5.1.2 Keuangan
Perusahaan pada saat ini telah menerapkan sistem pencatatan keuangan yang baik. Sistem pencatatan yang dilakukan saat ini sesuai dengan sistem
akuntansi pada umumnya. Hal ini dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan tiap tahunnya. Selain dari pada itu,
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan diaudit oleh aduditor eksternal seperti akuntan publik. Laporan keuangan yang diterbitkan juga dapat dilihat para
pemegang saham. Kondisi keuangan perusahaan dapat dianalisis dari rasio-rasio keuangan
perusahaan David, 2004. Tiga rasio-rasio keuangan yang dapat dianalisis yaitu : 1.
Rasio Likuiditas Menurut Pearce Robinson 1997, rasio likuiditas digunakan sebagai
indicator kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka penddeknya. Rasio likuiditas yang sering digunakaan adalah rasio lancar
current ratio. Jika dilihat dari rasio lancar, maka keadaan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya cukup baik. Hal ini dapat dilihat rasio
lancar current ratio perusahaan pada tahun 2006 adalah 118,45 persen yang berarti untuk tiap satu rupiah perusahaan berhutang, perusahaan mempunyai
1,18 harta lancar yang tersedia. Jika rasio lancar dibawah angka satu maka perusahaan memiliki masalah dalam hutang jangka pendeknya
4
. Hal ini berarti perusahaan pada tahun 2006 tidak memiliki masalah dalam mengembalikan
hutang jangka pendeknya karena memilki rasio lancar lebih besar dari satu atau 100 persen yaitu 118,45 persen Lampiran 1.
4
Wikipedia 2008. Current Ratio http:en.wikipedia.orgwikiCurrent_ratio 18 Juni 2008
2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas ini menganilisis seberapa besar kegiatan operasional perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. Rasio solvabilitas dapat di ukur
dari utang dengan total harta yang dimiliki oleh perusahaan Debt To Total Asset Ratio. Jika dilihat dari parameter ini maka perbandingan hutang
perusahaan dengan harta asset yang dimiliki oleh perusahaan semakin kecil dimana pada tahun 2002 perbandingannya adalah 48,36 persen menjadi 34,77
persen pada tahun 2006 Lampiran 1. 3.
Rasio Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan ini mengukur bagaimana kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonomi dalam industri. Parameter yang dapat dilihat yaitu : Penjualan sales. Jika dilihat dari pertumbuhan penjualan susu UHT,
maka penjualan susu UHT mengalami rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 16,20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat
mempertahankan posisinya di industri susu UHT Tabel 16.
Tabel 16. Volume Penjualan Susu UHT PT. Ultrajaya Tbk
Tahun Volume
1000 liter Pertumbuhan Penjualan
2002 32.565
2003 36.221
11,23 2004
38.994 7,66
2005 47.957
22,99 2006
56.280 17,36
2007 68.546
21,79 Rata-rata pertumbuhan
16,20
Sumber : PT. Ultrajaya Tbk, 2007
5.1.3 Proses Produksi dan Operasi