumlah ekor
Pertumbuhan
2002 91.219
2003 95.513
4,71 2004
98.958 3,61
2005 92.770
-6,25 2006
109.601 18,14
Rata-rata pertumbuhan 5,05
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2006
3. Kekuatan Pembeli
Produk  perusahaan  telah  mendapat  penghargaan  “Superbands  Asia’s  Top 1000”  menunjukkan  kualitas  produk  perusahaan  yang  bermutu  telah  diakui  baik
nasional  dan  internasional.  Proses  teknologi  yang  canggih  sehingga  manfaat  gizi dari  susu  tetap  terjaga  dapat  dirasakan  oleh  konsumen.  Kualitas  produk  yang
bermutu tinggi serta manfaat susu UHT yang lebih menyebabkan kekuatan tawar- menawar dari pembeli sangat kecil.
4. Produk Substitusi
Produk  susu  substitusi  dari  susu  UHT  yaitu  susu  bubuk  dan  susu  kental manis.  Produk  susu  yang  lebih  di  konsumsi  oleh  masyarakat  Indonesia  adalah
produk  susu  kental  manis  dan  susu  bubuk.  Hal  ini  dapat  dilihat  pada  tingkat konsumsi susu kental manis dan susu bubuk masih lebih tinggi dibandingkan susu
cair  pabrik  seperti  susu  UHT  Tabel  8.  Konsumsi  susu  cair  pabrik  pada  tahun 2007  sebesar  221,6  mltahun  perkapita.  Konsumsi  ini  jauh  lebih  kecil  jika
dibandingkan  dengan  konsumsi  susu  kental  manis  sebesar  4.910,4  mltahun  dan susu bubuk sebesar 4.018,1 mltahun perkapita pada tahun 2007.
5. Pesaingan Antar Perusahaan dalam Industri
Tinggi  atau  rendahnya  persaingan  antar  perusahaan  dalam  industri  dapat dilihat dari jumlah peserta pesaing yang banyak dan kurang-lebih setara dalam hal
ukuran dan kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Perusahaan menilai tinggi  atau  rendahnya  kekuatan  perusahaan-perusahaan  pesaing  dalam  industri
susu cair melalui penguasaan pangsa pasar perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri susu cair.
Perusahaan  menilai  kekuatan  pesaing  tidak  terlalu  besar  hal  ini  dapat  di lihat  pada  Gambar  8.  Dalam  gambar  tersebut  terlihat  bahwa  pesaing-pesaing
lainnya  tidak  dapat  menguasai  pasar  lebih  dari  20  persen.  Hal  ini  menunjukkan bahwa  perusahaan  tidak  berhadapan  dengan  pesaing  dengan  kekuatan  yang
sebanding.
Pangsa Pasar Susu Cair Nasional Tahun 2007
58,0 10,1
9,1 2,9
15,7 3,6
0,6
Ultrajaya Primajafpa
FFI Fonterra
AIMI Others
Nestle
Gambar 8 : Pangsa Pasar Susu Cair Nasional Sumber    : PT. Ultrajaya
5.3 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Identifikasi terhadap lingkungan internal pemasaran perusahaan dilakukan untuk  mengetahui  faktor-faktor  yang  menjadi  kekuatan  dan  kelemahan
perusahaan  dalam  memasarkan  susu  UHT.  Identifikasi  faktor-faktor  internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, melihat data-
data internal perusahaan.  Identifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. Ultrajaya Tbk dapat dilihat pada Tabel 26.
5.3.1 Kekuatan
Variabel-variabel kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu : a.
Loyalitas SDM yang tinggi dan berkualitas Sumberdaya  manusia  yang  dimiliki  perusahaan  dinilai  sebagai  aset
yang  penting  dan  berharga  bagi  keberlangsungan  perusahaan.  Maka  dari  itu, perusahaan  sangat  memperhatikan  kesejahteraan  karyawannya.  Perhatian
yang tinggi dari perusahaan ini menghasilkan sikap loyalitas yang tinggi dari karyawannya.  Hal  ini  terbukti  dengan  70  persen  dari  jumlah  karyawan yang
10  tahun  telah  melayani  perusahaan.  Loyalitas  karyawan  ini  merupakan kekuatan  yang  dimiliki  oleh  perusahaan.  Selain  dari  itu,  perusahaan  terus
melakukan peningkatan kualitas karyawan melalui pelatihan-pelatihan.