61
Pembagian zona agroekologi berbasis elevasi 700 m dpl dan ≥ 700 m
dpl di hulu DAS Jeneberang didasarkan pada perbedaan iklim suhu dan curah hujan yang berhubungan dengan dominansi tanaman hortikultura. Data curah
hujan 10 tahun terakhir terdapat pada Tabel Lampiran 20 dan 21. Sedangkan pengamatan suhu dilakukan hanya selama penelitian di lapang berlangsung hanya
untuk mengetahui perbedaan suhu pada dua zona agroekologi. Pada zona agroekologi dengan elevasi 700 m dpl, tanaman hortikultura yang dominan
ditanam atau diusahakan oleh petani adalah buah-buahan seperti rambutan, mangga, durian, pisang, jeruk, dan lain-lain. Sedangkan pada zona agroekologi
≥ 700 m dpl, tanaman hortikultura yang dominan ditanam oleh petani adalah
sayuran seperti kentang, kubis, bawang daun, tomat, buncis, sawi, wortel, dan lain sebagainya. Peta penyebaran masing-masing zona agroekologi di hulu DAS
Jeneberang disajikan pada Gambar 4.
5.3.2. Satuan Lahan pada Setiap Zona Agroekologi di Hulu DAS
Jeneberang
Satuan lahan merupakan satuan hamparan lahan yang mempunyai karakteristik yang hampir sama. Satuan lahan dibentuk berdasarkan kesamaan
kemiringan lereng, jenis tanah, dan elevasi. Peta yang digunakan adalah peta jenis tanah, kemiringan lereng, dan elevasi.
Hasil overlay tumpang tepat peta jenis tanah, peta kemiringan lereng dan peta elevasi pada areal hulu DAS Jeneberang diperoleh 55 satuan lahan Gambar
Lampiran 1. Ada 28 satuan lahan di areal hulu DAS Jeneberang digunakan sebagai pertanaman hortikultura buah-buahan dan sayuran, dan 20 satuan lahan
diantaranya yang ditanami tanaman hortikultura sayuran yang terletak pada lahan dataran tinggi zona agroekologi pada elevasi
≥ 700 m dpl, sedangkan 8 satuan lahan yang ditanami tanaman hortikultura buah-buahan yang terletak pada lahan
dataran rendah zona agroekologi elevasi pada 700 m dpl. Letak masing- masing satuan lahan di daerah penelitian disajikan pada Gambar 5. Sedangkan
jenis tanah, kemiringan lereng, elevasi, dan luas masing-masing satuan lahan disajikan pada Tabel 6.
Luas lahan yang masuk kategori dataran rendah zona agroekologi pada elevasi 700 m dpl adalah 14.842,00 ha dan terbagi dalam 8 satuan lahan.
62
Sedangkan luas lahan yang tergolong dataran tinggi zona agroekologi pada elevasi
≥ 700 m dpl adalah 16.177,60 ha dan terbagi dalam 20 satuan lahan. Luas total lahan yang diperkirakan dimanfaatkan untuk lahan pertanian tanaman
hortikultura adalah 31.019,60 ha. Jenis tanah di lokasi penelitian yaitu Inseptisol, Ultisol, Alfisol, dan Oksisol, dengan kemiringan lereng landai sampai curam.
5.3.3. Karakteristik Fisik Lahan di Hulu DAS Jeneberang
Karakteristik fisik lahan di hulu DAS Jeneberang meliputi kemiringan lereng, kepekaan erosi, kedalaman tanah efektif, tekstur tanah, permeabilitas,
drainase, ketersediaan air, batuan di permukaan tanah, dan batuan tersingkap. Hasil pengamatan di lapangan dan analisis di laboratorium disajikan pada Tabel 7.
Data hasil analisis tanah di laboratorium disajikan pada Tabel Lampiran 3 dan 4. Kemiringan lereng pada hulu DAS Jeneberang berada antara landai, agak
miring, miring, agak curam, dan curam. Kemiringan lereng suatu lahan sangat berpengaruh terhadap erosi yang terjadi. Semakin miring suatu lereng maka
semakin besar erosi yang terjadi, dan sebaliknya semakin landai maka semakin kecil erosi yang terjadi. Hal ini bisa dilihat pada parameter kepekaan erosi. Erosi
yang terjadi di hulu DAS Jeneberang berkisar dari ringan, sedang, agak berat, berat, dan sangat berat. Lahan dengan kemiringan lereng landai, erosi yang terjadi
masuk kategori ringan, agak miring erosinya sedang, kemiringan lereng miring erosinya agak berat, agak curam erosinya berat, dan kemiringan curam maka erosi
yang terjadi yaitu sangat berat. Kedalaman tanah efektif merupakan kedalaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Kedalaman tanah efektif pada lahan berlereng di hulu DAS
Jeneberang yaitu sedang 50 – 90 cm sampai dangkal 25 – 50 cm. Kedalaman
tanah sangat mempengaruhi perkembangan akar tanaman. Perkembangan akar tanaman sangat menentukan pruduktivitas tanamannya.
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah di lahan berlereng di hulu DAS Jeneberang agak bervariasi
yaitu halus, agak halus, dan sedang. Tanah bertekstur halus meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Tanah bertekstur agak halus meliputi tekstur
lempung liat berpasir, lempung berliat, dan lempung liat berdebu. Sedangkan tanah bertekstur sedang meliputi tekstur lempung, lempung berdebu, dan debu.
63
Gambar 4. Peta zona agroekologi berbasis elevasi di hulu DAS Jeneberang.
64
GGambar 5. Peta satuan lahan homogen pada setiap zona agroekologi berbasis elevasi di hulu DAS Jeneberang.
65
Tabel 6. Jumlah dan luas satuan lahan di hulu DAS Jeneberang berdasarkan jenis tanah, kelas lereng dan ketinggian tempat
No. Satuan
lahan Kode
Satuan Lahan
Jenis Tanah Kelas
Lereng Ketinggian
Tempat m dpl Luas ha
Zona Agroekologi pada Elevasi 700 m dpl 17
PL1 Dystropepts
8 700
2.232,33 18
PL2 Dystropepts
8 – 15
700 396,04
19 PL3
Dystropepts 15
– 25 700
106,94 30
PL4 Tropohumults
8 700
4.044,18 32
PL5 Tropohumults
8 – 15
700 3.563,59
34 PL6
Tropohumults 15
– 25 700
4.295,81 36
PL7 Tropohumults
25 – 40
700 149,96
44 PL8
Tropudults 25
– 40 700
53,15 Zona Agroekologi pada Elevasi
≥ 700 m dpl 6
SP1 Tropudalfs
8 ≥ 700
934,86 7
SP2 Tropudalfs
8 – 15
≥ 700 1.532,61
9 SP3
Tropudalfs 15
– 25 ≥ 700
397,10 11
SP4 Tropudalfs
25 – 40
≥ 700 72,05
12 SP5
Dystrandepts 8
≥ 700 323,55
13 SP6
Dystrandepts 8
– 15 ≥ 700
1.438,33 14
SP7 Dystrandepts
15 – 25
≥ 700 1.713,96
15 SP8
Dystrandepts 25
– 40 ≥ 700
1.311,41 16
SP9 Dystrandepts
40 ≥ 700
138,94 23
SP10 Humitropepts
8 – 15
≥ 700 2.030,35
25 SP11
Humitropepts 15
– 25 ≥ 700
2.102,28 27
SP12 Humitropepts
25 – 40
≥ 700 429,35
39 SP13
Tropudults 8
≥ 700 501,34
41 SP14
Tropudults 8
– 15 ≥ 700
1.128,17 43
SP15 Tropudults
15 – 25
≥ 700 602,25
45 SP16
Tropudults 25
– 40 ≥ 700
425,08 49
SP17 Haplorthoxs
8 ≥ 700
459,16 51
SP18 Haplorthoxs
8 – 15
≥ 700 197,26
53 SP19
Haplorthoxs 15
– 25 ≥ 700
260,65 55
SP20 Haplorthoxs
25 – 40
≥ 700 178,90
Jumlah 31.019,60
Permeabilitas tanah di lahan berlereng hulu DAS Jeneberang berkisar dari lambat, agak lambat, sedang, sampai agak cepat. Kategori lambat,
permeabilitasnya kurang dari 0,5 cmjam, kategori agak lambat permeabilitasnya 0,5 sampai 2,0 cmjam, kategori sedang permeabilitasnya 2,0 sampai 6,25 cmjam,
dan kategori agak cepat permeabilitasnya 6,25 sampai 12,5 cmjam.
66
Gambar 6. Peta kelas kemampuan lahan di hulu DAS Jeneberang.
67
Tabel 7. Karakteristik fisik dan morfologi lahan di hulu DAS Jeneberang Satuan
Lahan Lereng
Erosi Kedalaman
Tanah Tekstur Permeabilitas Drainase
Ketersediaan Air
Batuan Dipermukaan
Batuan Tersingkap
PL1 Landai
Ringan Sedang
Halus Sedang
Agk baik Sedang
Sedikit Tdk ada
PL2 Agak miring
Sedang Sedang
Agk hls Lambat
Agk baik Sedang
Sedikit Tdk ada
PL3 Miring
Agk brt Sedang
Halus Agak lambat Agk baik
Sedang Sedikit
Sedikit PL4
Landai Ringan
Sedang Halus
Agak lambat Agk baik Sedang
Sedikit Tdk ada
PL5 Agak miring
Sedang Sedang
Halus Sedang
Agk baik Sedang
Sedikit Tdk ada
PL6 Miring
Agk brt Sedang
Agk hls Sedang
Agk baik Sedang
Sedikit Sedikit
PL7 Agak curam
Berat Dangkal
Halus Agak lambat Agk baik
Sedang Sedikit
Sedikit PL8
Agak curam Berat
Dangkal Halus
Lambat Agk baik
Sedang Sedikit
Sedikit SP1
Landai Ringan
Sedang Halus
Agak cepat Baik
Baik Sedikit
Tdk ada SP2
Agak miring Sedang
Sedang Halus
Sedang Baik
Baik Sedang
Tdk ada SP3
Miring Agk brt
Sedang Halus
Sedang Baik
Baik Sedang
Tdk ada SP4
Agak curam Berat
Dangkal Halus
Sedang Baik
Baik Sedang
Tdk ada SP5
Landai Ringan
Sedang Sedang
Agak lambat Baik
Baik Sedikit
Tdk ada SP6
Agak miring Sedang
Sedang Sedang
Sedang Baik
Baik Sedikit
Tdk ada SP7
Miring Agk brt
Sedang Sedang
Sedang Baik
Baik Sedang
Tdk ada SP8
Agak curam Berat
Dangkal Agk hls
Sedang Baik
Baik Sedang
Tdk ada SP9
Curam Sgt brt
Sedang Sedang
Agak cepat Baik
Sedang Sedang
Tdk ada SP10
Agak miring Sedang
Sedang Sedang
Agak lambat Baik
Sedang Sedang
Tdk ada SP11
Miring Agk brt
Sedang Sedang
Sedang Baik
Sedang Sedang
Tdk ada SP12
Agak curam Berat
Dangkal Sedang
Sedang Baik
Baik Sedang
Tdk ada SP13
Landai Ringan
Sedang Agk hls Agak lambat
Baik Baik
Sedikit Tdk ada
SP14 Agak miring
Sedang Sedang
Agk hls Sedang
Baik Baik
Sedang Sedikit
SP15 Miring
Agk brt Sedang
Halus Lambat
Agk baik Baik
Sedang Sedikit
SP16 Agak curam
Berat Dangkal
Agk hls Lambat
Agk baik Baik
Sedang Sedikit
SP17 Landai
Ringan Sedang
Sedang Lambat
Agk baik Baik
Sedang Tdk ada
SP18 Agak miring
Sedang Sedang
Halus Lambat
Agk baik Baik
Sedang Sedikit
SP19 Miring
Agk brt Sedang
Halus Sedang
Baik Baik
Sedang Sedikit
SP20 Agak curam
Berat Dangkal
Halus Agak cepat
Baik Baik
Sedang Sedikit
68
Drainase tanah di lahan berlereng hulu DAS Jeneberang berkisar dari baik sampai agak baik. Drainase baik artinya tanah mempunyai peredaran udara baik.
Seluruh tanah dari atas sampai ke bawah berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu. Drainase agak baik artinya
tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian
atas lapisan bawah sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah. Ketersedian air tanah menunjukkan jumlah air yang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Ketersediaan air di area hulu DAS Jeneberang berkisar dari sedang sampai baik, artinya air cukup tersedia bagi
tanaman. Namun di musim kemarau berkepanjangan, air yang tersedia tidak mencukupi bagi kebutuhan tanaman.
Batuan di permukaan merupakan bahan kasar atau batuan kecil berdiameter 7,5 cm sampai 25 cm jika berbentuk bulat, atau sumbu panjangnya
berukuran 15 cm sampai 40 cm jika berbentuk gepeng. Banyaknya batuan kecil di permukaan tanah di area penelitian berkisar dari sedikit sampai sedang. Batuan di
permukaan kategori sedikit artinya jumlah batuan berkisar 0 sampai 15 volume tanah, sedangkan kategori sedang artinya jumlah batuan dipermukaan tanah
berkisar 15 sampai 50 volume tanah. Pada kategori sedang, dapat berpengaruh pada pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman agak terganggu.
Batuan tersingkap merupakan batuan yang sebagian kecil muncul dipermukaan dan sebagian besar terdapat dalam tanah. Batuan tersingkap pada
area hulu DAS Jeneberang berkisar dari tidak ada sampai sedikit. Kategori tidak ada artinya kurang dari 2 permukaan tanah tertutup oleh batuan yang muncul
dipermukaan tanah. Sedangkan kategori sedikit artinya 2 sampai 10 permukaan tanah tertutup oleh batuan tersingkap, sehingga agak mengganggu
pengolahan tanah dan penanaman.
5.3.4. Klasifikasi Kemampuan Lahan di Hulu DAS Jeneberang